Proyek Sodetan Ciliwung Rp 490 Miliar Masih Terkendala Pembebasan Lahan Penyelesaian proyek sodetan Ciliwung masih terkendala pembebasan lahan seluas kurang lebih 1 hektar di wilayah Bidara China, Jakarta Timur. Proses pembebasan lahan rumit karena lokasi tersebut merupakan tanah negara, namun diduduki oleh warga.
Pembangunan terowongan air sepanjang 1,27 km yang dapat mengalirkan air dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur ini senilai Rp 493 miliar. Bila proyek ini selesai harapannya bisa mengurangi potensi banjir di Jakarta.
Konsekuensi status lahan yang merupakan tanah negara, sehingga pemerintah tidak punya dasar hukum mengeluarkan biaya untuk memindahkan warga dari lokasi tersebut. Namun Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane T Iskandar mengatakan bahwa saat ini permasalahan tersebut sudah teratasi.
"Karena ini tanah negara, jadi akan dibayarkan melalui peraturan gubernur (Pergub). Peraturan gubernurnya sudah dikeluarkan tanggal 5 Desember 2014. Itu Pergub nomor 190 tahun 2014," katanya di lokasi proyek Sodetan Ciliwung, Sabtu malam (25/4/2015).
Pergub ini mengatur soal besaran uang kompensasi kepada warga yang disebut sebagai uang santunan sebesar 25% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berlaku di lokasi proyek.
"25% dikali nilai NJOP dikali luas lahan. Itu tertuang dalam Peraturan Gubernur nomor 190 dikeluarkan 5 desember 2014," katanya.
Warga yang mendapat santunan dengan nilai 25% dari NJOP tersebut adalah warga yang menempati tanah negara. Sementara bidang tanah lain yang bukan tanah negara dibuktikan dengan kepemilikian Sertifikat Hak Milik (SHM) akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan berlaku.
Saat ini proses yang dilakukan adalah inventarisasi alias pendataan warga yang tinggal dan menetap di lokasi tersebut serta pendataan bidang-bidang tanah mana yang bukan merupakan tanah milik negara. Adapun lokasi yang dimaksudnya, berlokasi persis berseberangan dengan kawasan Gudang Peluru Asem Baris, Jakarta Timur di sisi Sungai Ciliwung.
Ia mengatakan, jumalah warga yang terkena dampak dari proyek ini tidak banyak karena proyek sodetan berbentuk terowongan raksasa di bawah tanah ini sebagian besar terletak di bawah badan jalan Otista Jakarta Timur.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono blusukan ke lokasi proyek pembangunan sodetan ciliwung di Cawang, Jakarta Timur, tadi malam. Dalam blusukannya kali ini, sang menteri ditemani Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane T Iskandar.
"Saya ingin lihat sudah sampai mana pekerjaan proyek ini. Karena saya sudah janji sama Pak Jokowi, target Oktober sudah bisa selesai," ujar Basuki.
Dari hasil kunjungannya, proyek ini cukup berjalan baik sesuai dengan perencanaan. Saat ini, dari 600 meter terowongan sodetan tahap pertama yang dibangun sudah terpasang sekitar 405 meter telah berhasil tersambung.
"Saat ini sudah sekitar 162 batang pipa yang sudah terpasang. Satu batang itu 2,5 meter. Jadi total sekitar 405 meter sudah terpasang. Target kita, yang tahap pertama ini yang bagian outlet (tempat keluar air) sudah selesai terpasang sampai tengah Otista," tutur Basuki.
Proyek sodetan ciliwung adalah proyek pembangunan terowongan raksasa dari sisi sungai Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur (BKT) melalui Sungai Cisadane.
