Gaikindo Sambut Baik Wacana Program Mobil Nasional Jokowi Mobil-mobil yang akan dikeluarkan dari kapal di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta Utara, Rabu, 16 Desember 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)☆
Wacana program mobil nasional (mobnas) kembali bergulir setelah Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara pabrikan mobil Proton Holdings Berhad dengan perusahaan otomotif domestik yakni PT Adiperkasa Citra Lestari, Jumat (6/2) di Malaysia.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto mengatakan, pihaknya menyambut baik jika nantinya dari program tersebut melahirkan merek mobil baru yang digadang sebagai mobil nasional. "Selaku asosiasi pastinya kami menyambut baik. Toh dengan semakin banyak merek mobil, konsumen akan memiliki banyak pilihan, kan?" Ujar Jongkie kepada CNN Indonesia, Sabtu (7/2).
Akan tetapi Jongkie bilang, dirinya mengaku belum mengetahui detil mengenai program mobil nasional yang dikabarkan akan menggandeng pabrikan mobil asal negara Jiran tersebut. Untuk itu, ia pun masih enggan berkomentar mengenai wacana tersebut.
"Saya baru tahu malah dari media. Tapi yang pasti, konsumen masih akan tetap menilai dan membeli mobil dari keunggulan di setiap produk, layanan after sales, dan juga jaringan networking pada saat penjualan. Sementara penjualan Proton di Indonesia masih sangat kecil," tuturnya.
Ramai diberitakan, pemerintah akan kembali menghidupkan program mobnas dengan menggandeng pabrikan mobil Malaysia yakni Proton Holdings Berhad. Adapun perusahaan nasional yang ditunjuk dalam proyek ini ialah PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL).
Dalam penandatangan MoU kemarin, ACL diwakili langsung oleh Chief Executive Officer perusahaan (CEO) yakni Abdullah Mahmud Hendropriyono yang diketahui memiliki kedekatan dengan Jokowi pada saat Pemilu Presiden 2014 kemarin.
Dalam proyek ini, kedua belah pihak direncanakan bakal memproduksi mobil yang digadang menjadi mobil Indonesia. "Tapi saya belum tahu detilnya program mobil nasional yang sekarang akan seperti apa. Yang saya tahu, program mobnas yang pernah dicanangkan tahun 1995 silam melalui merek Timor dibatalkan karena kita digugat dan kalah di WTO (World Trade Organization)," pungkasnya.(dim)Gandeng Proton, Jokowi Dinilai Matikan Industri Mobil Lokal Presiden Joko Widodo dan PM Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pers di Bangunan Perdana Putra, Putrajaya, Jumat (6/2). (ANTARA FOTO/Udden Abdul)☆
Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa) meminta Presiden Joko Widodo konsisten di dalam program mobil nasional yang kembali dirintis pelaku usaha otomotif lokal sejak 2010 silam. Desakan ini menyusul adanya rencana kerjasama antara pabrikan mobil asal Malaysia yakni, Proton Holdings Berhad dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) mengenai program mobil nasional Indonesia yang disaksikan oleh Jokowi, Jumat (6/2) di Malaysia.
"Harus diingat bahwa tidak ada satupun negara maju di dunia yang tidak memiliki produknya (mobil) sendiri. Kalau sampai akhirnya program mobnas bekerjasama dengan Malaysia, apa bisa Indonesia menjadi negara maju?" tegas Ibnu kepada CNN Indonesia, Sabtu (7/2).
Ibnu mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan sedikitnya 3 produk mobil yang hampir 90 persen komponennya berasal dari dalam negeri (local content). Ketiga produk mobil tersebut meliputi Tawon, FIN Komodo dan GEA yang saat ini tengah dijajaki di pasar domestik. Selain itu, terdapat pula beberapa pengembangan produk mobil berbasiskan energi ramah lingkungan seperti mobil listrik ciptaan Dasep Ahmadi hingga mobil Wakaba, Borneo dan Kancil.
