Bisa Naikkan Oktan Premium Jadi Pertamax
Aryanto Misel pembesut alat Nikuba. (Ony Syahroni/detikJabar) ★
Aryonto Misel tak patah arang setelah hasil penelitiannya Niku Bayu atau Nikuba tak dibeli Ferrari maupun Lamborghini. Aryanto Misel mengaku masih punya 120 inovasi lainnya. Salah satunya adalah Akashu yang dapat menaikkan nilai oktan bahan bakar.
Zat aditif untuk menaikkan kadar oktan atau biasa disebut octan booster sebenarnya bukan temuan baru di duia otomotif. Beberapa tahun lalu banyak merek dari dalam dan luar negeri yang mengisi pasar Tanah Air.
Akan tetapi, Aryanto Misel mengklaim octan booster temuannya ini tidak hanya untuk bahan bakar gasoline, namun juga dapat digunakan untuk bahan bakar jenis solar.
Cairan aditif yang dikemas dalam botol kecil ukuran 10 mililiter diberi merek Akashu. Hasil temuannya ini diklaim telah memiliki sertifikat Lemigas sehingga sudah teruji.
Selain dapat mendongkrak kadar octan bahan bakar minnyak, Aryanto menyatakan Akashu juga aman dan tidak merusak mesin kendaraan.
"Akashu saat ini menjadi salah satu yang penjualan yang paling fenomenal. Akashu masih diproduksi dan sudah beredar serta dapat dipesan," papar Aryanto.
Aryanto Misel menjelaskan, Akashu berfungsi untuk menaikkan kadar oktan dalam BBM sehingga dapat menghemat biaya BBM.
Penggunaan Akashu juga sangat mudah. Salah satu keunggulannya adalah, bila dicampur dengan premium oktan 88 dapat meningkatkan oktan menjadi 92 setara pertamax.
Bila dicampur dengan pertamax, oktan akan meningkat menjadi 95, setara pertamax plus dan seterusnya.
Akashu juga dapat digunakan untuk bahan bakar solar. Jika dicampurkan dengan solar biasa, akan menjadi solar super setara cetane 57/60.
Aryanto menjelaskan Akashu adalah akronim dari Allah Kuasa Atas Segala Usaha.
Perkenalkan Nikuba di Hadapan Petinggi Ferrari
Penemu teknologi Nikuba Aryanto Misel menyesal ke Italia menemui tim Ferrari dan Lamborghini. Tak Ada pembicaraan pembayaran kompensasi (foto: Foto/Facebook/Aryanto Misel) ★
Aryanto Misel bersama dua koleganya terbang ke Italia, beberapa waktu lalu. Kunjungannya ke Italia atas undangan Ferrari dan Lamborghini untuk mempresentasikan hasil temuannya yang bernama Niku Bayu alias Nikuba.
Aryanto Misel mengklaim temuannya ini dapat mengubah air menjadi bahan bakar dengan mengkonversi air menjadi bahan bakar Hidrogen.
Sayangnya, keberangkatan Aryanto ke Italia atas undangan Ducati, Ferrari dan Lamborghini tidak sesuai harapan.
Selama empat hari Aryanto Misel mempresentasikan teknologi Nikuba yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan bakar hidrogen.
Akan tetapi Ferrari Cs meminta dirinya untuk merancang Nikuba secara langsung.
Aryanto Misel mengaku sengaja tak membawa Nikuba buatannya karena khawatir pihak perusahaan otomotif asal Italia itu membongkar dan merancang kembali Nikuba.
"Saya ke Italia, nggak bawa Nikuba, kalau bawa Nikuba ya hancurlah saya, karena pasti mereka nanti minta saya bongkar dan membuat kembali Nikuba," tuturnya di Cirebon, dikutip Sabtu, 8 Juli 2023.
Menurut Aryanto, Ferrari dan Lamborghini ternyata sudah menyiapkan alat mirip Nikuba buatan Rumania.
