Direktur Utama Defend ID, Bobby Rasyidin (kanan), Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Gita Amperiawan (dua kanan), Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose (kiri), Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod (belakang kiri), dan Direktur Utama PT Dahana, Wildan Widarman (belakang kanan), menghadiri acara puncak peringatan HUT Ke-2 Defend ID di Kantor Pusat PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024). (ANTARA/HO-Dokumentasi Defend ID) ★
Holding BUMN bidang pertahanan Defense Industry Indonesia (Defend ID) berambisi mampu mengungguli salah satu perusahaan pertahanan terbesar di Asia asal Singapura, ST Engineering, pada tahun 2026.
Direktur Umum Defend ID yang juga Direktur Umum PT Len Industri Bobby Rasyidin menyatakan optimistis holding yang dipimpinnya dapat terus bertumbuh bahkan sampai menjadi bagian dari Top 40 Global Defense Industry pada 2034.
"Tahun lalu, kami itu sudah nomor 70-an. Itu kami sudah dekat dengan ST Engineering. Jadi, ST Engineering itu perusahaan Singapura yang memang mereka salah satu yang terbesar di Asia. Insyaallah dalam dua tahun ke depan, 2025, 2026, kami akan melewati ST Engineering," kata Bobby Rasyidin saat jumpa pers di sela acara peringatan HUT ke-2 Defend ID di Kantor Pusat PT Pindad (Persero) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Defend ID, holding BUMN bidang pertahanan, mencakup PT Len Industri sebagai perusahaan induk yang membawahi PT Pindad (Persero), PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana. Holding itu diresmikan Presiden Joko Widodo pada 20 April 2022.
"Kami sudah membuat roadmap sampai 2034 untuk menjadi nomor 40 dunia. Ya kira-kira sekelas dengan perusahaan Turki, seperti Aselsan, Havelsan, kemudian Rocketsan," kata Bobby.
Demi mewujudkan ambisi itu, Bobby menyebut ada dua tantangan yang harus dihadapi Defend ID, yaitu menguasai teknologi tinggi dan membangun sumber daya manusia.
Dia menekankan Defend ID merupakan industri pertahanan yang berbasis pada teknologi tinggi.
"Teknologi tinggi ini kaitannya ada dua, yaitu bagaimana penguasaan teknologinya dan yang kedua adalah bagaimana pembangunan manusianya. Tantangannya di situ yang paling berat," katanya.
Oleh karena itu, masing-masing perusahaan yang ada dalam holding Defend ID pun aktif menjajaki kemitraan dengan industri pertahanan asing yang saat ini ternama dan unggul dalam penguasaan teknologi.
"Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan realisasi joint venture dengan Thales. Sementara PT PAL dua minggu yang lalu berkontrak dengan Naval Group, dan kami harap mereka menjadi strategic partner dengan Naval Group," tambah Bobby.
Thales dan Naval Group merupakan dua perusahaan Prancis yang saat ini menjajaki kerja sama dengan Indonesia.
Thales dan PT Len Industri saat ini bekerja sama membuat radar ground controlled interception (GCI) yang perakitan tahap akhirnya dilaksanakan di Len Technopark, Subang, Jawa Barat.
Sementara itu, Naval Group dan PT PAL Indonesia akan bekerja sama membangun kapal selam generasi terbaru Scorpene Evolved di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.
Kemudian, Bobby juga menyinggung kerja sama Pindad dan FNSS Turki terutama dalam pembuatan tank Harimau.
"Begitu juga dengan PT DI, kami harapkan kami akan revive (memberikan suntikan energi, red) lagi partnership kami dengan Airbus. Kemudian, PT DI ini kami harapkan juga punya engineering produk teknologi ke depan," kata Bobby.
Defend ID merayakan HUT ke-2 secara terpusat di Bandung, Sabtu, dengan menghadirkan ragam acara hiburan, penampilan musik, bazar kuliner, dan pernak-pernik.
Tidak hanya itu, Defend ID dalam rangkaian acara HUT-nya juga menggelar bakti sosial dan turnamen olahraga.
"Pelaksanaan HUT tahun ini sebagai wujud kolaborasi di antara anggota Defend ID. Ini tercermin dari peran aktif direksi hingga ke karyawan di seluruh entitas," kata Wakil Direktur Utama PT Pindad Syaifuddin, yang bertugas sebagai Ketua Panitia HUT ke-2 Defend ID, saat puncak perayaan HUT di Bandung.