Bagian yang saat ini dikerjakan adalah saluran menuju Outlet alias tempat pembuangan air di sisi BKT sepanjang 600 meter. Sementara sisanya 600 meter lagi akan dilanjutkan pengerjaannya sambil menyelesaikan pembebasan lahan di bagian Inlet (tempat masuk air) yang berlokasi di sisi Sungai Ciliwung tepat berseberangan dengan kawasan Gudang Peluru Asem Baris, Jakarta Timur.Penampakan 'Perut' Terowongan 'Raksasa' Sodetan Ciliwung Proyek penanganan banjir di Jakarta yaitu sodetan Sungai Ciliwung berbentuk terowongan air sepanjang 1,25 km ini terdiri dari bagian inlet yang ada di sisi Sungai Ciliwung dan sisi outlet yang ada di sisi KBT.
Terowongan ini akan dipasang sebanyak 988 pipa air bawah tanah, detikFinance, berkesempatan mengunjungi lokasi proyek hingga ke dalam 'perut' terowongan yang berada di bawah tanah kawasan Cawang, Jakarta Timur yang targetnya selesai Oktober 2015.
Pantauan di lokasi pengerjaan di sisi outlet alias tempat keluarnya air Sungai Ciliwung di Cawang, Jakarta Timur suasana di permukaan tanah di lokasi proyek terdengar lengang, seolah-olah tak ada proyek raksasa di dalam tanah.
Menuruni bagian pemasangan pipa sedalam 14 meter di bawah tanah, mesin hidrolik raksasa warna biru 'menyambut'. Mesin hidrolik mendorong batang-batang pipa raksasa sepanjang 2,5 meter dan berdiameter 3,5 meter ini.
Suasana tenang di bagian atas proyek ternyata tak tercermin di bagian dalamnya. "Di luar kesannya sepi nggak ada apa-apa. Di dalam itu sedang kerja keras, sedang ada proyek besar," kata Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di lokasi proyek, Sabtu malam (25/4/2015).
Memasuki bagian dalam pipa yang lebih mirip terowongan ini, terlihat di dinding terowongan tulisan '162' yang artinya batang pipa yang sudah terpasang telah mencapai 162 buah atau panjangnya total mencapai 405 meter.
Di dinding-dinding pipa terdapat banyak selang-selang dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan jalan. Selang pertama berwarna biru di sebelah kiri akan memompa air yang digunakan untuk melunakan lapisan tanah yang akan dibor.
Di bagian tengah ada pipa baja berwarna abu-abu yang digunakan sebagai saluran pembuangan hasil pengeboran. Kemudian, ada lagi selang besar tipis berwarna abu-abu yang akan mengalirkan udara segar ke dalam terowongan agar para pekerja di dalam terowongan tersebut dapat bernafas.
Setelah menyusuri terowongan kurang lebih 20 menit, tampak di ujungnya adalah bagian mesin pengeboran. Mesin raksasa ini adalah kunci keberhasilan pekerjaan proyek.
Di bagian ini tampak para pekerja sibuk mengawasi mesin bor teknologi Jepang ini. Cara kerjanya adalah, mata bor berbentuk lingkaran dengan diamter 3,5 meter, akan mengeruk tanah didepannya untuk dialirkan ke bagian luar.
Tanah hasil kerukan dibuang keluar menggunakan pipa baja. Sementara itu pipa beton sepanjang 3,5 m akan dipasang setiap kali mesin bor maju dan didorong oleh mesin hidrolik.
Target dari selesainya proyek ini diharapkan bisa mengurangi volume air di Ciliwung sebanyak 60 meter kubik per detik. Rata-rata debit air di Ciliwung mencapai 570 meter kubik per detik. Dengan adanya sodetan maka debit air Ciliwung bisa dikurangi menjadi 510 m3 per detik.Proyek Sodetan 'Terowongan Raksasa' Ciliwung Pakai 13 Tenaga Ahli Jepang Proyek penanganan banjir di Jakarta yaitu sodetan Sungai Ciliwung berbentuk terowongan air sepanjang 1,25 km di Cawang-Jatinegara, Jakarta Timur dikerjakan 24 jam untuk memenuhi target selesai Oktober-November 2015. Proyek ini menggunakan para tenaga ahli dan teknologi dari Jepang.
Tadi malam, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyambangi lokasi proyek pembangunan sodetan tersebut, hingga masuk ke dalam 'perut' terowongan sedalam 14 meter.
