Banjir Pesanan ZYREX Sky 232 Xtreme [ist] ⭐
Pemerintah berambisi untuk menciptakan barang elektronik dalam negeri. Salah satunya laptop merah putih. Pembuatannya menggandeng produsen laptop dalam negeri seperti PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX).
Tujuannya untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk Tekologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta mengurangi ketergantungan terhadap impor laptop. Direktur Utama Zyrexindo Mandiri Buana Timothy Siddik mengatakan saat ini perusahaan telah menerima pesanan 165 ribu unit laptop dari Kemendikbud-Ristek untuk disalurkan ke 8.000 sekolah di seluruh Indonesia. Jumlah ini untuk memenuhi kebutuhan laptop untuk tahun ajaran 2021, dengan batas pengiriman paling lambat Desember.
"Zyrex telah menerima pesanan 165 ribu laptop dari dua distributor resmi kami dari Kemendikbud-Ristek jika dikonversikan nilainya Rp 700 miliar, dan kami siap memenuhi laptop dalam negeri sebesar Rp 17 triliun untuk tahun-tahun yang akan datang," kata Timothy dalam konferensi pers virtual, Senin (26/7/2021).
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan inisiasi laptop merah putih perusahaan juga menambah kapasitas produksi dua kali lipat, dari 4 line menjadi 8 line. Dengan posisi kapasitas produksi saat ini 370 ribu unit laptop, artinya bertambah hingga 840 ribu unit.
Hingga lima tahun mendatang kebutuhan laptop secara nasional diperkirakan sebanyak 3,9 juta unit. Timothy mengatakan angka ini didapatkan dari perkiraan kebutuhan nasional 1,3 juta unit, dan angka kebutuhan provinsi, kabupaten, dan kota yang biasanya dua kali lipat angka nasional yakni 2,6 juta.
"Tahun ini Zyrex sudah mengambil langkah dan sanggup menyediakan dan memproduksinya. Kami juga mengedepankan digitalisasi yang sudah berdiri 25 tahun dan menjadikan Indonesia melek digital. Kepemilikan laptop di setiap keluarga juga termasuk dari indeks prestasi TIK menjadi salah satu patokan kita maju atau tidak," kata dia.
Saat ini tingkat kepemilikan laptop atau komputer baru 10% dari seluruh penduduk Indonesia, sehingga potensi pasar yang ada masih sangat besar. Timothy mengatakan meski banyak produk asing yang masuk, pasar di daerah terutama pelosok masih belum terjangkau karena daya beli yang berbeda.
"Zyrex yang harus memperhatikan pangsa pasar tersebut. Kami sudah melaunching program satu siswa satu laptop dan harga kami harus di bawah Rp 4 juta yang sudah ada operating sistem resi, dan software yang dipakai. Merek impor tidak akan memperhatikan area ini, karena daya belinya tidak sebanyak itu dan kami yang berani," tegasnya.
Untuk spesifikasi laptop merah putih yang diinisiasi pemerintah menurutnya masih belum ada gambaran. Meski demikian, Timothy mengungkapkan dibutuhkan laptop dengan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan para murid sehingga tidak kelebihan atau kekurangan. Dia menilai, selama pengalaman Zyrex dalam pengadaan laptop, sering kali over spesifikasi sehingga membuat beban biaya mahal dan tidak sesuai dengan peruntukannya.
"Pada perusahaan yang bekerja sama dengan kami, kami menawarkan spesifikasi yang cocok dari sisi kebutuhan dan biaya. Begitu juga dengan laptop merah putih kami akan bersama mendesain spesifikasi yang cocok dipakai oleh siswa/siswi Indonesia, jangan over atau under spesifikasi. Kalau buat pembelajaran 3 tahun dan internet yang kuat, maka kita akan merancang spesifikasinya sama-sama sehingga bisa mencapai nilai yang terbaik," katanya. (rah/rah)
Pemerintah berambisi untuk menciptakan barang elektronik dalam negeri. Salah satunya laptop merah putih. Pembuatannya menggandeng produsen laptop dalam negeri seperti PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX).
Tujuannya untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk Tekologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta mengurangi ketergantungan terhadap impor laptop. Direktur Utama Zyrexindo Mandiri Buana Timothy Siddik mengatakan saat ini perusahaan telah menerima pesanan 165 ribu unit laptop dari Kemendikbud-Ristek untuk disalurkan ke 8.000 sekolah di seluruh Indonesia. Jumlah ini untuk memenuhi kebutuhan laptop untuk tahun ajaran 2021, dengan batas pengiriman paling lambat Desember.
"Zyrex telah menerima pesanan 165 ribu laptop dari dua distributor resmi kami dari Kemendikbud-Ristek jika dikonversikan nilainya Rp 700 miliar, dan kami siap memenuhi laptop dalam negeri sebesar Rp 17 triliun untuk tahun-tahun yang akan datang," kata Timothy dalam konferensi pers virtual, Senin (26/7/2021).
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan inisiasi laptop merah putih perusahaan juga menambah kapasitas produksi dua kali lipat, dari 4 line menjadi 8 line. Dengan posisi kapasitas produksi saat ini 370 ribu unit laptop, artinya bertambah hingga 840 ribu unit.
Hingga lima tahun mendatang kebutuhan laptop secara nasional diperkirakan sebanyak 3,9 juta unit. Timothy mengatakan angka ini didapatkan dari perkiraan kebutuhan nasional 1,3 juta unit, dan angka kebutuhan provinsi, kabupaten, dan kota yang biasanya dua kali lipat angka nasional yakni 2,6 juta.
"Tahun ini Zyrex sudah mengambil langkah dan sanggup menyediakan dan memproduksinya. Kami juga mengedepankan digitalisasi yang sudah berdiri 25 tahun dan menjadikan Indonesia melek digital. Kepemilikan laptop di setiap keluarga juga termasuk dari indeks prestasi TIK menjadi salah satu patokan kita maju atau tidak," kata dia.
Saat ini tingkat kepemilikan laptop atau komputer baru 10% dari seluruh penduduk Indonesia, sehingga potensi pasar yang ada masih sangat besar. Timothy mengatakan meski banyak produk asing yang masuk, pasar di daerah terutama pelosok masih belum terjangkau karena daya beli yang berbeda.
"Zyrex yang harus memperhatikan pangsa pasar tersebut. Kami sudah melaunching program satu siswa satu laptop dan harga kami harus di bawah Rp 4 juta yang sudah ada operating sistem resi, dan software yang dipakai. Merek impor tidak akan memperhatikan area ini, karena daya belinya tidak sebanyak itu dan kami yang berani," tegasnya.
Untuk spesifikasi laptop merah putih yang diinisiasi pemerintah menurutnya masih belum ada gambaran. Meski demikian, Timothy mengungkapkan dibutuhkan laptop dengan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan para murid sehingga tidak kelebihan atau kekurangan. Dia menilai, selama pengalaman Zyrex dalam pengadaan laptop, sering kali over spesifikasi sehingga membuat beban biaya mahal dan tidak sesuai dengan peruntukannya.
"Pada perusahaan yang bekerja sama dengan kami, kami menawarkan spesifikasi yang cocok dari sisi kebutuhan dan biaya. Begitu juga dengan laptop merah putih kami akan bersama mendesain spesifikasi yang cocok dipakai oleh siswa/siswi Indonesia, jangan over atau under spesifikasi. Kalau buat pembelajaran 3 tahun dan internet yang kuat, maka kita akan merancang spesifikasinya sama-sama sehingga bisa mencapai nilai yang terbaik," katanya. (rah/rah)
⭐ CNBC
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.