Proyek Strategis Nasional Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) TMSR 500 MW. (Foto/Dok/Thorcon Power) ☆
PT ThorCon Power Indonesia (TPI) berencana akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama, yang berkapasistas 500 Megawatt (TMRS500).
Rencana itu diungkapkan Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia, Bob S Effendi. Bob mengungkapkan, untuk rencana tersebut pihak perusahaannya menyiapkan investasi senilai Rp 17 triliun.
Nilai tersebut untuk membangun pembangkit nuklir dengan reaktor thorium. Reaktor nuklir itu, rencananya dibuat di atas galangan kapal di Korea Selatan (Korsel).
Setelah instalasi reaktor thorium itu jadi, selanjutnya kapal reaktor nantinya akan berlabuh di pelabuhan. Fasilitas itu rencananya akan dibangun di Pulau Gelasa, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung.
“Memang investasi Rp 17 triliun. Kita tidak membangun planting di Indonesia, karena kita membangunnya itu di Korea di atas kapal, tapi yang dibangun di sini (Indonesia) lebih kepada Pulau Gelasanya, pelabuhannya dan juga fasilitas uji nonvisi,” ujar Bob dalam konferensi pers di kantor Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jakarta Pusat, dikutip dari Detik, Selasa (28/3).
Setelah pembangkit itu beroperasi, tidak menutup kemungkinan akan membangun pabrik reaktor nuklir di Indonesia yang berlokasi di Bangka Belitung tepatnya di Pulau Gelasa selepas tahun 2030.
Perusahaan ThorCon Power Indonesia saat ini masih melanjutkan studi teknis dan ekonomi. Tahun 2019 lalu, perusahaan galangan kapal BUMN yakni PT PAL Indonesia menandatangani perjanjian dengan Thorcon Internasional Pte Ltd.
Perjanjian dengan PT PAL di Surabaya itu merupakan, langkah untuk melakukan studi pengembangan reaktor dan pembangunan pembangkit listrik nuklir itu di Indonesia.
Selasa (28/03), Nuclear Safety Senior Manager PT TPI, Tagor Malem Sembiring menandatangani Perencanaan Konsultasi 3S dengan Direktur Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Haendra Subekti.
Kemudian perusahaan PT TPI menyampaikan dokumen High Level Safety Assessment (HLSA) yang disusun bersama konsultan engineering nuklir dari Spanyol Empresarios Agrupados (EA) dan Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF) UGM.
Berdasarkan hasil kajian dan kerangka regulasinya, Bapeten menilai TMSR500 (desain konseptual) dirancang untuk dapat memitigasi kecelakaan Fukushima dan bahaya eksternal lainnya, serta bahaya eksternal tipikal Indonesia.
“Kami melakukan penandatanganan dokumen serah terima dari PT ThorCon kepada BAPETEN. Dokumen ini berisi tentang rencana pembangunan PLTN dan segala dokumen-dokumen persyaratan yang diperlukan,” ujar Plt Kepala BAPETEN Sugeng Sumbarjo.
Apabila proyek selesai, nantinya diadakan konsultasi Safety/Keselamatan, Security/Keamanan, dan Safeguards/Garda Aman (3S) terkait desain PLTN itu.
“Dalam penyerahan ini penting adanya roadmap atau agenda yang mulai hari ini hingga 2029 di mana Thorcon akan menyampaikan secara bertahap dokumen-dokumen yang diperlukan kemudian BAPETEN juga akan melakukan konsultasi, sebelum masuk perizinan,” terangnya.
PT ThorCon Power Indonesia (TPI) berencana akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama, yang berkapasistas 500 Megawatt (TMRS500).
Rencana itu diungkapkan Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia, Bob S Effendi. Bob mengungkapkan, untuk rencana tersebut pihak perusahaannya menyiapkan investasi senilai Rp 17 triliun.
Nilai tersebut untuk membangun pembangkit nuklir dengan reaktor thorium. Reaktor nuklir itu, rencananya dibuat di atas galangan kapal di Korea Selatan (Korsel).
Setelah instalasi reaktor thorium itu jadi, selanjutnya kapal reaktor nantinya akan berlabuh di pelabuhan. Fasilitas itu rencananya akan dibangun di Pulau Gelasa, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung.
“Memang investasi Rp 17 triliun. Kita tidak membangun planting di Indonesia, karena kita membangunnya itu di Korea di atas kapal, tapi yang dibangun di sini (Indonesia) lebih kepada Pulau Gelasanya, pelabuhannya dan juga fasilitas uji nonvisi,” ujar Bob dalam konferensi pers di kantor Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jakarta Pusat, dikutip dari Detik, Selasa (28/3).
Setelah pembangkit itu beroperasi, tidak menutup kemungkinan akan membangun pabrik reaktor nuklir di Indonesia yang berlokasi di Bangka Belitung tepatnya di Pulau Gelasa selepas tahun 2030.
Perusahaan ThorCon Power Indonesia saat ini masih melanjutkan studi teknis dan ekonomi. Tahun 2019 lalu, perusahaan galangan kapal BUMN yakni PT PAL Indonesia menandatangani perjanjian dengan Thorcon Internasional Pte Ltd.
Perjanjian dengan PT PAL di Surabaya itu merupakan, langkah untuk melakukan studi pengembangan reaktor dan pembangunan pembangkit listrik nuklir itu di Indonesia.
Selasa (28/03), Nuclear Safety Senior Manager PT TPI, Tagor Malem Sembiring menandatangani Perencanaan Konsultasi 3S dengan Direktur Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Haendra Subekti.
Kemudian perusahaan PT TPI menyampaikan dokumen High Level Safety Assessment (HLSA) yang disusun bersama konsultan engineering nuklir dari Spanyol Empresarios Agrupados (EA) dan Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF) UGM.
Berdasarkan hasil kajian dan kerangka regulasinya, Bapeten menilai TMSR500 (desain konseptual) dirancang untuk dapat memitigasi kecelakaan Fukushima dan bahaya eksternal lainnya, serta bahaya eksternal tipikal Indonesia.
“Kami melakukan penandatanganan dokumen serah terima dari PT ThorCon kepada BAPETEN. Dokumen ini berisi tentang rencana pembangunan PLTN dan segala dokumen-dokumen persyaratan yang diperlukan,” ujar Plt Kepala BAPETEN Sugeng Sumbarjo.
Apabila proyek selesai, nantinya diadakan konsultasi Safety/Keselamatan, Security/Keamanan, dan Safeguards/Garda Aman (3S) terkait desain PLTN itu.
“Dalam penyerahan ini penting adanya roadmap atau agenda yang mulai hari ini hingga 2029 di mana Thorcon akan menyampaikan secara bertahap dokumen-dokumen yang diperlukan kemudian BAPETEN juga akan melakukan konsultasi, sebelum masuk perizinan,” terangnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.