Menjalankan bisnis yang unik sekaligus berbeda memang tidak mudah. Salah satunya bisnis replika makanan (dummy food). Di Indonesia, bisnis ini tergolong baru dan jarang ditemukan. Tak heran bisnis ini sulit berkembang karena pasar yang belum teredukasi. Arief Cahyadi, Manajer Cabang Art Dummy wilayah Bali, menjabarkan tiga kiat menyukseskan bisnis unik ini. Apa saja?
Replika Makanan ArtDummy |
Pertama, menerapkan sistem jemput bola atau door to door. Aktifitas tersebut jauh lebih efektif untuk memberikan penerangan tentang produk yang ingin ditawarkan. Menurutnya, bisnis replika makanan termasuk bisnis yang belum populer di Indonesia. Banyak pelaku bisnis food and beverage (F&B) yang belum menyadari pentingnya keberadaan replika makanan sebagai salah satu komponen penting bisnis yang dikembangkan. “Selain meningkatkan selera makan, dummy food bisa menjadi komunikator ke para pengunjung tentang makanan yang disajikan,” jelas Arief.
Kedua, rutin berpatisipasi dalam pameran F&B. Karena bisnis yang dikembangkan cukup unik, maka pengusaha replika makanan harus rajin mempromosikan keahlian dan produknya di berbagai ajang pameran. Dengan begitu, akan banyak orang yang mengetahui keberadaan bisnis seni ini. “Di Korea dan Jepang, bisnis ini berkembang cukup pesat. Banyak restoran yang memakai jasa pengrajin untuk mendongkrak angka kunjungan ke kedai mereka,” Arief menambahkan.
Strategi terakhir adalah melakukan riset sebelum memulai bisnis di suatu wilayah. Katanya, bisnis replika makanan sebenarnya memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar. Hal itu didukung oleh beberapa fakta. Misalnya, jumlah pertumbuhan restoran atau kedai di kota-kota besar, semakin meningkatnya bisnis F&B, kekayaan makanan Nusantara, hingga kegemaran masyarakat Indonesia yang doyan makan.
Untuk itu, sebelum membuka bisnis, pengusaha seharusnya melakukan penelitian terkait ekonomi suatu daerah, daya beli, hingga meneliti bisnis F&B lokal. “Replika makanan adalah produk pendukung bisnis F&B. Jika bisnis F&B disuatu daerah tidak bagus, maka bisnis replika makanan juga akan terkena dampak. Nah, pengrajin harus jeli melihat peluang itu, “ Arief menguraikan. Arief sendiri telah menjadi Manajer Cabang Art Dummy Bali selama dua tahun. Art Dummy adalah perusahaan penghasil replika manakan terkemuka di Indonesia. Perusahaan yang didirikan oleh Stefanus Susanto ini sudah mengerjakan hampir seluruh pesanan replika makanan restoran dan kedai di Indonesia. Di Bali, Art Dummy menggandeng 6 klien besar. Harga satu produknya mulai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. (EVA)
♣ Swa
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.