Dalam konferensi pers pada Kamis (11/12) di Jakarta, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menceritakan ekspektasi Rusia terhadap Indonesia pada 2015 mendatang. Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyatakan Rusia memiliki harapan besar terkait prospek hubungan bilateral Rusia-Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Foto: Fauzan Al-Rasyid/RBTH Indonesia
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyatakan Rusia memiliki harapan besar terkait prospek hubungan bilateral Rusia-Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. “Jokowi dan Putin baru saja bertemu untuk pertama kalinya dalam pertemuan APEC di Beijing pada November lalu. Pertemuan itu berjalan dengan sangat baik dan kami berharap itu mengindikasikan prospek cerah hubungan antara negara kita,” kata Galuzin.
Sang duta besar menjelaskan, hubungan bilateral Rusia-Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat positif sejak masa reformasi, terutama pada masa pemerintahan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. “Hubungan itu didasari oleh keakraban yang tercipta sejak masa pemerintahan presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kini, memori tentang itu masih tetap hidup di masyarakat, masih sangat terasa,” kata Galuzin.
Kedatangan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov dalam pelantikan presiden beberapa bulan lalu menunjukan niat Rusia untuk membina hubungan yang harmonis dengan pemerintahan baru Indonesia. Selain itu, Ketua Dewan Federasi Valentina Matvienko pun telah bertemu dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia yang dipimpin oleh Irman Gusman pada Selasa (11/11) lalu, untuk membicarakan pentingnya kerja sama antarparlemen antara kedua negara.
Di bidang ekonomi, Rusia dan Indonesia telah memperkokoh ikatan dengan berbagai kontrak kerja sama yang prospektif. Galuzin mengingatkan bahwa Rusia sangat mendukung konsep Indonesia sebagai negara maritim yang diusung oleh presiden Jokowi. “Kami memiliki banyak kesempatan, ahli, teknologi, dan produk industri yang bisa berguna bagi Indonesia, yang hendak meningkatkan kekuatan maritimnya,” kata Galuzin.
Terkait sikap terhadap situasi internasional, Galuzin melihat kecenderungan yang sama antara Rusia dan Indonesia. “Indonesia ingin mandiri di kancah internasional dan ingin kedaulatannya tidak diganggu gugat. Rusia pun memegang prinsip yang sama. Selama kita bisa menghargai negara lain, tentu negara kita pun akan mendapat perhormatan serupa dari negara lain,” kata sang diplomat.
‘Kehadiran’ Indonesia di Rusia
Duta Besar Rusia tersebut juga menjelaskan bahwa ‘kehadiran’ Indonesia di Rusia semakin jelas. Indonesia telah menjadi salah satu destinasi favorit warga Rusia untuk berlibur. “Di Bali, Anda bahkan bisa menemukan tak hanya turis Rusia dari Moskow dan Saint Petersburg, tapi juga dari kota-kota kecil Rusia lain,” tutur Galuzin.
Selain itu, di Rusia sendiri pengetahuan tentang Indonesia pun meningkat. Galuzin bercerita, beberapa minggu setelah pelantikan, sosok Joko Widodo dibahas dalam sebuah program radio Rusia Echo Moscow. Radio tersebut menyajikan sebuah program berdurasi panjang yang menuturkan segala hal tentang presiden baru Indonesia tersebut, mulai dari biografi hingga pandangan politik Jokowi.
Tak ketinggalan, kerja sama di bidang ekonomi juga memperkuat kehadiran Indonesia di Negeri Beruang Merah tersebut. Seperti diketahui, Indonesia dan Rusia memiliki Komisi Bersama Indonesia-Rusia di Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Kerjasama Teknis yang terus menciptakan proyek-proyek kerja sama antarnegara di bidang ekonomi.
