Sea Trial di Selat Sunda Kapal Geomarin III berlabuh di Pelabuhan Merak, Banten, Minggu (6/8). Kapal dengan panjang 61,70 meter itu dilengkapi dengan peralatan geologi, geofisika, dan hidrografi untuk mendukung tugas survei pemetaan geologi kelautan serta inventarisasi sumber daya energi dan mineral. [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya] ☆
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM tengah menyiapkan kapal berteknologi canggih untuk memetakan potensi energi yang tersimpan di perairan laut Indonesia.
"Data seismikitu, akan ditawarkan kepada kontraktor kontrak kerja sama (K3S) sebagai indikasi awal pelelangan wilayah karya yang akan diajukan, panjang kabel seismik aja ditambah hingga 6.000 meter," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial, dalam uji coba Kapal Riset Geomarin III, di Selat Sunda, Minggu.
Kapal Riset Geomarin III yang saat ini masih memiliki kabel seismik sepanjang 700 meter, merupakan satu-satunya kapal yang dimiliki Indonesia yang mampu memetakan potensi dasar laut melalui survei seismik.
Saat ini Kapal Riset Geomarin III dapat memberikan gambaran potensi gas dan minyak ataupun kandungan mineral dengan tampilan dua dimensi.
"Dua dimensi sudah bagus, tapi belum cukup, karena standard untuk kepentingan migas adalah tiga dimensi, sehingga investor lebih tertarik serta dapat gambaran lokasi secara detail," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM, FX Sutijastoto, mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan Kapal Riset Geomarin III ditargetkan bisa dilakukan hingga akhir 2017.
"Saat ini sedang ditingkatkan kemampuannya, dan hal tersebut membutuhkan investasi sebanyak Rp 70 miliar," kata Sutijastoto.
Selain itu, jika ingin meningkatkan secara keseluruhan untuk memberikan data detail pemetaan migas di lautan Indonesia, dibutuhkan nilai investasinya sebesar Rp 300 miliar agar kapal seismik Indonesia memiliki kemampuan pemetaan berstandard internasional.
Selama ini investor jika ingin ikut lelang sebagai operator wilayah karya selalu menggunakan pihak ketiga untuk mendapatkan data identifikasi. Sedangkan saat ini Kementerian ESDM sudah memiliki Kapal Riset Geomarin III yang mampu memberikan data survei tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar data dapat dimiliki Indonesia secara langsung tanpa diketahui pihak ketiga yang disewa investor, sehingga KKKS atau investor dapat memanfaatkan data tersebut secara resmi melalui Kementerian ESDM sebagai paket lelang wilayah karya.
Indonesia wilayah timur masih memiliki banyak titik buta yang belum terpetakan potensi laut dalamnya.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), Badan Litbang Kementerian ESDM, Minggu (6/8), melaksanakan uji coba Kapal Riset Geomarin III, di Selat Sunda.
Sea trial ini merupakan persiapan pelaksanaan penelitian identifikasi cekungan sedimenter untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK) minyak dan gas Bumi di perairan Arafura, Papua, dan konversi energi tenaga temperatur gelombang laut (OTEC) di perairan Lembata, NTT.
Pada Sea Trial ini, dilakukan juga uji coba peralatan survei yang digunakan untuk pengambilan data geologi dan geofisika kelautan.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM tengah menyiapkan kapal berteknologi canggih untuk memetakan potensi energi yang tersimpan di perairan laut Indonesia.
"Data seismikitu, akan ditawarkan kepada kontraktor kontrak kerja sama (K3S) sebagai indikasi awal pelelangan wilayah karya yang akan diajukan, panjang kabel seismik aja ditambah hingga 6.000 meter," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial, dalam uji coba Kapal Riset Geomarin III, di Selat Sunda, Minggu.
Kapal Riset Geomarin III yang saat ini masih memiliki kabel seismik sepanjang 700 meter, merupakan satu-satunya kapal yang dimiliki Indonesia yang mampu memetakan potensi dasar laut melalui survei seismik.
Saat ini Kapal Riset Geomarin III dapat memberikan gambaran potensi gas dan minyak ataupun kandungan mineral dengan tampilan dua dimensi.
"Dua dimensi sudah bagus, tapi belum cukup, karena standard untuk kepentingan migas adalah tiga dimensi, sehingga investor lebih tertarik serta dapat gambaran lokasi secara detail," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM, FX Sutijastoto, mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan Kapal Riset Geomarin III ditargetkan bisa dilakukan hingga akhir 2017.
"Saat ini sedang ditingkatkan kemampuannya, dan hal tersebut membutuhkan investasi sebanyak Rp 70 miliar," kata Sutijastoto.
Selain itu, jika ingin meningkatkan secara keseluruhan untuk memberikan data detail pemetaan migas di lautan Indonesia, dibutuhkan nilai investasinya sebesar Rp 300 miliar agar kapal seismik Indonesia memiliki kemampuan pemetaan berstandard internasional.
Selama ini investor jika ingin ikut lelang sebagai operator wilayah karya selalu menggunakan pihak ketiga untuk mendapatkan data identifikasi. Sedangkan saat ini Kementerian ESDM sudah memiliki Kapal Riset Geomarin III yang mampu memberikan data survei tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar data dapat dimiliki Indonesia secara langsung tanpa diketahui pihak ketiga yang disewa investor, sehingga KKKS atau investor dapat memanfaatkan data tersebut secara resmi melalui Kementerian ESDM sebagai paket lelang wilayah karya.
Indonesia wilayah timur masih memiliki banyak titik buta yang belum terpetakan potensi laut dalamnya.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), Badan Litbang Kementerian ESDM, Minggu (6/8), melaksanakan uji coba Kapal Riset Geomarin III, di Selat Sunda.
Sea trial ini merupakan persiapan pelaksanaan penelitian identifikasi cekungan sedimenter untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK) minyak dan gas Bumi di perairan Arafura, Papua, dan konversi energi tenaga temperatur gelombang laut (OTEC) di perairan Lembata, NTT.
Pada Sea Trial ini, dilakukan juga uji coba peralatan survei yang digunakan untuk pengambilan data geologi dan geofisika kelautan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.