Bungkus Kabel di Merdeka Selatan Capai 9 Truk [Dok: Dinas Tata Air DKI Jakarta]
Pekan lalu Gubernur Ahok menyebut ada tumpukan bungkus kabel yang ditemukan anak buahnya di dalam drainase Jl Medan Merdeka Selatan yang memicu genangan di daerah ring 1 itu. Hingga saat ini petugas Satuan Tugas (Satgas) Dinas Tata Air DKI Jakarta masih terus membersihkan saluran air dari bungkus kabel.
"Sampai Senin kemarin sudah ada 9 truk sampah bungkus kabel yang ditemukan," kata Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendrawan saat dihubungi detikcom, Selasa (1/3/2016). Jumlah sebanyak itu terkumpul dari operasi pembersihan sejak Rabu (24/2/2016).
Bungkusan kabel sebanyak itu ditemukan di persimpangan Jl Medan Merdeka Selatan tepatnya di sisi gedung Kementerian ESDM. Saat ini, petugas masih menyisir Jalan Medan Merdeka Selatan.
"Hari ini petugas kami masih kembali mencari. Selanjutnya kami akan mengembangkan ke wilayah Medan Merdeka Utara dan kawasan ring 1 lainnya," ucapnya.
Tumpukan bungkus kabel ini disebut Gubernur DKI Basuki T Purnama sebagai penyebab utama tergenangnya kawasan Medan Merdeka Selatan.
"Ini memang kalau (Medan Merdeka) Selatan tenggelam itu rata-rata karena kabel, saya kasih kalian lihat soal kabel. Ini gila-gilaan ini, ada tumpukan kabel di Merdeka Selatan," kata Ahok sambil memperlihatkan foto tumpukan kabel tersebut di ponselnya, Jumat (26/2/2016). (mnb/nrl)
Tak Logis
Aditya Fajar/detikcom
Sampah bungkus kabel di salah satu titik Jl Medan Merdeka Selatan mencapai 9 truk. Pembuangan sampah yang menghambat aliran air di musim hujan itu sungguh tidak logis.
"Ini limbah sampah yang tidak logis karena bungkusan kabel. Penimbunannya di satu titik dan bukan sampah biasa seperti botol, kayu, bungkus makanan," kata Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendrawan saat dihubungi detikcom, Selasa (1/3/2016).
Menurutnya, limbah bungkus kabel ini tidak masuk akal karena jumlahnya yang begitu banyak dan terpusat di satu titik. Bukan tak mungkin jumlah yang lebih besar ditemukan di saluran air lainnya.
Petugas Dinas Tata Air sudah membersihkan saluran drainase di sepanjang Jl Medan Merdeka Selatan sejak Rabu (24/2). Sampai Senin (29/2) kemarin, jumlahnya mencapai 9 truk. Tumpukan bungkus kabel ini ditemukan di dekat gedung Kementerian ESDM.
"Sekarang kan katanya genangan banyak di ring 1, dibersihin tapi tetap ada banjir dan genangan. Ternyata limbah sampah yang tidak logis," kata Teguh.
Hal serupa juga dikatakan Ahok. Ia mengaku seharusnya wilayah Medan Merdeka sudah tak banjir kecuali ada hambatan. Belakangan diketahui salah satu penyebabnya yakni sampah bungkus kabel yang menggunung.
Hari ini, petugas kembali memeriksa lokasi yang sama. Mereka kembali menemukan bungkusan kabel dan beberapa sampah lainnya. Salah satu anggota pasukan oranye mengatakan meski ada sampah-sampah lainnya tetapi bungkus kabel mendominasi drainase tersebut.
Penemuan sampah ini berawal dari banyaknya genangan di seputar Jl Medan Merdeka Selatan, Utara, Timur dan Utara. Meski sudah dibersihkan, genangan masih tetap ada. Ternyata diketahui saluran air wilayah ring 1 itu dipenuhi sampah bungkus kabel. Belum diketahui milik siapa limbah itu dan siapa yang membuangnya sembarangan. (mnb/nrl)
Siapa yang Buang Bungkus Kabel Sembarangan di Gorong-gorong Jakarta?
Aditya Fajar/detikcom
Pembungkus kabel yang menumpuk di gorong-gorong dituding sebagai penyebab genangan air di kawasan Jl Medan Merdeka Selatan. Siapa yang paling bertanggung jawab atas sampah-sampah yang butuh waktu sangat panjang untuk terurai itu?
Hingga kini sulit untuk mendeteksi milik siapa kabel itu atau siapa yang membuangnya. "Susah, soalnya pembungkus kabelnya sudah kotor pekat. Jadi enggak tahu ini milik (perusahaan) siapa," ujar staf pemeliharaan Sudin Tata Air Jakarta Pusat, Satino, saat ditemui detikcom di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/3/2016). Satino mengawasi anak buahnya yang sedang bekerja mencari sampah bungkus kabel dari dasar gorong-gorong.
Satino menambahkan, Pemprov DKI bisa menindak perusahaan yang bandel dalam memasang instalasi kabel. Namun, untuk menindak, Pemprov DKI harus menemukan buktinya.
"Ini kabel-kabelnya sudah kotor jadi enggak kebaca dari mana (perusahaannya)," ucap Satino.
Soal 'razia' pembungkus kabel ini bermula pada tanggal Selasa 23 Februari 2016. Saat itu petugas mendapat laporan dan genangan air di Jalan Medan Merdeka Selatan tepatnya di depan Kedubes AS hingga ke Balaikota. Petugas heran mengapa genangan masih ada padahal lumpur sudah diangkut.