"Ini dikerjakan 24 Jam dalam 2 shift. Shift pertama dari jam 8.00 sampai jam 17.00. Kemudian malam juga begitu, jam 20.00 sampai jam 5.00," kata Basuki di lokasi proyek Sabtu malam (25/4/2015).
Untuk mengerjakan proyek ini, Basuki menjelaskan bahwa pihaknya melibatkan 13 orang tenaga ahli dari Jepang.
"Ada 13 tenaga ahli dari Jepang. Kemudian 1 orang tenaga ahli dari Indonesia. Yang dari Indonesia ini sekalian belajar supaya kalau ada proyek yang pakai teknologi seperti ini lagi kita sudah bisa sendiri," tuturnya.
Ia pun mengapresiasi pekerjaan proyek ini yang tenang dan tidak mengganggu kegiatan masyarakat. Berdasarkan pantauan di lapangan, aktivitas konstruksi tak terdengar hingga ke permukaan tanah.
"Saya apresiasi pekerjaan di proyek ini. Kalau kita di atas itu kelihatannya rapi, bersih dan tenang. Padahal di dalam sedang ada pekerjaan. Nanti kalau ingin menggunakan teknologi ini lagi bisa juga untuk proyek yang lain," cerita Basuki.
Terowongan ini akan dipasang sebanyak 988 pipa air masing-masing panjang 2,5 meter dengan diameter 3,5 meter di bawah tanah di ke delaman 14 meter.
Terowongan ini terdiri dari bagian inlet yang ada di sisi Sungai Ciliwung dan sisi outlet yang ada di sisi KBT. Proyek ini menelan dana kurang lebih Rp 490 miliar yang dikerjakan oleh BUMN PT Wijaya Karya.
Target dari selesainya proyek ini diharapkan bisa mengurangi volume air di Ciliwung sebanyak 60 meter kubik per detik. Rata-rata debit air di Ciliwung mencapai 570 meter kubik per detik. Dengan adanya sodetan maka debit air Ciliwung bisa dikurangi menjadi 510 m3 per detik.Janji ke Jokowi, Menteri Basuki Target Terowongan Ciliwung Tuntas Oktober Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berjanji akan menuntaskan seluruh pengerjaan konstruksi proyek sodetan Sungai Ciliwung pada Oktober 2015, sesuai janjinya kepada Presiden Jokowi.
Proyek penanganan banjir Jakarta yang berbentuk terowongan air 'raksasa' berdiameter 3,5 meter ini akan membentang sepanjang 1,25 km di Cawang-Jatinegara, Jakarta Timur, senilai Rp 493 miliar.
Basuki sempat blusukan ke lokasi proyek pembangunan Sodetan Ciliwung di Cawang, Jakarta Timur, tadi malam (25/4/2015). Ia sempat masuk ke dalam terowongan yang berada di kedalaman 14 meter dari permukaan tanah di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
"Saya ingin lihat sudah sampai mana pekerjaan proyek ini. Karena saya sudah janji sama Pak Jokowi, target Oktober sudah bisa selesai," ujar Basuki, Sabtu malam (25/4/2015). Dari hasil kunjungannya, proyek ini cukup berjalan baik sesuai dengan perencanaan. Saat ini, dari 600 meter terowongan sodetan tahap pertama yang dibangun sudah terpasang sekitar 405 meter telah berhasil tersambung.
"Saat ini sudah sekitar 162 batang pipa yang sudah terpasang. Satu batang itu 2,5 meter. Jadi total sekitar 405 meter sudah terpasang. Target kita, yang tahap pertama ini yang bagian outlet (tempat keluar air) sudah selesai terpasang sampai tengah Otista," tutur Basuki.
Proyek Sodetan Ciliwung adalah proyek pembangunan terowongan raksasa dari sisi sungai Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur (BKT) melalui Sungai Cisadane.
