JAKARTA - Pengembangan geothermal atau panas bumi di Indonesia akan memasuki babak baru. Ini terkait dengan keberhasilan Pertamina Geothermal Energy (PGE) menggandeng Pemerintah Selandia Baru dan Bank Dunia dalam pengembangan panas bumi di Indonesia.
Presiden Direktur PT PGE Slamet Riadhy mengatakan, Pertamina meluncurkan program investasi energi panas bumi sebesar 1.000 megawatt (MW). "Ini adalah yang terbesar di dunia," ujarnya Senin (18/6).
Menurut Slamet, proyek tersebut merupakan kerjasama dengan Pemerintah Selandia Baru yang menyediakan dana hibah senilai USD 6,95 juta untuk bantuan teknis, serta fasilitas pendanaan dari Bank Dunia senilai USD 300 juta untuk mengembangkan pembangkit listrik dengan kapasitas 150 MW. "Proyek ini dilakukan di wilayah Sumatera dan Sulawesi," katanya.
Slamet mengatakan, bantuan teknis yang didanai oleh hibah dari Pemerintah Selandia Baru akan memperkuat kapabilitas PGE melalui pelatihan, pertukaran ilmu dan pembangunan kapasitas. Pemerintah Selandia Baru juga berencana mendukung industri secara lebih luas melalui Program Bantuan Industri Geothermal yang saat ini masih dalam tahap persiapan.
Stefan Koeberle, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, mengatakan bahwa pengembangan energi panas bumi sangat penting bagi Indonesia untuk mencukupi kebutuhan listrik sekaligus mengoptimalkan potensi energi ramah lingkungan. "Apalagi, pemerintah Indonesia sedang giat mengembangkan energi terbarukan," ucapnya.
Menurut Koeberle, saat ini energi geothermal adalah satu-satunya energi yang mampu menggantikan tenaga berbasis batu bara. Energi geothermal adalah sumber daya energi yang bersih dan dapat diandalkan, dan tersedia di daerah-daerah dimana kebutuhan energi kian signifikan dan terus menkingkat.
Data Kementerian ESDM menunjukkan, potensi energi panas bumi Indonesia tercatat sekitar 29 ribu MW yang merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia atau sekitar 40 persen dari potensi dunia. Namun, meski memiliki potensi yang sangat besar, pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih sangat minim.
Saat ini, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) baru mencapai 1.226 MW atau 4,2 persen dari potensi panas bumi Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah sudah merencanakan pengembangan PLTP tahun 2010-2016 sebesar 3.967 MW, melalui program Pembangkit Listrik 10.000 MW tahap II. (owi/kim)
♣ Jpnn
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.