Berangkat dari hal tersebut, ia pun mendesak Jokowi untuk lebih mengedepankan kepentingan industri dalam negeri untuk merealisasikan program mobil nasional. "Kalau pada akhirnya Presiden lebih memilih (produsen) Malaysia dalam mobnas, berarti beliau tidak percaya dan menghargai kemampuan anak bangsa. Kami itu sudah memiliki roadmap industri mobil nasional hingga 21 tahun mendatang sejak 2010, tinggal dievaluasi bersama saja kalau ada kekurangan," cetusnya.
Dalam roadmap Asianusa, terang Ibnu, program mobil nasional yang ia rancang dibagi kedalam tiga tahap yakni Bayi, ABG (Anak Baru Gede), dan Remaja. Pada tahap pertama atau Bayi, program mobnas diawali dengan upaya riset serta penyempunaan pada produk yang dihasilkan. Sedangkan pada tahap kedua atau ABG, program mobnas akan memasuki tahap uji typing, riset pasar hingga menjalin kerjasama mengenai pembiayaan. Barulah pada tahap ketiga atau Remaja, tahapannya meliputi produksi masal hingga penawaran ke pasar dalam dan luar negeri.
"Agak aneh juga, sewaktu di Solo dulu beliau sangat mendukung Mobil Asemka yang dibuat oleh teman-teman SMK. Tapi kenapa sekarang jadi tidak konsisten begini," sesal Ibnu.
Pengamat kebijakan publik, Darmaningtyas menambahkan, dengan mendukung program mobnas yang dirintis pelaku industri otomotif domestik pemerintah akan memperoleh keuntungan lebih, diantarannya peningkatan angka local content. "Akan berbeda ketika perusahaan asing diundang kesini dan membuat pabrik mobilnya disini. Walau konsekuensinya program mobnas domestik akan lebih lama direalisasikan, tapi keuntungan dan kebanggaanya akan lebih besar," tutur Darmaningtyas.DPR Protes Tak Dilibatkan Proyek Mobil Nasional President Joko Widodo (tengah kanan) bersama mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad (tengah kiri) melakukan tur di dalam industri otomotif Proton, Shah Alam, Jumat (6/2). (REUTERS/Olivia Harris)☆
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Taufik Kurniawan memprotes pihaknya tak dilibatkan dalam kerja sama mobil nasional Indonesia dengan Malaysia melalui Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari.
"Kalau government to government (G to G) harus lewat keputusan DPR. Kalau business to business (B to B) tidak masalah (tidak melalui DPR), tapi jangan sampai dibawa ke G to G," ujar Taufik ketika diwawancara usai mengisi diskusi 'Banyak Pilihan untuk Jokowi', di Cikini, Jakarta, Sabtu (7/2).
Menurutnya, sebagai lembaga legislatif yang merupakan representatif dari rakyat, DPR perlu dilibatkan dalam program nasional. "Harus ada keputusan politik juga dari DPR kalau sudah G to G," katanya menegaskan.
Lebih jauh Taufik mengaku kecewa lantaran terabaikannya potensi anak bangsa untuk membuat mobil. "Mari kembalikan pada konsep bagaimana anak bangsa mampu. Membuat pesawat saja bisa apalagi membuat mobil. Kenapa juga dengan Malaysia?" ujarnya.
Sebelumnya, situs otomotif Malaysia, Paultan memberitakan, nota kesepahaman soal pengadaan mobil nasional ditandatangani oleh CEO Proton, Datuk Abdul Harith Abdullah, dan CEO PT Adiperkasa Citra Lestari, AM Hendropriyono, Jumat (6/2). Penandatanganan disaksikan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno.
