Yogyakarta ☆ Sebanyak 60 peneliti Indonesia dan Amerika Serikat yang tergabung dalam konsorsium US-Indonesia Partnership Program (USIPP) merancang program penelitian bersama dengan tema besar pembangunan berkelanjutan dan membangun masyarakat tangguh.
"Penelitian bersama itu akan difokuskan pada lima bidang yakni eco-art, keanekaragaman hayati, biologi kelautan, energi, pangan, air, kesehatan, pemahaman lintas budaya dan hubungan internasional, dan manajemen risiko bencana," kata Steering Committee Workshop USIPP Ahmad Agus Setiawan di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, program penelitian bersama tersebut melibatkan enam perguruan tinggi Indonesia dan enam perguruan tinggi Amerika Serikat (AS).
Perguruan tinggi Indonesia yang terlibat adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga, dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Enam perguruan tinggi AS adalah Chatham University, Lehigh University, Miami Dade College, Northern Illinois University, University of Michigan, dan University of Washington.
"Kegiatan itu merupakan lokakarya USIPP pertama untuk dosen dan peneliti dari universitas anggota konsorsium USIPP. Lokakarya ditujukan untuk meningkatkan kolaborasi riset di antara universitas anggota USIPP," katanya.
Ia mengatakan dalam kegiatan itu para peneliti akan berdiskusi tentang peluang kerja sama penelitian yang mungkin dikerjakan ke depan. Hasil diskusi akan dituangkan dalam bentuk abstraksi penelitian.
"Hasil diskusi akan dituangkan dalam konsep paper penelitian. Ke depan hasil diskusi tersebut juga diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian dan diterapkan di masyarakat," katanya.
Vice President for International Affairs Lehigh University Mohamed S El-Aasser mengatakan lokakarya itu dilakukan untuk membentuk pengetahuan baru dalam upaya menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat.
"Riset yang akan dilakukan nanti difokuskan pada bidang-bidang yang memiliki dampak langsung ke masyarakat secara luas. Riset dilakukan dengan asas resiprositas dan saling melengkapi sehingga tidak ada yang mendikte riset harus seperti apa," katanya.(B015/M008)
★ Antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.