Bagian yang saat ini dikerjakan adalah saluran menuju Outlet alias tempat pembuangan air di sisi BKT sepanjang 600 meter. Sementara sisanya 600 meter lagi akan dilanjutkan pengerjaannya sambil menyelesaikan pembebasan lahan di bagian Inlet (tempat masuk air) yang berlokasi di sisi Sungai Ciliwung tepat berseberangan dengan kawasan Gudang Peluru Asem Baris, Jakarta Timur.(dna/hen)
Pembangunan terowongan air sepanjang 1,27 km yang dapat mengalirkan air dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur ini senilai Rp 493 miliar. Bila proyek ini selesai harapannya bisa mengurangi potensi banjir di Jakarta.
Konsekuensi status lahan yang merupakan tanah negara, sehingga pemerintah tidak punya dasar hukum mengeluarkan biaya untuk memindahkan warga dari lokasi tersebut. Namun Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane T Iskandar mengatakan bahwa saat ini permasalahan tersebut sudah teratasi.
"Karena ini tanah negara, jadi akan dibayarkan melalui peraturan gubernur (Pergub). Peraturan gubernurnya sudah dikeluarkan tanggal 5 Desember 2014. Itu Pergub nomor 190 tahun 2014," katanya di lokasi proyek Sodetan Ciliwung, Sabtu malam (25/4/2015).
Pergub ini mengatur soal besaran uang kompensasi kepada warga yang disebut sebagai uang santunan sebesar 25% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berlaku di lokasi proyek.
"25% dikali nilai NJOP dikali luas lahan. Itu tertuang dalam Peraturan Gubernur nomor 190 dikeluarkan 5 desember 2014," katanya.
Warga yang mendapat santunan dengan nilai 25% dari NJOP tersebut adalah warga yang menempati tanah negara. Sementara bidang tanah lain yang bukan tanah negara dibuktikan dengan kepemilikian Sertifikat Hak Milik (SHM) akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan berlaku.
Saat ini proses yang dilakukan adalah inventarisasi alias pendataan warga yang tinggal dan menetap di lokasi tersebut serta pendataan bidang-bidang tanah mana yang bukan merupakan tanah milik negara. Adapun lokasi yang dimaksudnya, berlokasi persis berseberangan dengan kawasan Gudang Peluru Asem Baris, Jakarta Timur di sisi Sungai Ciliwung.
Ia mengatakan, jumalah warga yang terkena dampak dari proyek ini tidak banyak karena proyek sodetan berbentuk terowongan raksasa di bawah tanah ini sebagian besar terletak di bawah badan jalan Otista Jakarta Timur.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono blusukan ke lokasi proyek pembangunan sodetan ciliwung di Cawang, Jakarta Timur, tadi malam. Dalam blusukannya kali ini, sang menteri ditemani Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane T Iskandar.
"Saya ingin lihat sudah sampai mana pekerjaan proyek ini. Karena saya sudah janji sama Pak Jokowi, target Oktober sudah bisa selesai," ujar Basuki.
Dari hasil kunjungannya, proyek ini cukup berjalan baik sesuai dengan perencanaan. Saat ini, dari 600 meter terowongan sodetan tahap pertama yang dibangun sudah terpasang sekitar 405 meter telah berhasil tersambung.
"Saat ini sudah sekitar 162 batang pipa yang sudah terpasang. Satu batang itu 2,5 meter. Jadi total sekitar 405 meter sudah terpasang. Target kita, yang tahap pertama ini yang bagian outlet (tempat keluar air) sudah selesai terpasang sampai tengah Otista," tutur Basuki.
Proyek sodetan ciliwung adalah proyek pembangunan terowongan raksasa dari sisi sungai Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur (BKT) melalui Sungai Cisadane.
Bagian yang saat ini dikerjakan adalah saluran menuju Outlet alias tempat pembuangan air di sisi BKT sepanjang 600 meter. Sementara sisanya 600 meter lagi akan dilanjutkan pengerjaannya sambil menyelesaikan pembebasan lahan di bagian Inlet (tempat masuk air) yang berlokasi di sisi Sungai Ciliwung tepat berseberangan dengan kawasan Gudang Peluru Asem Baris, Jakarta Timur.Penampakan 'Perut' Terowongan 'Raksasa' Sodetan Ciliwung Proyek penanganan banjir di Jakarta yaitu sodetan Sungai Ciliwung berbentuk terowongan air sepanjang 1,25 km ini terdiri dari bagian inlet yang ada di sisi Sungai Ciliwung dan sisi outlet yang ada di sisi KBT.
