Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan pengembangan pesawat tempur KFX/IFX yang kini diberi nama KF-21 Boramae (Kemhan) ★
Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan pengembangan pesawat tempur KFX/IFX yang kini dilabeli KF-21 Boramae.
"Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan program pengembangan bersama pesawat tempur yang bekerja sama dengan Korea Selatan itu," kata Wakil Menteri Pertahanan, M Herindra, saat menghadiri Upacara Perayaan KFX/IFX di Pangkalan Udara Sacheon, Korea Selatan, Rabu.
Menurut dia, keberhasilan uji terbang dari KF-21 Boramae merupakan bentuk nyata keberhasilan pengembangan pesawat tempur ini, dan merupakan perkembangan yang sudah lama ditunggu.
"Indonesia boleh bersikap optimis bahwa suatu saat kelak KF-21 Boramae akan menjadi bagian dari sistem pertahanan udara Indonesia," ujar Herindra di hadapan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lee Jong-sup, dan Menteri DAPA (Defense Acquisition Program Administration) Korea Selatan, Eom Dong Hwan.
Program kebutuhan pesawat tempur 2025-2040
KF-21 Boramae [ROKArmed Forces]
Perjalanan program kerja sama ini cukup panjang, yang diawali dengan penandatangan nota minat oleh kedua negara pada 2009. Kemudian dalam prosesnya kerja sama ini juga mengalami renegosiasi hingga akhirnya berhasil mencapai kesepakatan yang lebih solid pada November 2021. Kedua pihak telah merumuskan kembali suatu kesepakatan bersama.
"Pada 2022, program ini sudah pada tahap Engineering Manufacture Development. Ini merupakan tahapan dimana sudah dihasilkan beberapa 'prototipe' pesawat yang siap untuk pengujian terbang," kata Herindra dalam keterangan pers Kementerian Pertahanan itu.
Ia menilai program pengembangan pesawat tempur itu merupakan salah satu program nasional yang memiliki nilai strategis bagi bangsa Indonesia karena bertujuan memenuhi kebutuhan pesawat tempur TNI AU untuk periode 2025-2040.
Terkait proses alih teknologi yang telah disepakati bersama, dia mengharapkan agar dapat berjalan selaras dengan syarat operasional suatu sistem kesenjataan untuk mendukung cita-cita Indonesia dalam mengembangkan dan memanfaatkan industri pertahanan nasional. Selain itu, program ini juga bermanfaat bagi peningkatan kemampuan sumber daya manusia kedua negara.
Indonesia telah mengirimkan 37 insinyur dan dua personel pilot uji TNI AU yang bersertifikasi internasional untuk mengikuti kegiatan di Korea Selatan sebagai upaya proses alih teknologi.
Indonesia menargetkan mengirim 100 insinyur yang secara rotasi akan mengikuti program di Korea Selatan. Program ini sendiri telah dimulai sejak September 2021 dan diharapkan selesai pada pertengahan 2026.
Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan pengembangan pesawat tempur KFX/IFX yang kini dilabeli KF-21 Boramae.
"Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan program pengembangan bersama pesawat tempur yang bekerja sama dengan Korea Selatan itu," kata Wakil Menteri Pertahanan, M Herindra, saat menghadiri Upacara Perayaan KFX/IFX di Pangkalan Udara Sacheon, Korea Selatan, Rabu.
Menurut dia, keberhasilan uji terbang dari KF-21 Boramae merupakan bentuk nyata keberhasilan pengembangan pesawat tempur ini, dan merupakan perkembangan yang sudah lama ditunggu.
"Indonesia boleh bersikap optimis bahwa suatu saat kelak KF-21 Boramae akan menjadi bagian dari sistem pertahanan udara Indonesia," ujar Herindra di hadapan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lee Jong-sup, dan Menteri DAPA (Defense Acquisition Program Administration) Korea Selatan, Eom Dong Hwan.
Program kebutuhan pesawat tempur 2025-2040
KF-21 Boramae [ROKArmed Forces]
Perjalanan program kerja sama ini cukup panjang, yang diawali dengan penandatangan nota minat oleh kedua negara pada 2009. Kemudian dalam prosesnya kerja sama ini juga mengalami renegosiasi hingga akhirnya berhasil mencapai kesepakatan yang lebih solid pada November 2021. Kedua pihak telah merumuskan kembali suatu kesepakatan bersama.
"Pada 2022, program ini sudah pada tahap Engineering Manufacture Development. Ini merupakan tahapan dimana sudah dihasilkan beberapa 'prototipe' pesawat yang siap untuk pengujian terbang," kata Herindra dalam keterangan pers Kementerian Pertahanan itu.
Ia menilai program pengembangan pesawat tempur itu merupakan salah satu program nasional yang memiliki nilai strategis bagi bangsa Indonesia karena bertujuan memenuhi kebutuhan pesawat tempur TNI AU untuk periode 2025-2040.
Terkait proses alih teknologi yang telah disepakati bersama, dia mengharapkan agar dapat berjalan selaras dengan syarat operasional suatu sistem kesenjataan untuk mendukung cita-cita Indonesia dalam mengembangkan dan memanfaatkan industri pertahanan nasional. Selain itu, program ini juga bermanfaat bagi peningkatan kemampuan sumber daya manusia kedua negara.
Indonesia telah mengirimkan 37 insinyur dan dua personel pilot uji TNI AU yang bersertifikasi internasional untuk mengikuti kegiatan di Korea Selatan sebagai upaya proses alih teknologi.
Indonesia menargetkan mengirim 100 insinyur yang secara rotasi akan mengikuti program di Korea Selatan. Program ini sendiri telah dimulai sejak September 2021 dan diharapkan selesai pada pertengahan 2026.
★ antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.