➶ Sebuah Sistem Peluncur Multi Roket R-Han 122B (Pindad)
Meski pengembangan teknologi roket di Indonesia maju mundur, namun, belum lama ini ada kabar dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, yang menyebut bahwa pengembangan roket balitsik untuk sistem senjata artileri kaliber 122 mm telah tuntas dilakukan oleh PT Pindad.
Roket 122 mm adalah jenis amunisi artileri dengan standar Rusia/Soviet yang disiapkan untuk jenis senjata MLRS (Multiple Launch Rocket System).
Dikutip dari Janes.com (31/10/2023), disePT Pindad pada akhir Oktober 2023 telah menuntaskan pengembangan roket 122 mm, atau disebut juga sebagai R-Han 122B. Dalam sebuah postingan di media sosial, Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa PT Pindad melakukan “serangkaian uji coba yang berhasil pada sistem tersebut” sebelum menyatakan bahwa pengembangannya telah selesai.
Sejak tahun 2017, PT Pindad telah memproduksi R-Han 122B untuk Korps Marinir dengan basis produksi awal tingkat rendah.
R-Han 122B punya bobot 64 kg, dimana 18 kg di dalamnya berupa hulu ledak. Dengan bahan bakar solid propelan (waktu pembakaran 3,3 detik), R-Han 122B dapat melesat sampai kecepatan Mach 2.95. Dengan sudut peluncuran 50 derajat, roket ini dapat mencapai jarak tembak 30 km. R-Han 122B punya panjang 2.820 mm dan lebar diameter 122 mm.
R-Han 122B sejatinya adalah pengembangan dari roket RX1210. Sementara R-Han 122B (RX1220) performanya mengacu pada roket Grad buatan Ceko yang digunakan Korps Marinir. Fokus pengembangan roket artileri ini adalah untuk memaksimalkan motor roket hingga dapat menjangkau sasaran sejauh 20 – 30 km.
R-Han 122B dibuat untuk memasok kebutuhan Artileri Medan Korps Marinir, khususnya sebagai senjata utama pada alutsista self propelled MLRS (Multiple Launch Rocket System) RM70 Grad, RM70 Vampire dan Norinco Type 90B pada Resimen Artileri Korps Marinir.
Meski dibuat oleh PT Pindad, proyek R-Han 122B sejatinya adalah digarap Konsorsium Roket Nasional dan Balitbang Kemhan. Konsorsium Roket Nasional terdiri dari LAPAN, PT Pindad, PT Dahana dan PT Dirgantara Indonesia, yang kesemuanya dikoordinasikan oleh Ristek BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). (Gilang Perdana)
Meski pengembangan teknologi roket di Indonesia maju mundur, namun, belum lama ini ada kabar dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, yang menyebut bahwa pengembangan roket balitsik untuk sistem senjata artileri kaliber 122 mm telah tuntas dilakukan oleh PT Pindad.
Roket 122 mm adalah jenis amunisi artileri dengan standar Rusia/Soviet yang disiapkan untuk jenis senjata MLRS (Multiple Launch Rocket System).
Dikutip dari Janes.com (31/10/2023), disePT Pindad pada akhir Oktober 2023 telah menuntaskan pengembangan roket 122 mm, atau disebut juga sebagai R-Han 122B. Dalam sebuah postingan di media sosial, Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa PT Pindad melakukan “serangkaian uji coba yang berhasil pada sistem tersebut” sebelum menyatakan bahwa pengembangannya telah selesai.
Sejak tahun 2017, PT Pindad telah memproduksi R-Han 122B untuk Korps Marinir dengan basis produksi awal tingkat rendah.
R-Han 122B punya bobot 64 kg, dimana 18 kg di dalamnya berupa hulu ledak. Dengan bahan bakar solid propelan (waktu pembakaran 3,3 detik), R-Han 122B dapat melesat sampai kecepatan Mach 2.95. Dengan sudut peluncuran 50 derajat, roket ini dapat mencapai jarak tembak 30 km. R-Han 122B punya panjang 2.820 mm dan lebar diameter 122 mm.
R-Han 122B sejatinya adalah pengembangan dari roket RX1210. Sementara R-Han 122B (RX1220) performanya mengacu pada roket Grad buatan Ceko yang digunakan Korps Marinir. Fokus pengembangan roket artileri ini adalah untuk memaksimalkan motor roket hingga dapat menjangkau sasaran sejauh 20 – 30 km.
R-Han 122B dibuat untuk memasok kebutuhan Artileri Medan Korps Marinir, khususnya sebagai senjata utama pada alutsista self propelled MLRS (Multiple Launch Rocket System) RM70 Grad, RM70 Vampire dan Norinco Type 90B pada Resimen Artileri Korps Marinir.
Meski dibuat oleh PT Pindad, proyek R-Han 122B sejatinya adalah digarap Konsorsium Roket Nasional dan Balitbang Kemhan. Konsorsium Roket Nasional terdiri dari LAPAN, PT Pindad, PT Dahana dan PT Dirgantara Indonesia, yang kesemuanya dikoordinasikan oleh Ristek BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). (Gilang Perdana)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.