Ia terkejut dan kecewa, lantaran ia diminta untuk membongkar dan kembali memperbaiki Nikuba yang diklaimnya berbeda itu.
"Sejenis Nikuba namun sangat berbeda, saya diminta untuk memperbaiki alat tersebut, saya perbaiki," terang Aryanto, dilansir dari Radar Cirebon. (fajar/radarcirebon)
Lanjutkan Riset tapi Tolak Dukungan BRIN
Penemu teknologi Nikuba Aryanto Misel sudah tak mau ambil pusing dengan Nikuba dan mengatakan jika mau Rp15 miliar ambil, kalau gak tinggal saja. (ist) ★
Penemu teknologi Niku Bayu alias Nikuba, Aryanto Misel, menolak dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Aryanto Misel mengaku sejak awal kerap diremehkan dan dijelek-jelekkan.
Saat piranti Nikuba yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan baku hidrogen, ungkap Aryanto, BRIN sudah meremehkan temuannya. Makanya, Aryanto menegaskan dirinya tidak membutuhkan dukungan BRIN.
"Wah saya enggak butuh mereka, saya udah dibantai habis," ungkap Aryanto Misel saat diwawancari Metro TV, dikutip dari unggahan @terangmedia di Instagram.
Dirinya mengaku tak ingin mendapat bantuan pendanaan untuk pengembangan risetnya dari pihak mana pun. Aryanto Misel yang dapat dukungan penuh TNI AD Pangdam III Siliwangi Cirebon itu mengaku hanya ingin Nikuba hasil penelitiannya bisa terjual dan diakui oleh perusahaan Italia.
Aryanto Misel mengaku ingin meriset kembali Nikuba teknologi baru. Sayangnya ia tak menjelaskannya.
"Saya enggak sayang pak, yang penting kalau saya dapat duit bisa melanjutkan riset kembali, saya gamau didanai dari pihak manapun," ungkapnya.
Biaya Kompensasi Rp 15 Miliar
Perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini di Italia mengundang Aryanto Misel untuk mempresentasikan temuannya. Saat mempromosikan temuan teknologi Nikuba, Aryanto Misel berharap ada kompensasi atas temuannya.
Aryanto Misel dan dua orang timnya menghabiskan waktu selama 17 hari di Italia. Aryanto Misel 4 hari mempresentasikan hasil temuannya di depan petinggi Ferrari dan Lamborghini.
Faktanya, kata Aryanto Misel, Ferrari Cs pun tak sanggup menghargai teknologi Nikuba yang diklaimnya itu.
Aryanto Misel mengaku sudah menghabiskan waktu dan biaya untuk pengembangan teknologi Nikuba.
"Saya melakukan penelitian dan membuat nikuba itu selama lima tahun itu menghabiskan uang yang banyak," akunya.
Aryanto sejatinya tak menolak sepenuhnya untuk memberi kunci alat konversi air menjadi bahan bakar itu kepada Ferrari dan Lamborghini.
Namun, Aryanto Misel berharap Ferrari dan Lamborghini mau membayar kompensasi adopsi teknologi Nikuba Cirebon.
"Saya siap belajarin buat Nikuba, asal ada kompensasi," jelas Aryanto Misel.
Tak tanggung-tanggung, Aryanto Misel meminta Rp 15 miliar agar teknologi Nikuba bisa diadopsi oleh Ferrari dan Lamborghini di Italia.
Namun sayangnya, Aryanto menyebut tidak ada pembicaraan terkait masalah hak cipta ini dari perusahaan Italia itu.
"Bahasa kasarnya, ya silakan tekhnologi Nikuba yang saya ciptakan dibeli oleh mereka dengan nilai Rp15 miliar, tetapi itu tidak ada obrolan mengenai itu," ujarnya.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengaku siap mendukung para inovator tak terkecuali penemu Nikuba untuk menggunakan fasilitas riset.