Terowongan ini akan dipasang sebanyak 988 pipa air bawah tanah, detikFinance, berkesempatan mengunjungi lokasi proyek hingga ke dalam 'perut' terowongan yang berada di bawah tanah kawasan Cawang, Jakarta Timur yang targetnya selesai Oktober 2015.
Pantauan di lokasi pengerjaan di sisi outlet alias tempat keluarnya air Sungai Ciliwung di Cawang, Jakarta Timur suasana di permukaan tanah di lokasi proyek terdengar lengang, seolah-olah tak ada proyek raksasa di dalam tanah.
Menuruni bagian pemasangan pipa sedalam 14 meter di bawah tanah, mesin hidrolik raksasa warna biru 'menyambut'. Mesin hidrolik mendorong batang-batang pipa raksasa sepanjang 2,5 meter dan berdiameter 3,5 meter ini.
Suasana tenang di bagian atas proyek ternyata tak tercermin di bagian dalamnya. "Di luar kesannya sepi nggak ada apa-apa. Di dalam itu sedang kerja keras, sedang ada proyek besar," kata Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di lokasi proyek, Sabtu malam (25/4/2015).
Memasuki bagian dalam pipa yang lebih mirip terowongan ini, terlihat di dinding terowongan tulisan '162' yang artinya batang pipa yang sudah terpasang telah mencapai 162 buah atau panjangnya total mencapai 405 meter.
Di dinding-dinding pipa terdapat banyak selang-selang dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan jalan. Selang pertama berwarna biru di sebelah kiri akan memompa air yang digunakan untuk melunakan lapisan tanah yang akan dibor.
Di bagian tengah ada pipa baja berwarna abu-abu yang digunakan sebagai saluran pembuangan hasil pengeboran. Kemudian, ada lagi selang besar tipis berwarna abu-abu yang akan mengalirkan udara segar ke dalam terowongan agar para pekerja di dalam terowongan tersebut dapat bernafas.
Setelah menyusuri terowongan kurang lebih 20 menit, tampak di ujungnya adalah bagian mesin pengeboran. Mesin raksasa ini adalah kunci keberhasilan pekerjaan proyek.
Di bagian ini tampak para pekerja sibuk mengawasi mesin bor teknologi Jepang ini. Cara kerjanya adalah, mata bor berbentuk lingkaran dengan diamter 3,5 meter, akan mengeruk tanah didepannya untuk dialirkan ke bagian luar.
Tanah hasil kerukan dibuang keluar menggunakan pipa baja. Sementara itu pipa beton sepanjang 3,5 m akan dipasang setiap kali mesin bor maju dan didorong oleh mesin hidrolik.
Target dari selesainya proyek ini diharapkan bisa mengurangi volume air di Ciliwung sebanyak 60 meter kubik per detik. Rata-rata debit air di Ciliwung mencapai 570 meter kubik per detik. Dengan adanya sodetan maka debit air Ciliwung bisa dikurangi menjadi 510 m3 per detik.Proyek Sodetan 'Terowongan Raksasa' Ciliwung Pakai 13 Tenaga Ahli Jepang Proyek penanganan banjir di Jakarta yaitu sodetan Sungai Ciliwung berbentuk terowongan air sepanjang 1,25 km di Cawang-Jatinegara, Jakarta Timur dikerjakan 24 jam untuk memenuhi target selesai Oktober-November 2015. Proyek ini menggunakan para tenaga ahli dan teknologi dari Jepang.
Tadi malam, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyambangi lokasi proyek pembangunan sodetan tersebut, hingga masuk ke dalam 'perut' terowongan sedalam 14 meter.
"Ini dikerjakan 24 Jam dalam 2 shift. Shift pertama dari jam 8.00 sampai jam 17.00. Kemudian malam juga begitu, jam 20.00 sampai jam 5.00," kata Basuki di lokasi proyek Sabtu malam (25/4/2015).
