🔥 🧯APAR Aryanto Misel memperlihatkan APAR kulit singkong buatannya. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar) 🔥
Alat pemadam api ringan (APAR) organik berbahan dasar kulit singkong diciptakan Aryanto Misel. Aryanto adalah warga Lemahabang, Kabupaten Cirebon.
Aryanto bercerita tentang awal mula menciptakan pemadam api tersebut. Alat tersebut pertama kali dibuat sekitar tahun 2003.
Ia mengaku terdorong membuat alat pemadam api ringan setelah ia melihat peristiwa kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk wilayah Jakarta.
Dari situ, ia berinovasi menciptakan APAR organik hingga akhirnya menemukan kulit singkong sebagai bahan bakunya. Sebab, ia ingin menciptakan alat pemadam api yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
"Kalau kita punya alat pemadam api ringan, minimal sebelum api membesar bisa kita tanggulangi. Tapi kebanyakan APAR itu rata-rata dari (gas) galon. Halon itu zat kimia yang berbahaya. Dari situlah saya mulai berfikir untuk membuat APAR berbahan organik," kata Aryanto kepada detikJabar belum lama ini.
Saat itu, Aryanto mengaku belum sepenuhnya menyadari jika potassium sitrat yang terkandung dalam kulit singkong sangat efektif ketika difungsikan sebagai pemadam api.
Inspirasi membuat APAR dari kulit singkong justru didapat Aryanto saat ia sedang dalam proses penelitian menciptakan produk antikarat untuk rantai kendaraan.
"Awalnya saya sedang meneliti membuat (produk) tahan karat untuk rantai sepeda motor. Ada salah satu bahan yang salah, saya buang di tempat pembakaran sampah. Ternyata api di tempat pembakaran itu langsung padam. Dari situ saya baru sadar bahwa potassium sitrat bisa memadamkan api," tuturnya.
Ia lalu memaparkan lebih gamblang soal potassium sitrat yang terdapat pada umbi-umbian. Pada kulit singkong bisa dibilang adalah yang terbaik.
"Namanya potassium sitrat itu biasanya adanya di umbi-umbian. Dan yang paling bagus dari umbi-umbian itu ternyata adalah kulit singkong," jelasnya.
Dari situ, berbagai cara dicoba Aryanto hingga akhirnya bisa menciptakan APAR dengan bahan baku kulit singkong. Produk itu pun diklaimnya sudah dijual sekitar 6.000 unit sampai sekarang.
"Akhirnya saya coba-coba bikin beberapa kilo, saya masukan ke tabung, saya isi dengan nitrogen dengan tekanan 11-12 Bar. Dan hasilnya ternyata lebih dahsyat dari APAR berbahan halon," pungkas Aryanto.
Alat pemadam api ringan (APAR) organik berbahan dasar kulit singkong diciptakan Aryanto Misel. Aryanto adalah warga Lemahabang, Kabupaten Cirebon.
Aryanto bercerita tentang awal mula menciptakan pemadam api tersebut. Alat tersebut pertama kali dibuat sekitar tahun 2003.
Ia mengaku terdorong membuat alat pemadam api ringan setelah ia melihat peristiwa kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk wilayah Jakarta.
Dari situ, ia berinovasi menciptakan APAR organik hingga akhirnya menemukan kulit singkong sebagai bahan bakunya. Sebab, ia ingin menciptakan alat pemadam api yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
"Kalau kita punya alat pemadam api ringan, minimal sebelum api membesar bisa kita tanggulangi. Tapi kebanyakan APAR itu rata-rata dari (gas) galon. Halon itu zat kimia yang berbahaya. Dari situlah saya mulai berfikir untuk membuat APAR berbahan organik," kata Aryanto kepada detikJabar belum lama ini.
Saat itu, Aryanto mengaku belum sepenuhnya menyadari jika potassium sitrat yang terkandung dalam kulit singkong sangat efektif ketika difungsikan sebagai pemadam api.
Inspirasi membuat APAR dari kulit singkong justru didapat Aryanto saat ia sedang dalam proses penelitian menciptakan produk antikarat untuk rantai kendaraan.
"Awalnya saya sedang meneliti membuat (produk) tahan karat untuk rantai sepeda motor. Ada salah satu bahan yang salah, saya buang di tempat pembakaran sampah. Ternyata api di tempat pembakaran itu langsung padam. Dari situ saya baru sadar bahwa potassium sitrat bisa memadamkan api," tuturnya.
Ia lalu memaparkan lebih gamblang soal potassium sitrat yang terdapat pada umbi-umbian. Pada kulit singkong bisa dibilang adalah yang terbaik.
"Namanya potassium sitrat itu biasanya adanya di umbi-umbian. Dan yang paling bagus dari umbi-umbian itu ternyata adalah kulit singkong," jelasnya.
Dari situ, berbagai cara dicoba Aryanto hingga akhirnya bisa menciptakan APAR dengan bahan baku kulit singkong. Produk itu pun diklaimnya sudah dijual sekitar 6.000 unit sampai sekarang.
"Akhirnya saya coba-coba bikin beberapa kilo, saya masukan ke tabung, saya isi dengan nitrogen dengan tekanan 11-12 Bar. Dan hasilnya ternyata lebih dahsyat dari APAR berbahan halon," pungkas Aryanto.
🧯 detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.