Ikut hadir dalam penandatanganan itu, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak, Komisaris Proton, Tun Dr Mahathir Mohamad, dan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Jokowi memang sedang menjalani kunjungan kenegaraan di Malaysia selama tiga hari pada saat penandatanganan berlangsung.(sip/sip)Beberapa Mimpi Mobil Produksi Dalam Negeri
⚓️ CNN
Wacana program mobil nasional (mobnas) kembali bergulir setelah Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara pabrikan mobil Proton Holdings Berhad dengan perusahaan otomotif domestik yakni PT Adiperkasa Citra Lestari, Jumat (6/2) di Malaysia.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto mengatakan, pihaknya menyambut baik jika nantinya dari program tersebut melahirkan merek mobil baru yang digadang sebagai mobil nasional. "Selaku asosiasi pastinya kami menyambut baik. Toh dengan semakin banyak merek mobil, konsumen akan memiliki banyak pilihan, kan?" Ujar Jongkie kepada CNN Indonesia, Sabtu (7/2).
Akan tetapi Jongkie bilang, dirinya mengaku belum mengetahui detil mengenai program mobil nasional yang dikabarkan akan menggandeng pabrikan mobil asal negara Jiran tersebut. Untuk itu, ia pun masih enggan berkomentar mengenai wacana tersebut.
"Saya baru tahu malah dari media. Tapi yang pasti, konsumen masih akan tetap menilai dan membeli mobil dari keunggulan di setiap produk, layanan after sales, dan juga jaringan networking pada saat penjualan. Sementara penjualan Proton di Indonesia masih sangat kecil," tuturnya.
Ramai diberitakan, pemerintah akan kembali menghidupkan program mobnas dengan menggandeng pabrikan mobil Malaysia yakni Proton Holdings Berhad. Adapun perusahaan nasional yang ditunjuk dalam proyek ini ialah PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL).
Dalam penandatangan MoU kemarin, ACL diwakili langsung oleh Chief Executive Officer perusahaan (CEO) yakni Abdullah Mahmud Hendropriyono yang diketahui memiliki kedekatan dengan Jokowi pada saat Pemilu Presiden 2014 kemarin.
Dalam proyek ini, kedua belah pihak direncanakan bakal memproduksi mobil yang digadang menjadi mobil Indonesia. "Tapi saya belum tahu detilnya program mobil nasional yang sekarang akan seperti apa. Yang saya tahu, program mobnas yang pernah dicanangkan tahun 1995 silam melalui merek Timor dibatalkan karena kita digugat dan kalah di WTO (World Trade Organization)," pungkasnya.(dim)Gandeng Proton, Jokowi Dinilai Matikan Industri Mobil Lokal Presiden Joko Widodo dan PM Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pers di Bangunan Perdana Putra, Putrajaya, Jumat (6/2). (ANTARA FOTO/Udden Abdul)☆
Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa) meminta Presiden Joko Widodo konsisten di dalam program mobil nasional yang kembali dirintis pelaku usaha otomotif lokal sejak 2010 silam. Desakan ini menyusul adanya rencana kerjasama antara pabrikan mobil asal Malaysia yakni, Proton Holdings Berhad dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) mengenai program mobil nasional Indonesia yang disaksikan oleh Jokowi, Jumat (6/2) di Malaysia.
"Harus diingat bahwa tidak ada satupun negara maju di dunia yang tidak memiliki produknya (mobil) sendiri. Kalau sampai akhirnya program mobnas bekerjasama dengan Malaysia, apa bisa Indonesia menjadi negara maju?" tegas Ibnu kepada CNN Indonesia, Sabtu (7/2).
Ibnu mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan sedikitnya 3 produk mobil yang hampir 90 persen komponennya berasal dari dalam negeri (local content). Ketiga produk mobil tersebut meliputi Tawon, FIN Komodo dan GEA yang saat ini tengah dijajaki di pasar domestik. Selain itu, terdapat pula beberapa pengembangan produk mobil berbasiskan energi ramah lingkungan seperti mobil listrik ciptaan Dasep Ahmadi hingga mobil Wakaba, Borneo dan Kancil.
