Naik menjadi USD 25 miliar
Pesawat Rafale, Indonesia memerlukan dana pinjaman untuk membeli pesawat batch ketiga. (Dassault Aviation) ★
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mendapat anggaran tambahan untuk belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengenai rapat antara Presiden Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto.
Menkeu mengatakan, dalam rapat diputuskan ada perubahan alokasi anggaran belanja alutsista dari utang luar negeri. "2020-2024 sudah disetujui Presiden Rp 20,75 miliar," kata Menkeu dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
"Nah kemarin karena ada perubahan maka alokasi untuk 2024 menjadi USD 25 miliar. Terjadi kenaikan yang signifikan dari USD 20,75 miliar ke USD 25 miliar itu yang kemarin disepakati."
Menurutnya, peningkatan anggaran belanja alutsista Kemenhan berasal dari utang luar negeri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan. Kebutuhannya memang disampaikan Kemenhan menanggapi kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity," ujarnya.
Menkeu berujar, di sisi lain masih ada rencana dari sisi perencanaan penganggaran jangka panjang. Menurutnya, penambahan ini masih sesuai dengan Rencana Strategis pertahanan hingga 2034 mendatang.
Pada renstra (rencana strategis) sektor pertahanan 2034 disebutkan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sesuai 3 renstra. Yaitu hingga tahun 2034 mencapai angka USD 55 miliar.
Pesawat Rafale, Indonesia memerlukan dana pinjaman untuk membeli pesawat batch ketiga. (Dassault Aviation) ★
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mendapat anggaran tambahan untuk belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengenai rapat antara Presiden Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto.
Menkeu mengatakan, dalam rapat diputuskan ada perubahan alokasi anggaran belanja alutsista dari utang luar negeri. "2020-2024 sudah disetujui Presiden Rp 20,75 miliar," kata Menkeu dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
"Nah kemarin karena ada perubahan maka alokasi untuk 2024 menjadi USD 25 miliar. Terjadi kenaikan yang signifikan dari USD 20,75 miliar ke USD 25 miliar itu yang kemarin disepakati."
Menurutnya, peningkatan anggaran belanja alutsista Kemenhan berasal dari utang luar negeri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan. Kebutuhannya memang disampaikan Kemenhan menanggapi kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity," ujarnya.
Menkeu berujar, di sisi lain masih ada rencana dari sisi perencanaan penganggaran jangka panjang. Menurutnya, penambahan ini masih sesuai dengan Rencana Strategis pertahanan hingga 2034 mendatang.
Pada renstra (rencana strategis) sektor pertahanan 2034 disebutkan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sesuai 3 renstra. Yaitu hingga tahun 2034 mencapai angka USD 55 miliar.
★ RRI
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.