Menanti Bandara Kertajati Pengganti Husein SastranegaraPertumbuhan penumpang pesawat udara tak pernah ada habisnya. Tahun ke tahun terus meningkat. Itu membuat pemerintah mengebut beberapa proyek bandar udara penunjang, salah satunya Bandara Kertajati, di Majalengka Jawa Barat.
Bandara Kertajati, fungsinya nanti akan menggantikan bandara yang kini menjadi tumpuan penumpang udara di Bandung, Jawa Barat yaitu Husein Sastranegara. Husein sendiri keadaannya sudah cukup penuh, juga infrastukturnya kurang mendukung. Tak hanya itu, bandara ini merupakan bandara militer milik TNI.
"Yang jelas nanti ini (Kertajati) jadi, penerbangan sipilnya semua kita pindah semua dan kita kembalikan ke militer," kata Direktur Kebandarudaraan Kementerian Perhubungan, Bambang Tjahjono kala ditemui detikFinance di kantornya, Rabu (18/6/2014).
Saat ini, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan tengah membangun sisi udara bandara, pembuatan runway sepanjang 3.000x60 meter. Prosesnya sudah mencapai 40%.
Sementara pembangunan infrasturktur sisi udara lainnya seperti taxiway, apron dan lainnya menunggu penyelesaian pembangunan sisi darat yang akan dilakukan oleh Pemda Jabar.
Pemda Jabar sendiri kini tengah membebaskan tanah. Tahun 2013, tanah seluas 700 hektar telah dibebaskan, tahun ini akan dibebaskan menjadi 1.000 hektar, hingga nanti, bandara ini akan berdiri di atas lahan seluas 2.000 hektar.
"Landasan kita kerjakan tapi 2 layer saja. Kalau itu kita selesaikan yang lain belum jadi, itu akan dipakai trek-trekan itu. Rusak dong nanti. Kita men-trigger supaya Pemda cepat mulai," jelas Bambang.
Pembangunan bandara ini atas usulan Pemda Jabar untuk menggantikan fungsi dari Bandara Husein Sastranegara. Bandara seluas 2.000 hektar ini akan dilengkapi dengan akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, juga akses kereta. Luas terminalnya sendiri mencapai 60.000 meter persegi yang bisa menampung 5-6 juta penumpang.
Bandara ini ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2018 termasuk segala infrastuktur pendukungnya.
(zul/ang)Alasan Bandara Pengganti Husein Sastranegara Dibangun di MajalengkaProvinsi Jawa Barat akan punya Bandara Kertajati di Majalengka yang nantinya disebut Bandara Internasional Jawa Barat sebagai pengganti Bandara Husein Sastranegara.
Ada alasan khusus mengapa Majalengka menjadi lokasi dibangunnya bandara tanah parahyangan ini.
"Ini akan menjadi gerbang Jawa Barat," ungkap Direktur Kebandarudaraan Kementerian Perhubungan, Bambang Tjahjono kepada detikFinance di kantornya, Rabu (18/6/2014).
Dia memaparkan, ada beberapa faktor yang menjadikan Majalengkan adalah lokasi yang cocok untuk bandara seluas 2.000 hektar ini. Pertama adalah pembebasan lahan yang cenderung tak banyak kendala.
"Mungkin kalau ada satu lokasi yang tidak mudah dibebaskan nggak jadi-jadi. Kebetulan pemprov ataupun pemkab Majelangka tidak menemui kesulitan. Relatif nggak ada kendala," tambahnya.
Pembebasan lahan yang dilakukan pemda saat ini baru terselesaikan 700 hektar, dari rencana pembangunan bandara dan kawasannya seluas 2.000 hektar.
Faktor lainnya adalah bandara ini akan memiliki akses yang beragam. Di antaranya akses kereta jalur Pantura selain rencana kereta khusus bandara nantinya.
"Juga terkoneksi dengan rencana tol yang ada, Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan)," ungkapnya.
Diharapkan dengan beroperasinya bandara ini, penumpang pesawat udara bisa memiliki pilihan. Khususnya, penumpang yang berdomisili di Jawa Barat dan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Sehingga dari Cirebon, Indramayu, Tegal, utara lah bisa pakai bandara itu. di samping jalan daratnya Sumedang, Majalengka, jadi dia pintu gerbangnya Jabar."
"Memang dicari lokasi yang mengurangi beban di Bandung metropolitan," tutupnya.Bandara Kertajati Siap Didarati Pesawat JumboJawa Barat akan memiliki bandara internasional pada 2018 yang terletak di Majalengka. Bandara yang disebut Bandara Kertajati atau Bandara Internasional Jawa Barat memiliki spesifikasi landasan pacu yang siap dilandasi pesawat-pesawat jumbo.
Landasan pacu alias runway di Bandara Kertajati memiliki panjang 3.000 meter (3 km) dan lebar 60 meter. "Panjang landasannya 3 km, lebarnya cukup. Nanti kita siapkan untuk pesawat yang terbesar," kata Direktur Kebandarudaraan Kementerian Perhubungan, Bambang Tjahjono saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (18/6/2014).
Bambang menyebut, pesawat-pesawat jumbo seperti Airbus A380, Boeing 747, atau Boeing 777 bisa mendarat di bandara ini. Pasalnya, tingkat kekerasan serta panjang dan lebar dari runway sudah memenuhi standar yang bisa didarati pesawat jumbo jet.
"Kategori landasan untuk pesawat 747 itu 4E. A380 itu 4F. Jadi selain panjang lebar, strength. Kalau 747 bisa, otomatis A380 bisa," terangnya.
