Robot bergerak berdasarkan pembacaan perbedaan warna putih dan hitam
Robot tikus (Juna Sanbawa/ VIVAnews) |
VIVAnews - Sebanyak 14 Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bantul, DIY mengikuti lomba robot tingkat SMP. Lomba ini digelar di gedung Dakwah Muhammadiyah, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu 27 Juni 2012.
Dari 14 robot yang dipertandingkan ada sebuah robot yang cukup menarik perhatian pengunjung, yaitu robot karya 3 pelajar dari siswi SMP Muhammadiyah, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Robot ini dinamai Mupybot atau singkatan dari Muhammadiyah Piyungan Robot.
Robot memang tidak secepat robot line follower analog (LNA) lain saat menyusuri lintasan. Namun dengan bentuk menyerupai tikus bergerak, menarik banyak pengunjung untuk melihatnya. Mupybot ini dilengkapi tiga roda yang dikemas menyerupai tikus, mempunyai ekor yang terbuat dari karet warna merah.
Sedangkan, tubuhnya terbuat dari styrofoam. Bagian tersebut ditempeli potongan-potongan benang warna coklat mirip bulu tikus sawah.
“Mupybot ini dapat bergerak berdasarkan pembacaan perbedaan warna putih dan hitam pada jalur khusus itu,” kata Puji Astuti, siswi kelas 2 SMP Muhammadiyah Piyungan, pembuat robot.
Ia membuat robot bersama dengan dua temannya, yaitu Nita Rohani dan Santi Rahayu yang sama-sama kelas VIII serta guru pembibingnya Akhid Nuryadin. Mereka mempersiapkan Mupybot ini selama 1 minggu menjelang perlombaan.
“Ide mengemas robot LNA ini dalam bentuk tikus ini juga mendadak. Meski tidak terlalu cepat, paling tidak akurasinya dalam menyusuri perlintasan dapat diunggulkan,” ujar Puji.
Nita Rohani mengatakan, perakitan robot LNA di sekolahnya terbilang masih baru. Namun sistem robot LNA tidak asing di sebagian siswanya. Sebab, sejak kelas 1 sudah ada ekstrakurikuler elektronika.
“Jadi, siswa sudah paham beberapa bagian penyusun LNA. Mulai dari sensor, transistor, osilator, dan sebagainya,” ujar Nita.
Sugito, Wakil ketua Badan Koordinasi Sekolah (BKS) Bantul, menerangkan meski baru pertama digelar, lomba robot tingkat SMP itu sudah diikuti14 sekolah. Tiap sekolah mengajukan satu kelompok dari tiga siswa dansatu guru pembimbing.
“Semoga lomba semacam ini bisa terus berlanjut di masa mendatang. Sebab, robot memegang peranan penting di zaman modrn. Pelajar dari Bantul jangan sampai ketinggalan,” ujarnya.
Dari 14 robot yang dipertandingkan ada sebuah robot yang cukup menarik perhatian pengunjung, yaitu robot karya 3 pelajar dari siswi SMP Muhammadiyah, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Robot ini dinamai Mupybot atau singkatan dari Muhammadiyah Piyungan Robot.
Robot memang tidak secepat robot line follower analog (LNA) lain saat menyusuri lintasan. Namun dengan bentuk menyerupai tikus bergerak, menarik banyak pengunjung untuk melihatnya. Mupybot ini dilengkapi tiga roda yang dikemas menyerupai tikus, mempunyai ekor yang terbuat dari karet warna merah.
Sedangkan, tubuhnya terbuat dari styrofoam. Bagian tersebut ditempeli potongan-potongan benang warna coklat mirip bulu tikus sawah.
“Mupybot ini dapat bergerak berdasarkan pembacaan perbedaan warna putih dan hitam pada jalur khusus itu,” kata Puji Astuti, siswi kelas 2 SMP Muhammadiyah Piyungan, pembuat robot.
Ia membuat robot bersama dengan dua temannya, yaitu Nita Rohani dan Santi Rahayu yang sama-sama kelas VIII serta guru pembibingnya Akhid Nuryadin. Mereka mempersiapkan Mupybot ini selama 1 minggu menjelang perlombaan.
“Ide mengemas robot LNA ini dalam bentuk tikus ini juga mendadak. Meski tidak terlalu cepat, paling tidak akurasinya dalam menyusuri perlintasan dapat diunggulkan,” ujar Puji.
Nita Rohani mengatakan, perakitan robot LNA di sekolahnya terbilang masih baru. Namun sistem robot LNA tidak asing di sebagian siswanya. Sebab, sejak kelas 1 sudah ada ekstrakurikuler elektronika.
“Jadi, siswa sudah paham beberapa bagian penyusun LNA. Mulai dari sensor, transistor, osilator, dan sebagainya,” ujar Nita.
Sugito, Wakil ketua Badan Koordinasi Sekolah (BKS) Bantul, menerangkan meski baru pertama digelar, lomba robot tingkat SMP itu sudah diikuti14 sekolah. Tiap sekolah mengajukan satu kelompok dari tiga siswa dansatu guru pembimbing.
“Semoga lomba semacam ini bisa terus berlanjut di masa mendatang. Sebab, robot memegang peranan penting di zaman modrn. Pelajar dari Bantul jangan sampai ketinggalan,” ujarnya.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.