Hal yang tak kalah penting adalah kehadiran mahasiswa Indonesia di Rusia yang mengikuti program pertukaran pelajar dan beasiswa perguruan tinggi. Galuzin menyatakan bahwa tahun ini Rusia telah meningkatkan jumlah kuota beasiswa untuk mahasiswa Indonesia hingga dua kali lipat, mencapai 155 orang. “Kami juga memberi beasiswa bagi para siswa Indonesia yang kelak akan mengerjakan proyek rel kereta api di Kalimantan, kerja sama antara perusahaan Rusia dan pemerintah Indonesia,” tutur Galuzin.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyatakan Rusia memiliki harapan besar terkait prospek hubungan bilateral Rusia-Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. “Jokowi dan Putin baru saja bertemu untuk pertama kalinya dalam pertemuan APEC di Beijing pada November lalu. Pertemuan itu berjalan dengan sangat baik dan kami berharap itu mengindikasikan prospek cerah hubungan antara negara kita,” kata Galuzin.
Sang duta besar menjelaskan, hubungan bilateral Rusia-Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat positif sejak masa reformasi, terutama pada masa pemerintahan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. “Hubungan itu didasari oleh keakraban yang tercipta sejak masa pemerintahan presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kini, memori tentang itu masih tetap hidup di masyarakat, masih sangat terasa,” kata Galuzin.
Kedatangan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov dalam pelantikan presiden beberapa bulan lalu menunjukan niat Rusia untuk membina hubungan yang harmonis dengan pemerintahan baru Indonesia. Selain itu, Ketua Dewan Federasi Valentina Matvienko pun telah bertemu dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia yang dipimpin oleh Irman Gusman pada Selasa (11/11) lalu, untuk membicarakan pentingnya kerja sama antarparlemen antara kedua negara.
Di bidang ekonomi, Rusia dan Indonesia telah memperkokoh ikatan dengan berbagai kontrak kerja sama yang prospektif. Galuzin mengingatkan bahwa Rusia sangat mendukung konsep Indonesia sebagai negara maritim yang diusung oleh presiden Jokowi. “Kami memiliki banyak kesempatan, ahli, teknologi, dan produk industri yang bisa berguna bagi Indonesia, yang hendak meningkatkan kekuatan maritimnya,” kata Galuzin.
Terkait sikap terhadap situasi internasional, Galuzin melihat kecenderungan yang sama antara Rusia dan Indonesia. “Indonesia ingin mandiri di kancah internasional dan ingin kedaulatannya tidak diganggu gugat. Rusia pun memegang prinsip yang sama. Selama kita bisa menghargai negara lain, tentu negara kita pun akan mendapat perhormatan serupa dari negara lain,” kata sang diplomat.
‘Kehadiran’ Indonesia di Rusia
Duta Besar Rusia tersebut juga menjelaskan bahwa ‘kehadiran’ Indonesia di Rusia semakin jelas. Indonesia telah menjadi salah satu destinasi favorit warga Rusia untuk berlibur. “Di Bali, Anda bahkan bisa menemukan tak hanya turis Rusia dari Moskow dan Saint Petersburg, tapi juga dari kota-kota kecil Rusia lain,” tutur Galuzin.
Selain itu, di Rusia sendiri pengetahuan tentang Indonesia pun meningkat. Galuzin bercerita, beberapa minggu setelah pelantikan, sosok Joko Widodo dibahas dalam sebuah program radio Rusia Echo Moscow. Radio tersebut menyajikan sebuah program berdurasi panjang yang menuturkan segala hal tentang presiden baru Indonesia tersebut, mulai dari biografi hingga pandangan politik Jokowi.
Tak ketinggalan, kerja sama di bidang ekonomi juga memperkuat kehadiran Indonesia di Negeri Beruang Merah tersebut. Seperti diketahui, Indonesia dan Rusia memiliki Komisi Bersama Indonesia-Rusia di Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Kerjasama Teknis yang terus menciptakan proyek-proyek kerja sama antarnegara di bidang ekonomi.
Hal yang tak kalah penting adalah kehadiran mahasiswa Indonesia di Rusia yang mengikuti program pertukaran pelajar dan beasiswa perguruan tinggi. Galuzin menyatakan bahwa tahun ini Rusia telah meningkatkan jumlah kuota beasiswa untuk mahasiswa Indonesia hingga dua kali lipat, mencapai 155 orang. “Kami juga memberi beasiswa bagi para siswa Indonesia yang kelak akan mengerjakan proyek rel kereta api di Kalimantan, kerja sama antara perusahaan Rusia dan pemerintah Indonesia,” tutur Galuzin.
♞ RBTH
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.