Aryanto Misel pembesut alat Nikuba. (Ony Syahroni/detikJabar) ★
Aryonto Misel tak patah arang setelah hasil penelitiannya Niku Bayu atau Nikuba tak dibeli Ferrari maupun Lamborghini. Aryanto Misel mengaku masih punya 120 inovasi lainnya. Salah satunya adalah Akashu yang dapat menaikkan nilai oktan bahan bakar.
Zat aditif untuk menaikkan kadar oktan atau biasa disebut octan booster sebenarnya bukan temuan baru di duia otomotif. Beberapa tahun lalu banyak merek dari dalam dan luar negeri yang mengisi pasar Tanah Air.
Akan tetapi, Aryanto Misel mengklaim octan booster temuannya ini tidak hanya untuk bahan bakar gasoline, namun juga dapat digunakan untuk bahan bakar jenis solar.
Cairan aditif yang dikemas dalam botol kecil ukuran 10 mililiter diberi merek Akashu. Hasil temuannya ini diklaim telah memiliki sertifikat Lemigas sehingga sudah teruji.
Selain dapat mendongkrak kadar octan bahan bakar minnyak, Aryanto menyatakan Akashu juga aman dan tidak merusak mesin kendaraan.
"Akashu saat ini menjadi salah satu yang penjualan yang paling fenomenal. Akashu masih diproduksi dan sudah beredar serta dapat dipesan," papar Aryanto.
Aryanto Misel menjelaskan, Akashu berfungsi untuk menaikkan kadar oktan dalam BBM sehingga dapat menghemat biaya BBM.
Penggunaan Akashu juga sangat mudah. Salah satu keunggulannya adalah, bila dicampur dengan premium oktan 88 dapat meningkatkan oktan menjadi 92 setara pertamax.
Bila dicampur dengan pertamax, oktan akan meningkat menjadi 95, setara pertamax plus dan seterusnya.
Akashu juga dapat digunakan untuk bahan bakar solar. Jika dicampurkan dengan solar biasa, akan menjadi solar super setara cetane 57/60.
Aryanto menjelaskan Akashu adalah akronim dari Allah Kuasa Atas Segala Usaha.
Perkenalkan Nikuba di Hadapan Petinggi Ferrari
Penemu teknologi Nikuba Aryanto Misel menyesal ke Italia menemui tim Ferrari dan Lamborghini. Tak Ada pembicaraan pembayaran kompensasi (foto: Foto/Facebook/Aryanto Misel) ★
Aryanto Misel bersama dua koleganya terbang ke Italia, beberapa waktu lalu. Kunjungannya ke Italia atas undangan Ferrari dan Lamborghini untuk mempresentasikan hasil temuannya yang bernama Niku Bayu alias Nikuba.
Aryanto Misel mengklaim temuannya ini dapat mengubah air menjadi bahan bakar dengan mengkonversi air menjadi bahan bakar Hidrogen.
Sayangnya, keberangkatan Aryanto ke Italia atas undangan Ducati, Ferrari dan Lamborghini tidak sesuai harapan.
Selama empat hari Aryanto Misel mempresentasikan teknologi Nikuba yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan bakar hidrogen.
Akan tetapi Ferrari Cs meminta dirinya untuk merancang Nikuba secara langsung.
Aryanto Misel mengaku sengaja tak membawa Nikuba buatannya karena khawatir pihak perusahaan otomotif asal Italia itu membongkar dan merancang kembali Nikuba.
"Saya ke Italia, nggak bawa Nikuba, kalau bawa Nikuba ya hancurlah saya, karena pasti mereka nanti minta saya bongkar dan membuat kembali Nikuba," tuturnya di Cirebon, dikutip Sabtu, 8 Juli 2023.
Menurut Aryanto, Ferrari dan Lamborghini ternyata sudah menyiapkan alat mirip Nikuba buatan Rumania.