Khusus untuk pesawat A380, ada persyaratan khusus agar bisa mendarat dan menurunkan penumpang di bandara ini, yaitu tambahan garbarata. "Dia (A380) kan double decker dari depan sampai belakang," ujar Bambang.
Untuk tahap 1 yang akan beroperasi 2018, belum ada rencana untuk membuat spesifikasi garbarata agar bisa dikoneksikan dengan pesawat Airbus A380. "Tahap 1 belum, gampang terminalnya. Tapi tergantung demand," ucapnya.(zul/hds) Selama 5 Tahun, Bandara Kertajati Sempat Sepi InvestorPembangunan Bandar Udara Kertajati di Majalengka sempat tak diminati investor. Selama 5 tahun, proyek ini tak menarik bagi para penanam modal.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Kebandarudaraan Kementerian Perhubungan Bambang Tjahjono kala berbincang dengan detikFinance, Rabu (18/6/2014).
"Tahun 2005, waktu itu dilakukan penetapan lokasi. Pemda mengatakan dia akan bangun pendanaan. Tapi setelah 5 tahun nggak ada yang mau investasi," ungkapnya.
Bambang menilai, proyek ini tak menarik saat ditawarkan pada investor karena kala itu pembebasan tanah belum dilakukan. "Waktu itu tanahnya belum bebas semua. Sekarang yang sudah bebas 700 hektar, mereka akan melanjutkan 1.000 hektar, nanti sampai 2.000 hektar," paparnya.
Karena tak diminati, pemerintah daerah meminta bantuan pemerintah pusat untuk membangun sisi udara dari bandara ini. Maka diputuskan, sisi udara dibangun pemerintah pusat, sisi darat dibangun pemda.
"Setelah 5 tahun nggak ada yang mau investasi, pemda meminta pemerintah pusat, yang sisi udaranya dibiayai oleh pemerintah pusat. Kita biayai untuk prasarana sisi udara. Jadi dari 2013 kita sudah biayai," terangnya.
Namun kini, lanjut Bambang, sudah ada investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di Bandara Kertajati. Investor tersebut adalah Samsung Construction and Trading Corp dari Korea Selatan.
"Sekarang kan ada kelihatannya yang saya lihat Samsung Group itu berminat. Dia sudah membicarakan dengan gubernur Jawa Barat. Berminat untuk investasi, membangun," tuturnya.(zul/hds) Ada Bandara Majalengka, Proyek Bandara Karawang Tetap DilanjutkanRencana pembangunan Bandara Karawang, Jawa Barat (Jabar) sempat menjadi perdebatan karena dianggap berdekatan dengan rencana pembangunan Bandara Kertajati, Majalengka Jabar.
Kini, rencana Bandara Karawang masih dalam tahap perizinan tata ruang. Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk mendapatkan izin pengalihan fungsi lahan. Pembangunan lahan bandara ini disebut-sebut akan menggunakan sebagian hutan produksi milik Perum Perhutani.
"Sedang kita urus tata ruangnya. Sudah kita ajukan ke Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional di Menko. Nanti kita akan coba masukkan tata ruangnya dalam tata ruang nasional. Kalau sudah gitu kan gampang. Tinggal nanti bicara dengan Kemenhut untuk alih fungsi hutan produksinya ke bandara. Sudah ngirim surat ke Kemenhut, prinsip bisa tapi harus ditukar," kata Direktur Kebandarudaraan Kemenhub Bambang Tjahjono kepada detikFinance Rabu (18/6/2014).
Ia menjelaskan, rencana pembangunan Bandara Karawang adalah untuk memenuhi kebutuhan layanan pesawat udara yang terus meningkat. Pada prinsipnya, Provinsi DKI Jakarta sebagai kota metropolitan harus memiliki 2 bandara komersial yang besar.
"Soetta (Soekarno-Hatta) proyeksinya tahun 2020 itu ada 70 juta orang penumpang per tahun," katanya.
Bandara Karawang digadang-gadang akan menjadi bandara terbesar di Indonesia, bandara ini akan dibangun di atas lahan seluas 3.000 hektar.
Dari sisi udara, akan dibuat 4 landasan pacu (runway). Lebih banyak di antara bandara-bandara di Indonesia yang kini maksimal hanya memiliki 2 landasan pacu yaitu di Soekarno-Hatta dan Makassar.
"Tahap awal dua landasan dulu. Nanti dicanangkan akan menjadi 4. Ini besar. Kan kalau bangun bandara itu perencanaannya 100 tahun ke depan," terang Bambang.
Pemerintah dalam membangun proyek ini akan meminimalisir porsi pendanaan dari APBN. Dimungkinkan nanti pembiayaannya akan menggandeng pihak swasta dengan skema Public Private Partnership (PPP). Pasalnya, hitungan kasar Banbang, proyek ini akan memakan investasi puluhan triliun rupiah.
"Sekitar Rp 30 triliun," tambahnya.
Dalam rencana pemerintah, bandara ini akan mulai dioperasikan pada tahun 2020. Sehingga masyarakat di kawasan Jakarta khususnya di perbatasan antara Jakarta dengan Jawa Barat memiliki pilihan Bandara Soekarno-Hatta dengan Bandara Karawang.
"Kalau tata ruangnya disetujui, itu besar," tutupnya.
★ detik
Purnarupa P8 Light Tank SSE
-
*D*ari website X robe_1807 diposkan purnarupa kendaraan militer terbaru
produksi perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya) di Tangerang,
Banten.
R...
3 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.