Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggandeng lembaga antariksa Jepang atau Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) menggelar pelatihan dan workshop pemanfaatan data satelit Jepang di Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan di Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lapan di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur itu, dihadiri sejumlah perwakilan instansi, seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan, Rokhis Khomarudin mengatakan, dalam pelatihan ini peserta diberi informasi mengenai cara menggunakan satelit radar Advanced Land Observing Satellite (ALOS) 2, mengolah data, melihat spesifikasi dan tipe data.
"Training ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Lapan, KKP, Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pertanian, BIG dan BPPT," ujarnya di Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Rokhis menambahkan, data satelit radar ALOS 2 kendala awan dalam penginderaan jauh bisa teratasi, sebab bisa mendapatkan data-data bebas awan."Resolusi spasialnya pun mencapai tiga meter, sehingga bisa melihat inventarisasi objek-objek di permukaan bumi," ucapnya.
Dalam pelatihan tersebut, lanjut Rokhis, juga dilakukan pengumpulan proposal kegiatan terkait pemanfaatan Alos, yang nantinya dicarikan lembaga donornya, seperti Asian Development Bank, JAXA atau JAICA dari Jepang.
Proposal yang muncul fokus pada identifikasi perkebunan kelapa sawit dan sagu untuk mendeteksi umur tanaman, pemantauan tanaman padi dan tebu untuk mengetahui pertumbuhannya.
Di bidang kebencanaan, untuk melihat letusan gunung api dan pergerakan tanah, banjir, tsunami, juga ekosistem pantai, illegal fishing dan pulau-pulau terluar. Tingkat akurasi penginderaan jauh dengan satelit radar ALOS 2 ini mencapai 80 persen.
Kegiatan yang dilakukan di Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lapan di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur itu, dihadiri sejumlah perwakilan instansi, seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan, Rokhis Khomarudin mengatakan, dalam pelatihan ini peserta diberi informasi mengenai cara menggunakan satelit radar Advanced Land Observing Satellite (ALOS) 2, mengolah data, melihat spesifikasi dan tipe data.
"Training ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Lapan, KKP, Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pertanian, BIG dan BPPT," ujarnya di Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Rokhis menambahkan, data satelit radar ALOS 2 kendala awan dalam penginderaan jauh bisa teratasi, sebab bisa mendapatkan data-data bebas awan."Resolusi spasialnya pun mencapai tiga meter, sehingga bisa melihat inventarisasi objek-objek di permukaan bumi," ucapnya.
Dalam pelatihan tersebut, lanjut Rokhis, juga dilakukan pengumpulan proposal kegiatan terkait pemanfaatan Alos, yang nantinya dicarikan lembaga donornya, seperti Asian Development Bank, JAXA atau JAICA dari Jepang.
Proposal yang muncul fokus pada identifikasi perkebunan kelapa sawit dan sagu untuk mendeteksi umur tanaman, pemantauan tanaman padi dan tebu untuk mengetahui pertumbuhannya.
Di bidang kebencanaan, untuk melihat letusan gunung api dan pergerakan tanah, banjir, tsunami, juga ekosistem pantai, illegal fishing dan pulau-pulau terluar. Tingkat akurasi penginderaan jauh dengan satelit radar ALOS 2 ini mencapai 80 persen.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.