Kunker Menperin di Makassar Menteri Perindustrian Saleh Husin mendengarkan penjelasan Direktur Industri Alat Transportasi Darat selaku Komisari PT Industri Kapal Indonesia (IKI) Soerjono mengenai proses produksi kapal disaksikan Dirut PT IKI Saiful Abdat Bandung Bismoro di Makassar, Senin, (3/8).(Kemenperin.go.id) ○
Menteri Perindustrian Saleh Husin menghendaki industri galangan kapal se-nusantara mampu berkembang seperti galangan kapal di Batam, Kepulauan Riau.
"Secara total ada 250 galangan kapal se-Indonesia, sementara 105 di antaranya ada di Batam kemudian sisanya ada di daerah lain. Padahal Indonesia perlu banyak kapal produksi dalam negeri," kata Saleh Husin di PT Industri Kapal Indonesia (IKI), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Saleh Husin menjelaskan faktor yang menjadikan industri galangan kapal di Batam unggul karena adanya fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) dan PPN nol persen.
"Selama ini Batam berkembang karena mendapatkan fasilitas BMDTP dan PPN sehingga tidak kena potongan 5-22 persen atau rata-rata 17 persen," kata Menperin.
Sementara untuk galangan kapal di luar Batam harus merasakan PPN 10 persen sehingga kesulitan bersaing dengan Batam yang juga menjadi zona perdagangan bebas.
"Ketika yang di luar Batam mau ikut bersaing, mereka sudah kalah duluan dengan Batam," imbuh Menperin.
Untuk itu Kemenperin sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Kelautan Perikanan, dan Kementerian Perhubungan untuk menyepakati pembebasan PPN bagi perusahaan galangan kapal di luar Batam.
"Pasar bebas ASEAN sebentar lagi sehingga perlu secepatnya (pembebasan PPN). Ini akan menjadi kegembiraan bagi industri kapal dalam negeri," katanya.
Selain itu, Menperin berharap PT IKI bisa memimpin industri galangan kapal untuk Indonesia Timur bahkan sampai ekspor.
"Untuk ekspor kenapa tidak? Namun untuk permulaan kami harap PT IKI bisa menguasai operasi di wilayah timur Indonesia," pungkas Saleh Husin. Indonesia masuki era terbaik industri galangan kapalKRI Kujang 642 produksi PT Palindo, Batam. Merupakan kapal cepat rudal andalan Armabar TNI AL [pr1v4t33r] ○
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan industri galangan kapal Indonesia akan memasuki era terbaiknya karena pemerintah menargetkan Indonesia akan menjadi poros maritim dunia dengan cara optimalisasi transportasi laut.
“Ini membuka optimisme kami, terutama rekan-rekan pengusaha galangan dan pekerjanya. Ini juga menegaskan bahwa saat ini merupakan era terbaik bagi industri perkapalan," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
"Artinya pemerintah bukan hanya berwacana memberikan keberpihakan, tapi lebih dari itu, Presiden berani mengambil langkah konkret mewajibkan pembelian kapal dari domestik,” imbuh Saleh Husin.
Menperin berada di Sulawesi Selatan mengunjungi sejumlah pusat industri dan salah satunya galangan kapal milik PT Industri Kapal Indonesia (IKI) yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN).
Saleh Husin berpendapat perkapalan berperan penting dalam konektivitas antar wilayah Indonesia sehingga industri ini harus mampu menopang pengembangan armada kapal nasional baik melalui pembangunan kapal baru maupun jasa reparasi.
PT Industri Kapal Indonesia yang berdiri sejak 1977 sudah membuat kapal, reparasi kapal, alat apung dan produk jasa lain dalam rangka diversifikasi usaha.
Perusahaan ini memiliki dua unit produksi yaitu unit galangan Makassar dan Bitung, Sulawesi Utara. Beberapa kapal besar yang telah dibangun ialah KM Makassar yang merupakan kapal full container 4.180 DWT, Kapal Patroli KRI Andai TNI AL, Ferry Ro-Ro (600 GT), Kapal Perintis yang melayani angkutan barang dan penumpang (750 DWT).
“Lokasi dua unit galangan IKI juga strategis. Yang Makassar sebagai poros lalu lintas komoditas, logistik dan penumpang Indonesia barat-timur dan Bitung yang menghadap langsung samudera Pasifik,” ujar Menperin sembari menegaskan mendorong perusahaan ini lebih produktif.
Saleh Husin juga hadir dalam pencanangan Gerakan Peningkatan Ekspor Tiga Kali Lipat dan Sulawesi Selatan ber-SNI di Pelabuhan Peti Kemas Soekarno-Hatta, Makassar.
