Monorel yang diusung kembali ini bernama Jakarta Link Transportation.
Tiang monorel yang terbengkalai |
PT Adhi Karya Tbk menyambut baik kemenangan pasangan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Langkah cepat pun dilakukan Adhi Karya dengan segera mengajukan proposal bisnis monorel yang akan bernama Jakarta Link Transportation (JLT).
"Alhamdulillah, yang potensi menang Pak Jokowi-Ahok, yang notabene tidak menolak ide tersebut, malah mendukung," kata Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, di Jakarta, Jumat 21 September 2012.
Kiswo mengakui, Adhi Karya memang menunggu selesainya perhelatan Pilkada DKI Jakarta sebelum mengajukan proposal monorel kepada Pemda DKI Jakarta sebagai regulator. Program bernama Jakarta Link Transportation ini akan dijadikan feeder dari moda transportasi yang ada.
Rencananya, perusahaan akan menggandeng PT LEN Industri, PT Industri Kereta Api (Inka), dan pemda untuk membentuk konsorsium dengan bantuan dukungan dari sektor perbankan. Setidaknya dua skema pembiayaan telah dipikirkan perusahaan, yaitu menyerahkan sepenuhnya pembangunan kepada swasta dengan konsekuensi tarif menjadi komersial.
Pilihan kedua adalah Pemda DKI Jakarta mengalokasikan subsidi atau membangun substruktur dengan skema kerja sama swasta dan pemerintah atau public private partnership.
"Ini nanti yang akan kami ajukan untuk dibahas dengan Pemda DKI Jakarta dengan gubernur barunya, sehingga jika JLT terealisasi, Jakarta dapat menjadi modern dan masyarakat juga diuntungkan," katanya.
Proyek monorel yang diusung Adhi Karya berbeda dengan Jakarta Monorel zaman Fauzi Bowo. Konsep monorel Adhi Karya ini 100 persen produk dalam negeri. Mulai dari rel kereta yang dibangun Adhi Karya, gerbong dibangun oleh Inka, serta tiket dan operator akan dibangun oleh LEN Industri.
"Sehingga betul-betul produk Indonesia seperti mobil Esemka," katanya. (art)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.