Teknologi Vibro SeismikTeknologi Vibro Seismik, Pekerja menggunakan Kendaraan Vibro Seismik untuk melakukan perekaman data saat Survei Seismik Akasia Besar di Arahan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (28/8/2016). Penggunaan teknologi truk Vibro Seismik milik Pertamina EP tersebut mampu melakukan perekaman data seismik melalui getaran di area padat penduduk serta perkotaan untuk eksplorasi migas tanpa merusak lingkungan. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara) ☆
Tim eksplorasi Pertamina EP mengelar sosialisasi Survei Seismik 3D Akasia Besar bersama camat, lurah dan sejumlah kepala desa se-Kabupaten Indramayu di kantor Kecamatan Indramayu, Kamis (14/1). Sosialiasai tersebut dilakukan untuk memperkenalkan alat vibroseis untuk melakukan kegiatan seismik. Teknologi baru tersebut mampu menghasilkan data seismik di area padat penduduk seperti di perkotaan.
Chief Humas Seismik Pertamina EP, Salahudin Achmad mengatakan, pelaksanaan seismik 3D ini tujuannya untuk memperoleh data struktur lapisan bawah permukaan bumi dengan metode geofisika yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi penambahan jumlah cadangan migas di wilayah Jawa Barat.
Dia menjelaskan, Dalam kegaitan seismik, pihaknya juga mengunakan alat teknologi baru yakni vibroseis atau vibrator yang digunakan sebagai sumber getar yang diperlukan dalam rangka survei sesmik di wilayah perkotaan. Getaran tersebut kemudian menjadi gelombang yang direkam dan pada akhirnya menggambarkan struktur bawah permukaan bumi. “Kami menjamin getaran vibroseis tidak akan mengganggu rumah penduduk,” ungkapnya.
Dia mengatakan, alat teknologi canggih ini didatangkan untuk membuat getaran dari suatu sumber getar yang kemudian direkam dan akan merambat ke segala arah di bawah permukaan bumi sebagai gelombang. Lalu gelombang yang mengenai lapisan-lapisan batuan akan mengalami pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Sehingga Respon bantuan terhadap gelombang yang datang akan berbeda-beda tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas, porositas, dan umur batuan.
"Gelombang yang dipantulkan, kemudian akan ditangkap oleh alat yang bernama geophone yang diletakkan di atas permukaan tanah dan diteruskan ke instrumen untuk direkam. Dari rekaman itu akan diketahui suatu penampang seismik atau gambaran mengenai struktur lapisan bawah permukaan bumi," ungkapnya.
Sementara Lurah Margadadi, Kecamatan Indramayu, Suwandi mengatakan, pihaknya tidak keberatan dengan kegiatan seismik. Meski sosialisasi yang diikuti bersama rekan lurah dan kuwu lainnya baru dilakukan. "Selama kegiatan itu untuk kesejahteraan rakyat, kami mendukung program seismik ini. Kalau untuk kemakmuran rakyat kenapa tidak saya dukung," katanya.
Hal henada juga diungkapkan Camat Indramayu, Sugeng Heryanto. Pihaknya siap memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kegiatan seismik itu tidak identik dengan menggunakan bahan peledak. Sosialisasi ini merupakan upaya untuk mengeliminasi jika terjadi dampak. Termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat jika program pemerintah ini tidak membahayakan.
"Semula kami menyangka jika kegiatan siesmik itu menggunakan bahan peledak. Namun setelah mengikuti sosialisasi ternyata sangat sedikit risikonya. Jika ada dampak, namun mereka pun sudah menyiapkan ganti rugi," pungkasnya. (AGS)
Tim eksplorasi Pertamina EP mengelar sosialisasi Survei Seismik 3D Akasia Besar bersama camat, lurah dan sejumlah kepala desa se-Kabupaten Indramayu di kantor Kecamatan Indramayu, Kamis (14/1). Sosialiasai tersebut dilakukan untuk memperkenalkan alat vibroseis untuk melakukan kegiatan seismik. Teknologi baru tersebut mampu menghasilkan data seismik di area padat penduduk seperti di perkotaan.
Chief Humas Seismik Pertamina EP, Salahudin Achmad mengatakan, pelaksanaan seismik 3D ini tujuannya untuk memperoleh data struktur lapisan bawah permukaan bumi dengan metode geofisika yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi penambahan jumlah cadangan migas di wilayah Jawa Barat.
Dia menjelaskan, Dalam kegaitan seismik, pihaknya juga mengunakan alat teknologi baru yakni vibroseis atau vibrator yang digunakan sebagai sumber getar yang diperlukan dalam rangka survei sesmik di wilayah perkotaan. Getaran tersebut kemudian menjadi gelombang yang direkam dan pada akhirnya menggambarkan struktur bawah permukaan bumi. “Kami menjamin getaran vibroseis tidak akan mengganggu rumah penduduk,” ungkapnya.
Dia mengatakan, alat teknologi canggih ini didatangkan untuk membuat getaran dari suatu sumber getar yang kemudian direkam dan akan merambat ke segala arah di bawah permukaan bumi sebagai gelombang. Lalu gelombang yang mengenai lapisan-lapisan batuan akan mengalami pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Sehingga Respon bantuan terhadap gelombang yang datang akan berbeda-beda tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas, porositas, dan umur batuan.
"Gelombang yang dipantulkan, kemudian akan ditangkap oleh alat yang bernama geophone yang diletakkan di atas permukaan tanah dan diteruskan ke instrumen untuk direkam. Dari rekaman itu akan diketahui suatu penampang seismik atau gambaran mengenai struktur lapisan bawah permukaan bumi," ungkapnya.
Sementara Lurah Margadadi, Kecamatan Indramayu, Suwandi mengatakan, pihaknya tidak keberatan dengan kegiatan seismik. Meski sosialisasi yang diikuti bersama rekan lurah dan kuwu lainnya baru dilakukan. "Selama kegiatan itu untuk kesejahteraan rakyat, kami mendukung program seismik ini. Kalau untuk kemakmuran rakyat kenapa tidak saya dukung," katanya.
Hal henada juga diungkapkan Camat Indramayu, Sugeng Heryanto. Pihaknya siap memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kegiatan seismik itu tidak identik dengan menggunakan bahan peledak. Sosialisasi ini merupakan upaya untuk mengeliminasi jika terjadi dampak. Termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat jika program pemerintah ini tidak membahayakan.
"Semula kami menyangka jika kegiatan siesmik itu menggunakan bahan peledak. Namun setelah mengikuti sosialisasi ternyata sangat sedikit risikonya. Jika ada dampak, namun mereka pun sudah menyiapkan ganti rugi," pungkasnya. (AGS)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.