Pemain besar otomotif global ramai-ramai menanamkan investasinya.
Produsen raksasa otomotif dunia tidak lagi memandang sebelah mata industri kendaraan bermotor Indonesia. Mereka justru melihat potensi besar yang kelak bisa menjadi "ladang" baru keuntungan.
Merangseknya pertumbuhan kelas menengah dan iklim industri otomotif yang menunjukkan kestabilan dalam beberapa tahun terakhir, menjadi alasan pemain besar otomotif global ramai-ramai menanamkan investasinya di Tanah Air.
Diawali dari duo raksasa Jepang, Toyota-Daihatsu. Keduanya memang sudah malang melintang bermain di pasar Indonesia melalui grup Astra (Astra Daihatsu Motor dan Toyota Astra Motor).
Namun, mereka rupanya tak ingin hanya sebatas jualan, kedua mulai membangun "kerajaan" di sini. Alias, menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk memenuhi suplai pasar dalam negeri dan beberapa negara lainnya.
Meski begitu, keputusan itu butuh perhitungan matang. Di mana sebelumnya, Toyota (prinsipal Jepang) justru memilih Thailand menjadi basis produksi mereka ketimbang Indonesia.
Titik balik Indonesia mulai dilirik, ketika Thailand terkena banjir bandang akhir 2011 lalu. Otomatis, suplai beberapa produsen mobil yang menjadi negeri Gajah Putih sebagai basis produksi terhenti. Mereka rugi besar.
"Boleh dibilang ini jadi pertimbangan prinsipal sampai akhirnya memindahkan produksi beberapa model ke Indonesia. Ditambah lagi, karena market share produk mereka tumbuh besar di sini," kata Presiden Direktur Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan, Rabu 26 Maret 2014.
Diketahui bahwa saat ini, hampir 90 persen mobil Toyota di Indonesia sudah diproduksi lokal. Mulai dari Kijang Innova, Fortuner, Nav1, Atios Valco, Nav1, dan yang terbaru Vios (Limo), serta Yaris--(Avanza-Agya-Rush juga diproduksi lokal tapi oleh Astra Daihatsu Motor).
"Cita-cita kita, kalau bisa semua mobil diproduksi lokal tapi jangan terlalu rakus juga," ujarnya.
Buka keran ekspor
Tak cuma sekedar memenuhi pasar lokal, Toyota Motor Manufacturing Indonesia juga melebarkan sayap dengan mengekspor mobil mereka yang dibuat di Karawang, Jawa Barat.
Kegiatan ekspor Toyota Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak 1987. Kijang Super menjadi model perdana yang diekpor mereka ke beberapa negara di kawasan Asia-Pasifik.
Kemudian, dilanjutkan dengan model Kijang Innova dan Fortuner dan yang terbaru adalah sedan Vios ke Timur Tengah.
Sepanjang tahun lalu, Grup Toyota di Indonesia membukukan penjualan mobil ke luar negeri sedikitnya 118.000 unit. Tahun ini, dipatok pertumbuhan 30 persen untuk ekspor kendaraan utuh (completely built up/CBU).
Managing Officer Toyota Motor Corp (TMC), Hiroyuki Fukui mengatakan keyakinan adanya peningkatan ekspor itu terdorong dimulainya penjualan Vios alias Yaris sedan ke Timur Tengah pada bulan ini. Mobil ini ditargetkan terjual sedikitnya 1.500 unit per bulan, termasuk ke Brunei Darussalam dan Singapura.
"Kalau memang pasar Timur Tengah suka, kami siap lembur untuk mencapai 5.000 unit ekspor per bulan," katanya, saat ditemui di Karawang, Jawa Barat.
Sebelumnya, penjualan Toyota ke negara-negara di Timur Tengah hanya Fortuner dan Innova. Sedangkan Avanza kurang diminati lantaran mobil ini dirasa terlalu kecil bagi konsumen di negara-negara Timteng. Alhasil, Avanza buatan pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) lebih difokuskan ke pasar Afrika.
Totalnya ada 70 negara yang menjadi tujuan ekspor grup Toyota. Volume ekspor ditargetkan tumbuh menjadi kisaran 230.000 unit pada 2016.
"Toyota Indonesia menjadi salah satu kunci kesuksesan (penjualan) Toyota global. Kami berkontribusi sekitar 70 persen terhadap total ekspor RI," ujar Fukui.
Sang adik, Astra Daihatsu Motor (ADM) pun tak mau kalah. Mereka sudah melakukan ekspor beberapa model yang juga buatan Indonesia. Model perdana mereka adalah Gran Max pada 2008.
Menariknya, pasar yang menjadi tujuan adalah tanah kelahiran Daihatsu, yakni Jepang. Kemudian, dilanjutkan dengan Avanza-Xenia (Afrika), Rush-Terios (Amerika Selatan), dan terbaru Agya (Filipina).
ADM mengklaim, ekspor produk mobilnya telah menyasar 65 negara. "Untuk merek Toyota dan Daihatsu kami berhasil memasuki pasar ekspor ke 65 negara, yang tersebar di Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin," kata Sudirman MR, presiden direktur ADM.
Mengenai tren ekspor, Amelia Tjandra, direktur pemasaran ADM menambahkan, dari tahun ke tahun ekspor Daihatsu memang meningkat. Ditandai dengan jumlah negara tujuan yang hanya 35 negara pada 2011, lalu menanjak menjadi 65 negara satu tahun kemudian.
Kompariot sekaligus rival utama Toyota-Daihatsu, yakni Honda juga mulai memproduksi lokal beberapa model yang dijual di Indonesia. Terbaru adalah Mobilio dan mobil murah Brio Satya pada Januari 2014.
"Kita ada rencana ekspor kedua mobil ini. Tetapi, tidak dalam waktu dekat ini. Sebab, produksi pabrik baru kita di Karawang baru bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik," kata Direktur Marketing dan Purna Jual Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy.
Produsen lain yang juga siap memberikan sinyal mengekspor mobil mereka adalah Nissan, Mercedes-Benz, dan Suzuki. Ketiganya sudah membangun pabrik di Indonesia, tetapi saat ini target mereka baru sebatas mememuhi pasar dalam negeri.
Target pemerintah
Sementara itu, pemerintah menargetkan ekspor kendaraan bermotor secara utuh atau CBU sebanyak 200 ribu unit pada 2014. Jumlah ini meningkat dibandingkan capaian ekspor CBU sebanyak 170 ribu pada 2013.
"Mobil jadi yang diproduksi Indonesia telah diekspor ke 70 negara," ujar Menteri Perindustrian, MS Hidayat.
Iklim usaha yang kondusif tercermin dari ekspor produk kendaraan bermotor yang meningkat. Dalam ketiga tahun terakhir terus melonjak. "Pada 2012, ekspor kendaraan bermotor mencapai 125 ribu unit. Tapi di 2013, menyentuh angka 170 ribu," kata Hidayat.
Selain CBU, Indonesia turut mengekspor kendaraan bermotor dalam bentuk rakitan atau completely knocked down (CKD). Ekspor kendaraan CKD sebanyak 100 ribu unit pada 2012 dan meningkat 5 ribu unit pada 2013 menjadi 105 ribu unit.
"Pada 2014, diprediksi sebanyak 110 ribu unit," kata Hidayat.(asp)
Purnarupa P8 Light Tank SSE
-
*D*ari website X robe_1807 diposkan purnarupa kendaraan militer terbaru
produksi perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya) di Tangerang,
Banten.
R...
3 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.