Ia terkejut dan kecewa, lantaran ia diminta untuk membongkar dan kembali memperbaiki Nikuba yang diklaimnya berbeda itu.
"Sejenis Nikuba namun sangat berbeda, saya diminta untuk memperbaiki alat tersebut, saya perbaiki," terang Aryanto, dilansir dari Radar Cirebon. (fajar/radarcirebon)
Lanjutkan Riset tapi Tolak Dukungan BRIN
Penemu teknologi Nikuba Aryanto Misel sudah tak mau ambil pusing dengan Nikuba dan mengatakan jika mau Rp15 miliar ambil, kalau gak tinggal saja. (ist) ★
Penemu teknologi Niku Bayu alias Nikuba, Aryanto Misel, menolak dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Aryanto Misel mengaku sejak awal kerap diremehkan dan dijelek-jelekkan.
Saat piranti Nikuba yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan baku hidrogen, ungkap Aryanto, BRIN sudah meremehkan temuannya. Makanya, Aryanto menegaskan dirinya tidak membutuhkan dukungan BRIN.
"Wah saya enggak butuh mereka, saya udah dibantai habis," ungkap Aryanto Misel saat diwawancari Metro TV, dikutip dari unggahan @terangmedia di Instagram.
Dirinya mengaku tak ingin mendapat bantuan pendanaan untuk pengembangan risetnya dari pihak mana pun. Aryanto Misel yang dapat dukungan penuh TNI AD Pangdam III Siliwangi Cirebon itu mengaku hanya ingin Nikuba hasil penelitiannya bisa terjual dan diakui oleh perusahaan Italia.
Aryanto Misel mengaku ingin meriset kembali Nikuba teknologi baru. Sayangnya ia tak menjelaskannya.
"Saya enggak sayang pak, yang penting kalau saya dapat duit bisa melanjutkan riset kembali, saya gamau didanai dari pihak manapun," ungkapnya.
Biaya Kompensasi Rp 15 Miliar
Perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini di Italia mengundang Aryanto Misel untuk mempresentasikan temuannya. Saat mempromosikan temuan teknologi Nikuba, Aryanto Misel berharap ada kompensasi atas temuannya.
Aryanto Misel dan dua orang timnya menghabiskan waktu selama 17 hari di Italia. Aryanto Misel 4 hari mempresentasikan hasil temuannya di depan petinggi Ferrari dan Lamborghini.
Faktanya, kata Aryanto Misel, Ferrari Cs pun tak sanggup menghargai teknologi Nikuba yang diklaimnya itu.
Aryanto Misel mengaku sudah menghabiskan waktu dan biaya untuk pengembangan teknologi Nikuba.
"Saya melakukan penelitian dan membuat nikuba itu selama lima tahun itu menghabiskan uang yang banyak," akunya.
Aryanto sejatinya tak menolak sepenuhnya untuk memberi kunci alat konversi air menjadi bahan bakar itu kepada Ferrari dan Lamborghini.
Namun, Aryanto Misel berharap Ferrari dan Lamborghini mau membayar kompensasi adopsi teknologi Nikuba Cirebon.
"Saya siap belajarin buat Nikuba, asal ada kompensasi," jelas Aryanto Misel.
Tak tanggung-tanggung, Aryanto Misel meminta Rp 15 miliar agar teknologi Nikuba bisa diadopsi oleh Ferrari dan Lamborghini di Italia.
Namun sayangnya, Aryanto menyebut tidak ada pembicaraan terkait masalah hak cipta ini dari perusahaan Italia itu.
"Bahasa kasarnya, ya silakan tekhnologi Nikuba yang saya ciptakan dibeli oleh mereka dengan nilai Rp15 miliar, tetapi itu tidak ada obrolan mengenai itu," ujarnya.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengaku siap mendukung para inovator tak terkecuali penemu Nikuba untuk menggunakan fasilitas riset.
★ Fajar
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.