Dalam acara itu, seluruh direktur utama yang tergabung dalam holding Defend ID hadir. Selain Bobby, ada juga Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose, Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod, dan Direktur Utama PT Dahana Wildan Widarman.
Holding BUMN bidang pertahanan Defense Industry Indonesia (Defend ID) berambisi mampu mengungguli salah satu perusahaan pertahanan terbesar di Asia asal Singapura, ST Engineering, pada tahun 2026.
Direktur Umum Defend ID yang juga Direktur Umum PT Len Industri Bobby Rasyidin menyatakan optimistis holding yang dipimpinnya dapat terus bertumbuh bahkan sampai menjadi bagian dari Top 40 Global Defense Industry pada 2034.
"Tahun lalu, kami itu sudah nomor 70-an. Itu kami sudah dekat dengan ST Engineering. Jadi, ST Engineering itu perusahaan Singapura yang memang mereka salah satu yang terbesar di Asia. Insyaallah dalam dua tahun ke depan, 2025, 2026, kami akan melewati ST Engineering," kata Bobby Rasyidin saat jumpa pers di sela acara peringatan HUT ke-2 Defend ID di Kantor Pusat PT Pindad (Persero) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Defend ID, holding BUMN bidang pertahanan, mencakup PT Len Industri sebagai perusahaan induk yang membawahi PT Pindad (Persero), PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana. Holding itu diresmikan Presiden Joko Widodo pada 20 April 2022.
"Kami sudah membuat roadmap sampai 2034 untuk menjadi nomor 40 dunia. Ya kira-kira sekelas dengan perusahaan Turki, seperti Aselsan, Havelsan, kemudian Rocketsan," kata Bobby.
Demi mewujudkan ambisi itu, Bobby menyebut ada dua tantangan yang harus dihadapi Defend ID, yaitu menguasai teknologi tinggi dan membangun sumber daya manusia.
Dia menekankan Defend ID merupakan industri pertahanan yang berbasis pada teknologi tinggi.
"Teknologi tinggi ini kaitannya ada dua, yaitu bagaimana penguasaan teknologinya dan yang kedua adalah bagaimana pembangunan manusianya. Tantangannya di situ yang paling berat," katanya.
Oleh karena itu, masing-masing perusahaan yang ada dalam holding Defend ID pun aktif menjajaki kemitraan dengan industri pertahanan asing yang saat ini ternama dan unggul dalam penguasaan teknologi.
"Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan realisasi joint venture dengan Thales. Sementara PT PAL dua minggu yang lalu berkontrak dengan Naval Group, dan kami harap mereka menjadi strategic partner dengan Naval Group," tambah Bobby.
Thales dan Naval Group merupakan dua perusahaan Prancis yang saat ini menjajaki kerja sama dengan Indonesia.
Thales dan PT Len Industri saat ini bekerja sama membuat radar ground controlled interception (GCI) yang perakitan tahap akhirnya dilaksanakan di Len Technopark, Subang, Jawa Barat.
Sementara itu, Naval Group dan PT PAL Indonesia akan bekerja sama membangun kapal selam generasi terbaru Scorpene Evolved di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.
Kemudian, Bobby juga menyinggung kerja sama Pindad dan FNSS Turki terutama dalam pembuatan tank Harimau.
"Begitu juga dengan PT DI, kami harapkan kami akan revive (memberikan suntikan energi, red) lagi partnership kami dengan Airbus. Kemudian, PT DI ini kami harapkan juga punya engineering produk teknologi ke depan," kata Bobby.
Defend ID merayakan HUT ke-2 secara terpusat di Bandung, Sabtu, dengan menghadirkan ragam acara hiburan, penampilan musik, bazar kuliner, dan pernak-pernik.
Tidak hanya itu, Defend ID dalam rangkaian acara HUT-nya juga menggelar bakti sosial dan turnamen olahraga.
"Pelaksanaan HUT tahun ini sebagai wujud kolaborasi di antara anggota Defend ID. Ini tercermin dari peran aktif direksi hingga ke karyawan di seluruh entitas," kata Wakil Direktur Utama PT Pindad Syaifuddin, yang bertugas sebagai Ketua Panitia HUT ke-2 Defend ID, saat puncak perayaan HUT di Bandung.
Dalam acara itu, seluruh direktur utama yang tergabung dalam holding Defend ID hadir. Selain Bobby, ada juga Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose, Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod, dan Direktur Utama PT Dahana Wildan Widarman.
★ antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.