đŸ’¡ Pertama di IndonesiaPenggunaan pembangkit listrik tenaga surya ini sebagai upaya mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan, efektif dan efisien. (Bisnis - Himawan L Nugraha) đŸ’¥
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengungkapkan, pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat membangun pabrik panel surya pertama di Tanah Air.
Ia mengatakan kesepakatan itu diteken oleh Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Singapura, pada Kamis (16/3).
"Kemarin saya ikut rapat kedua finalisasi proyek ini. Targetnya diteken saat Presiden Jokowi ke sana (Singapura). Jadi, hari ini sudah (diteken proyek panel surya)," kata Dadan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/3).
Selama ini Indonesia terus mengimpor kebutuhan industri panel surya dalam negeri, seperti komponen pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pemerintah pun bertekad membangun industri panel surya dari hulu ke hilir. Untuk hilir, pemerintah membutuhkan investasi pasir silika sebagai bahan baku pembuatan PLTS.
Diharapkan kerja sama dengan Singapura akan memproduksi PLTS yang masif ke depannya. Adapun untuk lokasi pembangunan pabrik panel surya dan besaran investasi tidak diterangkan secara detail oleh Dadan.
"Dalam bayangan saya, jangka pendeknya yaitu membangun pabrik PLTS dari hulu. Kita ingin punya industrinya dulu. Karena kebutuhaan energi terbarukan kan potensinya besar untuk diekspor ke depannya," terangnya.
Dadan menargetkan pembangunan pabrik panel surya tersebut dapat terealisasi dalam waktu dua tahun lewat badan usaha yang akan disepakati kedua negara. Ia meyakini prospek bisnis panel surya akan cerah di Tanah Air karena kaya akan sumber bahan baku, seperti pasir silika yang ada di Bangka Belitung.
"Saya melihat kita punya sumber daya baku yang bagus seperti silika, itu sudah ada peminat investornya. Listrik juga tersedia untuk membangun proses industrinya. Mungkin dalam dua tahun pabrik panel surya ini bisa (selesai dibangun)," pungkasnya. (Z-9)
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengungkapkan, pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat membangun pabrik panel surya pertama di Tanah Air.
Ia mengatakan kesepakatan itu diteken oleh Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Singapura, pada Kamis (16/3).
"Kemarin saya ikut rapat kedua finalisasi proyek ini. Targetnya diteken saat Presiden Jokowi ke sana (Singapura). Jadi, hari ini sudah (diteken proyek panel surya)," kata Dadan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/3).
Selama ini Indonesia terus mengimpor kebutuhan industri panel surya dalam negeri, seperti komponen pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pemerintah pun bertekad membangun industri panel surya dari hulu ke hilir. Untuk hilir, pemerintah membutuhkan investasi pasir silika sebagai bahan baku pembuatan PLTS.
Diharapkan kerja sama dengan Singapura akan memproduksi PLTS yang masif ke depannya. Adapun untuk lokasi pembangunan pabrik panel surya dan besaran investasi tidak diterangkan secara detail oleh Dadan.
"Dalam bayangan saya, jangka pendeknya yaitu membangun pabrik PLTS dari hulu. Kita ingin punya industrinya dulu. Karena kebutuhaan energi terbarukan kan potensinya besar untuk diekspor ke depannya," terangnya.
Dadan menargetkan pembangunan pabrik panel surya tersebut dapat terealisasi dalam waktu dua tahun lewat badan usaha yang akan disepakati kedua negara. Ia meyakini prospek bisnis panel surya akan cerah di Tanah Air karena kaya akan sumber bahan baku, seperti pasir silika yang ada di Bangka Belitung.
"Saya melihat kita punya sumber daya baku yang bagus seperti silika, itu sudah ada peminat investornya. Listrik juga tersedia untuk membangun proses industrinya. Mungkin dalam dua tahun pabrik panel surya ini bisa (selesai dibangun)," pungkasnya. (Z-9)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.