Untuk mengerjakan proyek ini, Basuki menjelaskan bahwa pihaknya melibatkan 13 orang tenaga ahli dari Jepang.
"Ada 13 tenaga ahli dari Jepang. Kemudian 1 orang tenaga ahli dari Indonesia. Yang dari Indonesia ini sekalian belajar supaya kalau ada proyek yang pakai teknologi seperti ini lagi kita sudah bisa sendiri," tuturnya.
Ia pun mengapresiasi pekerjaan proyek ini yang tenang dan tidak mengganggu kegiatan masyarakat. Berdasarkan pantauan di lapangan, aktivitas konstruksi tak terdengar hingga ke permukaan tanah.
"Saya apresiasi pekerjaan di proyek ini. Kalau kita di atas itu kelihatannya rapi, bersih dan tenang. Padahal di dalam sedang ada pekerjaan. Nanti kalau ingin menggunakan teknologi ini lagi bisa juga untuk proyek yang lain," cerita Basuki.
Terowongan ini akan dipasang sebanyak 988 pipa air masing-masing panjang 2,5 meter dengan diameter 3,5 meter di bawah tanah di ke delaman 14 meter.
Terowongan ini terdiri dari bagian inlet yang ada di sisi Sungai Ciliwung dan sisi outlet yang ada di sisi KBT. Proyek ini menelan dana kurang lebih Rp 490 miliar yang dikerjakan oleh BUMN PT Wijaya Karya.
Target dari selesainya proyek ini diharapkan bisa mengurangi volume air di Ciliwung sebanyak 60 meter kubik per detik. Rata-rata debit air di Ciliwung mencapai 570 meter kubik per detik. Dengan adanya sodetan maka debit air Ciliwung bisa dikurangi menjadi 510 m3 per detik.Janji ke Jokowi, Menteri Basuki Target Terowongan Ciliwung Tuntas Oktober Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berjanji akan menuntaskan seluruh pengerjaan konstruksi proyek sodetan Sungai Ciliwung pada Oktober 2015, sesuai janjinya kepada Presiden Jokowi.
Proyek penanganan banjir Jakarta yang berbentuk terowongan air 'raksasa' berdiameter 3,5 meter ini akan membentang sepanjang 1,25 km di Cawang-Jatinegara, Jakarta Timur, senilai Rp 493 miliar.
Basuki sempat blusukan ke lokasi proyek pembangunan Sodetan Ciliwung di Cawang, Jakarta Timur, tadi malam (25/4/2015). Ia sempat masuk ke dalam terowongan yang berada di kedalaman 14 meter dari permukaan tanah di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
"Saya ingin lihat sudah sampai mana pekerjaan proyek ini. Karena saya sudah janji sama Pak Jokowi, target Oktober sudah bisa selesai," ujar Basuki, Sabtu malam (25/4/2015). Dari hasil kunjungannya, proyek ini cukup berjalan baik sesuai dengan perencanaan. Saat ini, dari 600 meter terowongan sodetan tahap pertama yang dibangun sudah terpasang sekitar 405 meter telah berhasil tersambung.
"Saat ini sudah sekitar 162 batang pipa yang sudah terpasang. Satu batang itu 2,5 meter. Jadi total sekitar 405 meter sudah terpasang. Target kita, yang tahap pertama ini yang bagian outlet (tempat keluar air) sudah selesai terpasang sampai tengah Otista," tutur Basuki.
Proyek Sodetan Ciliwung adalah proyek pembangunan terowongan raksasa dari sisi sungai Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur (BKT) melalui Sungai Cisadane.
Bagian yang saat ini dikerjakan adalah saluran menuju Outlet alias tempat pembuangan air di sisi BKT sepanjang 600 meter. Sementara sisanya 600 meter lagi akan dilanjutkan pengerjaannya sambil menyelesaikan pembebasan lahan di bagian Inlet (tempat masuk air) yang berlokasi di sisi Sungai Ciliwung tepat berseberangan dengan kawasan Gudang Peluru Asem Baris, Jakarta Timur.(dna/hen)
✈️ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.