INILAH.COM, Jakarta Gagalnya peringatan tsunami di Mentawai telah menimbulkan korban ratusan jiwa. Peringatan tsunami itu ngawur dinilai karena telah terjadi human error.
Bisa dikatakan human error, BPPT sendiri hanya memasang di tempat-tempat tertentu yang dicurigai saja, kata Awang Harun Satyana, Geolog Senior Indonesia saat dihubungi INILAH.COM.
Ia mencontohkan masalah SDM lain seperti para ahli gempa justru menunggu gempa di Padang dan menyiapkan evakuasi. Tapi gempanya sendiri ternyata tak terjadi di wilayah itu.
Malah terjadinya di Bengkulu atau Nias. Jadi kita nggak tahu, jika ada tsunami terjadi maka tidak terdeteksi, tambahnya.
Ia menambahkan alat deteksi dini harusnya dipasang di sepanjang Sumatera dan Jawa. Selain juga di utara Papua, utara Halmahera, utara Sulawesi.
Namun menurut Awang pemasangan alat itu hanya sebagai simbolik saja. Biar orang tahu kalau di sini ada tsunami warning system, katanya.
Ia menyayangkan karena sistem peringatan dini sangat mahal, Indonesia juga kurang meneliti alat semacam itu. Padahal Indonesia di kelilingi banyak bencana, dan seharusnya dipasang secara reguler.
Saya melihat pemasangan ini hanya pada titik tertentu dan hanya menunjukkan secara simbolik saja. Padahal banyak yang masih bolong.
Ia mengatakan yang paling penting adalah pendidikan kepada masyarakat. Warning system sendiri pertama masuk ke lembaga penelitian, dan ujung-ujungnya ke kepala desa.
Nah sistem estafet ini juga harus jelas. Jadi menurut saya lebih penting ke masyarakat, katanya.[ito]
• Inilah
Purnarupa P8 Light Tank SSE
-
*D*ari website X Robe_1807 diposkan purnarupa kendaraan militer terbaru
produksi perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya) di Tangerang,
Banten.
R...
3 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.