Ilustrasi |
Berasal dari lumpur aktif yang mengandung lebih dari 300 jenis bakteri yang ramah lingkungan.
Tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), berhasil mengembangkan bio-baterai dari lumpur aktif sebagai alternatif energi listrik di masa depan.
Terobosan ini dibuat, karena baterai kering dan litium yang beredar di pasaran mempunyai kelemahan, yakni memiliki komponen elektrolit yang rentan bocor dan bisa menjadi limbah beracun dan mencemari lingkungan.
"Oleh karena itu, diperlukan alternatif komponen baterai yang ramah lingkungan dan mudah diperoleh, yakni lumpur aktif," kata Ketua Tim, Atini Wahyu Utami di Yogyakarta, Rabu (19/9).
Lumpur aktif, lanjut dia, mengandung lebih dari 300 jenis bakteri. Kandungan mikroorganisme itu dapat mengantarkan arus listrik, sehingga memungkinkan lumpur aktif dimanfaatkan sebagai elektrolit bio-baterai," imbuhnya.
Menurut Atini, lumpur aktif adalah flok yang terbentuk oleh mikroorganisme terutama bakteri, partikel inorganik, dan polimer exoselular yang mengendap di tangki penjernihan. Lumpur aktif biasa digunakan dalam pengolahan air limbah.
"Tahapan pengembangan dimulai dengan mengambil sampel lumpur aktif pada kolam fakultatif I Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Sari Husada Tbk Yogyakarta. Sampel yang diperoleh telah diuji secara kualitatif di laboratorium tersebut," katanya.
Atini mengatakan dari uji karakterisasi jenis bakteri, fungi, protozoa, cilliata, dan rotifiers dalam lumpur aktif tersebut terbukti sampel mengandung bakteri-bakteri aerob yakni pseudomonas, alkaligenes, dan paracoccus.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan larutan induk lumpur aktif dan varian konsentrasi elektrolit lumpur aktif. Larutan induk lumpur aktif diperoleh dengan melakukan penyaringan dengan kertas saring hingga terpisah antara lumpur aktif pekat dan filtrat.
Menurut dia, agar bakteri-bakteri yang berada dalam lumpur aktif tidak mati, maka baik lumpur aktif yang telah disaring maupun yang belum disaring diaerasi. Aerasi bertujuan agar kandungan oksigen dalam lumpur tetap terjaga, sehingga kehidupan bakteri aerob dalam lumpur tetap berjalan baik.
Selama ini, lanjut Atini, lumpur aktif yang telah digunakan dalam pengolahan air limbah dikeluarkan dan digunakan sebagai tanah perkebunan. Padahal lumpur aktif memiliki potensi yang besar untuk dijadikan bio-baterai.
"Dengan pemanfaatan lumpur aktif sebagai bio-baterai, selain dapat mengatasi kebutuhan alternatif energi listrik juga dapat mengatasi masalah lumpur aktif yang menjadi limbah setelah digunakan," katanya.
Anggota tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNY yang mengembangkan bio-baterai itu adalah Novika Indriyani, dan Dwi Meyliana.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.