Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin menilai, industri pertahanan Indonesia sudah bangkit dari keterpurukan.
Hal itu setelah, ia berkeliling melihat langsung proses kerja tiga perusahaan yang membuat alutsista TNI AD, AL, dan AU.
Sjafrie menerangkan, kunjungannya ke PT Pindad, Bandung menunjukkan
bahwa produksi Panser Anoa dan Komodo sudah melebihi 300 unit.
Padahal, kapasitas produksi Pindad hanya 80 unit per tahun. Belum lagi,
pihaknya juga sudah memberi order Pindad untuk melakukan retrofit bodi
dan mesin AMX-13 sebanyak 400 unit. Dengan diperbaruinya persenjataan,
teknologi dan mesin kelas ringan tersebut maka tidak ada keraguan lagi
bahwa Pindad sudah bisa bersaing di tingkat regional untuk memasarkan
produknya. "Kita masih butuh 200 panser lagi, dan semoga perusahaan bisa
menjawabnya dengan meningkatkan produksi plus teknologi kendaraan
tempur ini," kata Sjafrie, Rabu (18/6).
Penilaian yang sama juga diberikannya kepada PT Dirgantara Indonesia
(DI). Mabes TNI AU melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan), kata dia,
sudah mempercayakan PT DI untuk membuat pesawat CN 235 sebanyak sembilan
unit. Nantinya, keberadaan pesawat angkut sedang tersebut akan
menggantikan Fokker 27.
Saat ini, kata dia, pengerjaan pesawat CN 235 kedelapan sudah hampir
selesai. Tentu saja pesawat kesembilan juga menyusul untuk diproduksi.
Melihat kinerja PT DI yang tepat waktu, ia menyebut, tidak ada keraguan
lagi bahwa industri pertahanan di bidang penerbangan Indonesia telah
menuju jalan kesuksesan.
"Industri pertahanan kita sudah bangkit. PT DI dan Pindad sudah memasuki
periode bangkit dan siap bersaing untuk memasarkan produknya ke luar
negeri," kata pensiunan jenderal bintang tiga itu.
Komitmen pemerintah untuk memajukan industri pertahanan tidak melulu
ditujukan kepada BUMN. Menurut Sjafrie, Kemenhan juga sudah memberi
kontrak kerja PT Daya Radar Utama (DRU) Shipyard untuk menyelesaikan
pembangunan landing ship tank (LST) senilai Rp 180 miliar. Perusahaan
yang memiliki galangan di Bandar Lampung itu sudah berkomitmen
menyelesaikan LST pada September mendatang.
"Perusahaan ini merupakan representasi perusahaan swasta yang ikut
diajak untuk menghidupkan lagi industri pertahanan. Selesainya kapal ini
akan menjadi momen kebangkitan industri pertahanan negara dan swasta,"
ujar Sjafrie.
Mantan pangdam Jaya itu tidak berlebihan. Menurut dia, kehadiran LST
sangat dinantikan untuk mengangkut MBT Leopard 2A4++ ke berbagai pulau di
Indonesia. Satu unit LST memang hanya mampu memuat 10 tank kelas berat.
"Namun, ini yang pertama kalinya dimiliki Indonesia. Ini sejarah baru,
nanti perlu dipertimbangkan untuk membuat lagi karena MBT Leopard yang
akan datang di atas 100 unit dan perlu kapal pengangkut lebih banyak,"
ujar Sjafrie.Danlanud Husein Mengantar Wamenhan Kunker ke PT DI Wamenhan
beserta rombongan mendarat di Lanud Husein Sastranegara tepat pukul
07.30 WIB dengan menggunakan pesawat CN 295 dari Skadron Udara 2 Halim
Perdanakusuma dengan penerbang Letkol Pnb Destiyanto.
Pada kunjugan kerja seharinya Wamenhan beserta rombongan menijau PT DI
dan PT Pindad. Setibanya di PT DI Wamenhan yang didampingi Danlanud
Husein Sastranegara menuju hanggar CN 295 yang merupakan tempat
pembuatan pesawat CN 295.
Dalam kesempatannya Andi Ali Sabana selaku Direktur Struktur PT DI
memberikan penjelasan tentang kesiapan PT DI dalam menerima pesanan
pesawat dari TNI maupun dari negara lain kepada Wamenhan.
Setelah meninjau PT DI Wamenhan beserta rombongan menuju PT Pindad guna melanjutkan kunjungan kerja satu harinya di Bandung.
Purnarupa P8 Light Tank SSE
-
*D*ari website X robe_1807 diposkan purnarupa kendaraan militer terbaru
produksi perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya) di Tangerang,
Banten.
R...
3 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.