Presiden RI Joko Widodo yang memimpin pencanangan gerakan ini secara langsung, kemudian melepas pengiriman 27 komoditas Sulawesi Selatan ke 24 negara dengan nilai ekspor mencapai Rp 1,21 trilliun.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menghendaki industri galangan kapal se-nusantara mampu berkembang seperti galangan kapal di Batam, Kepulauan Riau.
"Secara total ada 250 galangan kapal se-Indonesia, sementara 105 di antaranya ada di Batam kemudian sisanya ada di daerah lain. Padahal Indonesia perlu banyak kapal produksi dalam negeri," kata Saleh Husin di PT Industri Kapal Indonesia (IKI), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Saleh Husin menjelaskan faktor yang menjadikan industri galangan kapal di Batam unggul karena adanya fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) dan PPN nol persen.
"Selama ini Batam berkembang karena mendapatkan fasilitas BMDTP dan PPN sehingga tidak kena potongan 5-22 persen atau rata-rata 17 persen," kata Menperin.
Sementara untuk galangan kapal di luar Batam harus merasakan PPN 10 persen sehingga kesulitan bersaing dengan Batam yang juga menjadi zona perdagangan bebas.
"Ketika yang di luar Batam mau ikut bersaing, mereka sudah kalah duluan dengan Batam," imbuh Menperin.
Untuk itu Kemenperin sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Kelautan Perikanan, dan Kementerian Perhubungan untuk menyepakati pembebasan PPN bagi perusahaan galangan kapal di luar Batam.
"Pasar bebas ASEAN sebentar lagi sehingga perlu secepatnya (pembebasan PPN). Ini akan menjadi kegembiraan bagi industri kapal dalam negeri," katanya.
Selain itu, Menperin berharap PT IKI bisa memimpin industri galangan kapal untuk Indonesia Timur bahkan sampai ekspor.
"Untuk ekspor kenapa tidak? Namun untuk permulaan kami harap PT IKI bisa menguasai operasi di wilayah timur Indonesia," pungkas Saleh Husin. Indonesia masuki era terbaik industri galangan kapalKRI Kujang 642 produksi PT Palindo, Batam. Merupakan kapal cepat rudal andalan Armabar TNI AL [pr1v4t33r] ○
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan industri galangan kapal Indonesia akan memasuki era terbaiknya karena pemerintah menargetkan Indonesia akan menjadi poros maritim dunia dengan cara optimalisasi transportasi laut.
“Ini membuka optimisme kami, terutama rekan-rekan pengusaha galangan dan pekerjanya. Ini juga menegaskan bahwa saat ini merupakan era terbaik bagi industri perkapalan," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
"Artinya pemerintah bukan hanya berwacana memberikan keberpihakan, tapi lebih dari itu, Presiden berani mengambil langkah konkret mewajibkan pembelian kapal dari domestik,” imbuh Saleh Husin.
Menperin berada di Sulawesi Selatan mengunjungi sejumlah pusat industri dan salah satunya galangan kapal milik PT Industri Kapal Indonesia (IKI) yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN).
Saleh Husin berpendapat perkapalan berperan penting dalam konektivitas antar wilayah Indonesia sehingga industri ini harus mampu menopang pengembangan armada kapal nasional baik melalui pembangunan kapal baru maupun jasa reparasi.
PT Industri Kapal Indonesia yang berdiri sejak 1977 sudah membuat kapal, reparasi kapal, alat apung dan produk jasa lain dalam rangka diversifikasi usaha.
Perusahaan ini memiliki dua unit produksi yaitu unit galangan Makassar dan Bitung, Sulawesi Utara. Beberapa kapal besar yang telah dibangun ialah KM Makassar yang merupakan kapal full container 4.180 DWT, Kapal Patroli KRI Andai TNI AL, Ferry Ro-Ro (600 GT), Kapal Perintis yang melayani angkutan barang dan penumpang (750 DWT).
“Lokasi dua unit galangan IKI juga strategis. Yang Makassar sebagai poros lalu lintas komoditas, logistik dan penumpang Indonesia barat-timur dan Bitung yang menghadap langsung samudera Pasifik,” ujar Menperin sembari menegaskan mendorong perusahaan ini lebih produktif.
Saleh Husin juga hadir dalam pencanangan Gerakan Peningkatan Ekspor Tiga Kali Lipat dan Sulawesi Selatan ber-SNI di Pelabuhan Peti Kemas Soekarno-Hatta, Makassar.
Presiden RI Joko Widodo yang memimpin pencanangan gerakan ini secara langsung, kemudian melepas pengiriman 27 komoditas Sulawesi Selatan ke 24 negara dengan nilai ekspor mencapai Rp 1,21 trilliun.
★ antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.