Berangkat dari hal tersebut, ia pun mendesak Jokowi untuk lebih mengedepankan kepentingan industri dalam negeri untuk merealisasikan program mobil nasional. "Kalau pada akhirnya Presiden lebih memilih (produsen) Malaysia dalam mobnas, berarti beliau tidak percaya dan menghargai kemampuan anak bangsa. Kami itu sudah memiliki roadmap industri mobil nasional hingga 21 tahun mendatang sejak 2010, tinggal dievaluasi bersama saja kalau ada kekurangan," cetusnya.
Dalam roadmap Asianusa, terang Ibnu, program mobil nasional yang ia rancang dibagi kedalam tiga tahap yakni Bayi, ABG (Anak Baru Gede), dan Remaja. Pada tahap pertama atau Bayi, program mobnas diawali dengan upaya riset serta penyempunaan pada produk yang dihasilkan. Sedangkan pada tahap kedua atau ABG, program mobnas akan memasuki tahap uji typing, riset pasar hingga menjalin kerjasama mengenai pembiayaan. Barulah pada tahap ketiga atau Remaja, tahapannya meliputi produksi masal hingga penawaran ke pasar dalam dan luar negeri.
"Agak aneh juga, sewaktu di Solo dulu beliau sangat mendukung Mobil Asemka yang dibuat oleh teman-teman SMK. Tapi kenapa sekarang jadi tidak konsisten begini," sesal Ibnu.
Pengamat kebijakan publik, Darmaningtyas menambahkan, dengan mendukung program mobnas yang dirintis pelaku industri otomotif domestik pemerintah akan memperoleh keuntungan lebih, diantarannya peningkatan angka local content. "Akan berbeda ketika perusahaan asing diundang kesini dan membuat pabrik mobilnya disini. Walau konsekuensinya program mobnas domestik akan lebih lama direalisasikan, tapi keuntungan dan kebanggaanya akan lebih besar," tutur Darmaningtyas.DPR Protes Tak Dilibatkan Proyek Mobil Nasional President Joko Widodo (tengah kanan) bersama mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad (tengah kiri) melakukan tur di dalam industri otomotif Proton, Shah Alam, Jumat (6/2). (REUTERS/Olivia Harris)☆
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Taufik Kurniawan memprotes pihaknya tak dilibatkan dalam kerja sama mobil nasional Indonesia dengan Malaysia melalui Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari.
"Kalau government to government (G to G) harus lewat keputusan DPR. Kalau business to business (B to B) tidak masalah (tidak melalui DPR), tapi jangan sampai dibawa ke G to G," ujar Taufik ketika diwawancara usai mengisi diskusi 'Banyak Pilihan untuk Jokowi', di Cikini, Jakarta, Sabtu (7/2).
Menurutnya, sebagai lembaga legislatif yang merupakan representatif dari rakyat, DPR perlu dilibatkan dalam program nasional. "Harus ada keputusan politik juga dari DPR kalau sudah G to G," katanya menegaskan.
Lebih jauh Taufik mengaku kecewa lantaran terabaikannya potensi anak bangsa untuk membuat mobil. "Mari kembalikan pada konsep bagaimana anak bangsa mampu. Membuat pesawat saja bisa apalagi membuat mobil. Kenapa juga dengan Malaysia?" ujarnya.
Sebelumnya, situs otomotif Malaysia, Paultan memberitakan, nota kesepahaman soal pengadaan mobil nasional ditandatangani oleh CEO Proton, Datuk Abdul Harith Abdullah, dan CEO PT Adiperkasa Citra Lestari, AM Hendropriyono, Jumat (6/2). Penandatanganan disaksikan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno.
Ikut hadir dalam penandatanganan itu, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak, Komisaris Proton, Tun Dr Mahathir Mohamad, dan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Jokowi memang sedang menjalani kunjungan kenegaraan di Malaysia selama tiga hari pada saat penandatanganan berlangsung.(sip/sip)Beberapa Mimpi Mobil Produksi Dalam Negeri
⚓️ CNN
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.