Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Indonesia mulai menapaki babak baru sebagai raksasa ekonomi dunia, yang muncul dari Asia bersama Tiongkok dan India.
Sebagai negara berpenduduk nomor empat terbesar di dunia, ekonomi Indonesia terus tumbuh dan mengalami transformasi ke arah yang lebih baik.
"Transformasi yang terjadi di Indonesia sangat adaptif, baik dari segi politik, ekonomi dan situasi apapun," kata Presiden saat memberikan Presidential Address pada Indonesia Investment Day di Bursa Efek New York (New York Stock Exchange) di New York, Amerika Serikat, Senin (24/9).
IID bertema Indonesia Rise as Asia's New Economic Power House: Transformation, Opportunities, and Partnership for All.
Hadir pada kesempatan itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mendag Gita Wirjawan, Menperin MS Hidayat, Menkeu Agus Martowardojo, Mensesneg Sudi Silalahi, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri.
Wartawan Investor Daily Novy Lumanauw melaporkan dari New York, Amerika Serikat, di hadapan sekitar 200 pengusaha AS, Presiden mengatakan dengan Gross Domestic Product (GDP) yang mencapai US$ 1 triliun pada tahun ini, Indonesia tumbuh menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan mencapai 6,3% pada semester pertama 2012.
"Ekonomi Indonesia telah teruji. Ketika dunia dilanda krisis, ekonomi Indonesia tumbuh signifikan dan terjaga," ujar Presiden Yudhoyono.
Di sisi lain, lanjutnya, core inflation tetap terkelola dengan baik yaitu pada 4,28% dan sistem perbankan tetap stabil.
"Indonesia adalah negara yang unik. Demokrasinya pun gaduh (noisy)," kata Presiden.
Undang investor
Pada kesempatan itu, Presiden secara khusus mengundang pengusaha Amerika Serikat untuk berpartisipasi aktif dalam proyek pembangunan yang kini digencarkan pemerintah.
Ia mengatakan, melalui program Masterplan Percepatan Peningkatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menawarkan berbagai proyek yang tersebar di enam koridor ekonomi.
"Saya mengajak Anda sekalian berinvestasi di Indonesia. Kami menyediakan berbagai proyek pembangunan dan investasi," katanya.
Presiden mengaku, sebagai negara yang berhasil lolos dari badai krisis pada tahun 2008-2009, Indonesia bertekad menjadi surga bagi investor dan menjadikannya sebagai top 10 ekonomi dunia.
"Memang masih banyak kendala. Minimnya infrastruktur dan korupsi menjadi faktor penghalang. Tapi, kita terus mereformasi birokrasi. Syukurlah, reformasi birokrasi sudah on track," kata Presiden.
Namun, ia berjanji pemerintah akan menjadikan MP3EI sebagai blueprint yang dapat digunakan investor untuk berusaha di Indonesia.
"Saya mau pastikan, blueprint ini tidak jangka pendek dan partisan," kata Presiden.
Sebelum menghadiri IID, Presiden bertemu 12 pengusaha terkemuka AS untuk membicarakan tentang langkah-langkah meningkatkan investasi di Indonesia.
Pertemuan yang dikemas dalam bentuk Executive Roundtable Breakfast digelar di Gedung Bursa Efek New York, Amerika Serikat, pada Senin (24/9).
Para pengusaha yang bertemu Kepala Negara adalah Chairman and CEO of the Coca-Cola Company Muhtar Kent, CEO and Chairman of Celanes Mark C. Rohr, Chairman of the Board, President and CEO Procter & Gamble Robert A McDonald, President and CEO for Performance Materials and Technology Honeywell Andreas Kramvis dan President, Chairman and CEO the Dow Chemical Company Andrew N Liveris.
Selanjutnya, Chairman, President and Chief Executive Officer ACE Group Evan G Greenberg, President Goldman Sachs Inc Gary D Cohn, Chairman of the Board and CEO of Cargill Gregory R Page, Executive Vice President of Worldwide Operations Mattel Inc Tomas A Debrowski, Vice Chairman and Chief Financial Officer General Electric Keith S Sherin, Vice President International Government Relations The Boeing Company Stanley Roth, dan Executive Vice President The Hershey Company Bert Alfonso.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.