Kompas.com/Didik Purwanto - Kiri-kanan,
CEO Piksel Indonesia (Batik Fractal) Nancy Margried, Head of Marketing
Intel Indonesia Corporation Norhizam Abdul Kadir menyerahkan hadiah
pemenang desain Batik Fractal di Mega Bazaar Indonesia, Sabtu (3/3/2012)
JAKARTA, KOMPAS.com - Menggambar batik biasanya memakai pensil biasa dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk membuatnya. Tapi dengan bantuan komputer, desain motif batik bisa dibuat dengan cepat dan mudah.
Hal itu dilakukan melalui software khusus bernama JBatik. Software ini merupakan buah karya Nancy Margried beserta dua orang temannya, Muhammad Nukman dan Yun Hariadi.
Pada mulanya, ketiga orang itu berbincang lepas mengenai warisan budaya batik di Indonesia. Selama ini, pembuatan batik selalu dilakukan secara tradisional, khususnya dalam hal pembuatan motif.
Secara tradisional, pengrajin memerlukan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk membuatnya. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan pasar, pengrajin dituntut untuk bisa membuatnya secara cepat.
Nancy dan rekan-rekannya pun memiliki gagasan mengembangkan software yang bisa mempermudah pembuatan motif batik. Tercetuslah batik fractal, motif batik yang dibuat dengan bantuan software komputer.
Tantangan pembuatan
Tantangan pertama yang dihadapi mereka adalah pengumpulan motif-motif yang ada. Kocek pribadi pun dirogoh untuk riset mengumpulkan motif-motif batik tersebut.
Agar mempermudah, motif batik yang dikumpulkan difokuskan pada batik dari Jawa. Khususnya, dari wilayah Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Cirebon.
Huruf J pada JBatik pun mengacu pada hal itu: yaitu Java Batik. Sekaligus mengacu pada bahasa pemrograman Java yang mereka gunakan.
Tantangan berikutnya bagi tim JBatik adalah pendanaan. Setelah dana patungan para pendirinya, mereka mau tak mau membutuhkan suntikan dana pihak luar.
Salah satunya, melalui bantuan dari USAID sebesar Rp 250 juta yang digunakan untuk pengembangan awal piranti lunak tersebut.
Buat ekosistem sendiri
Sejak 2008, software JBatik mulai dijual. Versi komersialnya bernama JBatik Pro.
Namun, Nancy mengatakan, mayoritas pengrajin batik di Indonesia belum terbiasa menggunakan software. Hal ini jadi tantangan tersendiri.
Meski demikian, perlahan pengrajin batik mulai mau membeli software tersebut. Hingga saat ini, software JBatik Pro sudah terjual 400 unit software.
"Yang beli kebanyakan orang Indonesia. Tapi ada juga dari Inggris dan Swedia, tapi masih perorangan. Maklum satu software dihargai Rp 300.000," jelasnya.
Seperti kebanyakan pebisnis piranti lunak di Indonesia, Nancy melihat maraknya pembajakan sebagai salah satu tantangan yang cukup berat.
Hal itu yang membuat JBatik masih dijual secara terbatas. Yaitu, melalui outlet JBatik di Bandung atau pesan kirim via website.
Cara lain yang dilakukan Nancy dkk adalah membuat ekosistem bisnis sendiri. Cara ini mirip seperti yang dilakukan oleh Apple.
Caranya, JBatik membuat JBatik Academic Program. Di sini pengrajin akan mendapat pelatihan khusus cara membuat motif batik dengan software.
Dengan demikian, pembeli bukan hanya membeli software dalam kotak tapi juga mendapatkan pelatihan cara menggunakannya.
"Membeli software-nya saja boleh, tapi membeli paket pelatihannya juga silakan," jelasnya.
JBatik Pro dan JBatik Mini
Software ini terdiri dari dua edisi, JBatik pro untuk profesional dan JBatik mini untuk pemula.
JBatik pro sudah diupgrade sebanyak dua kali dan dijual dengan harga Rp 300.000. Sementara JBatik Mini belum diluncurkan dan hanya akan dijual seharga Rp 30.000.
Khusus untuk JBatik Mini, mendesain batik seolah seperti membuat puzzle. Pengguna bisa memilih pola-pola batik yang ada, menggabungkan, rotasi, mengubah warna hingga memperbanyak pola dengan sekali sentuhan.
Software ini memang hanya memerlukan kreativitas pengguna dan siapapun bisa membuat motif batik yang disukainya secara mudah.
Namun bila menginginkan desain batik yang lebih profesional, maka bisa menggunakan JBatik Pro yang sudah menerapkan konsep fractal.
"Tapi dari JBatik Mini saja sudah bisa digunakan untuk membuat desain batik profesional kok," katanya.
Software JBatik bisa diaplikasikan tidak hanya di kain saja, tapi juga bisa diterapkan di wallpaper, desain kriya atau furniture seperti ukiran di kayu dan sebagainya.
Bahkan desain-desain poster atau papan iklan yang ingin membuat latar belakang batik, bisa dibuat dari software tersebut.
• KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.