Saat dilakukan pengecekan pada Rabu 24 Februari, petugas menemukan tumpukan pembungkus kabel yang menggulung di gorong-gorong. Dari operasi tanggal 24-29 Februari di Jl Medan Merdeka Selatan, petugas berhasil mengangkut 9 truk sampah bungkus kabel. Hingga kini petugas masih bekerja keras menemukan sampah sejenis di gorong-gorong seputar Jl Medan Merdeka. (rvk/nrl)
Bertambah Jadi 11 Truk
Dok: Dinas Tata Air DKI Jakarta
Hingga hari ini petugas Suku Dinas (Sudin) Tata Air Jakarta Pusat sudah mengangkut sebanyak 11 truk sampah bungkus kabel dari satu titik drainase di Jl Medan Merdeka Selatan. Limbah ini dikumpulkan di tempat penampungan di Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat.
"Dari hari Rabu sampai sekarang udah 11 truk ada. Kemarin 9 truk, sekarang 3 truk," kata staf Sudin Tata Air Jakarta Pusat, Satino saat ditemui detikcom di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (1/3/2016).
Sampah-sampah bungkus kabel ini diangkut di gorong-gorong di persimpangan lampu merah Jl Medan Merdeka Selatan tepatnya dekat gedung Kementerian ESDM. Sejak Rabu (24/2) pekan lalu petugas terus mengangkut sampah bungkus kabel dan hari ini sudah terkumpul 11 truk.
Ukuran bungkus kabel ini beragam dan sudah tertutup lumpur. Hal ini bisa terjadi karena sudah lamanya kabel itu terendam di dalam gorong-gorong. Karena memenuhi saluran air, akhirnya air sulit mengalir dan menyebabkan genangan di ruas Jl Medan Merdeka Selatan.
Seluruh sampah bungkus kabel dikumpulkan di tempat penampungan sementara. "Ini ditampung dulu ke tempat penampungan di Benhil," terangnya.
Satino menjelaskan pencarian kabel di got ini bermula 2 minggu saat hujan deras dan jalan sekitar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat tergenang. Setelah got dikuras, aliran air masih tetap tidak lancar. Ternyata saat petugas membuka gorong-gorong di Patung Kuda, ditemukan tumpukan sampah bungkus kabel.
Kini petugas terus menyisir gorong-gorong di kawasan ring 1. Namun, belum diketahui siapa pemilik bungkus kabel yang jumlahnya sangat banyak ini. (mnb/nrl)
Penampakan Bungkus Kabel Setinggi 2 Meter di Penampungan Benhil
Tumpukan bungkus kabel di tempat penampungan sementara (Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom)
Sebanyak 11 truk limbah bungkus kabel dari gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, berhasil dikumpulkan dalam operasi pembersihan 24 Februari-1 Maret. Limbah itu ditumpuk di penampungan sementara di Benhil. Tingginya mencapai 2 meter.
Limbah bungkus kabel ini dipul di tempat penampungan gudang kendaraan berat Sudin Tata Air Jakarta Pusat di Jl Danau Damplas, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Saat detikcom mendatangi tempat tersebut, Selasa (1/3/2016) sore, tampak sampah bungkus kabel menggunung di salah satu sudut dekat pintu masuk.
Lumpur hitam yang membalut bungkus kabel ini sudah kering sehingga warnanya berubah kecokelatan. Tinggi tumpukannya mencapai 2 meter lebih.
"Ini kabel dari bundaran Patung Kuda," kata seorang sopir truk.
Selain yang tertumpuk, di atas salah satu mobil truk yang terparkir, masih ada limbah bungkus kabel yang baru saja diangkut dari gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan.
Tak tampak petugas yang berjaga di tempat ini. Selain tumpukan sampah, ada juga beberapa ekskavator dan truk milik Sudin Tata Air Jakarta Pusat yang terparkir.
Gubernur DKI Basuki T Purnama sudah meminta bawahannya untuk mencari pihak yang bertanggung jawab atas sampah tersebut. Ahok heran mengapa tak ada satu pun CCTV yang merekam kejadian pembuangan sampah itu. Dia pun memarahi Dinas Kominfo terkait hal tersebut. (mnb/nrl)
Dari Mana Asalnya Bungkus Kabel yang Bikin Banjir Jantung Ibu Kota ?
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan menyebut sudah ada 12 truk sampah bungkus kabel yang diangkut dari satu titik di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Hari ini pun petugas masih akan melakukan pencarian di titik serupa.
Petugas pun sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya tentang adanya dugaan sabotase. Sampah bungkus kabel itu disebut menjadi biang kerok banjir di jantung Ibu Kota. Apakah petugas sudah mengetahui dari mana asal sampah itu?
"Belum tahu (asalnya). Saya anggap itu luar biasa (dengan adanya sampah bungkus kabel di wilayah jantung Jakarta)," kata Teguh saat berbincang dengan detikcom, Rabu (2/3/2016).
"Sampai dengan kemarin itu 12 truk di 1 lokasi," imbuh Teguh tentang jumlah sampah tersebut.
Teguh pun menegaskan pencarian sampah bungkus kabel masih akan dilakukan hari ini. Titik pencarian akan dilakukan di lokasi yang sama lantaran dia memperkirakan masih banyak sampah serupa.
"Masih di lokasi yang sama. Kita cari sampai tuntas di saluran air. Perkiraan kita masih belum tuntas," sebut Teguh.
Petugas memang telah melakukan 'razia' sampah bungkus kabel itu sejak ada laporan pada Selasa, 23 Februari 2016. Saat itu petugas mendapat laporan dan genangan air di Jalan Medan Merdeka Selatan tepatnya di depan Kedubes AS hingga ke Balaikota. Petugas heran mengapa genangan masih ada padahal lumpur sudah diangkut.
Saat dilakukan pengecekan pada Rabu 24 Februari, petugas menemukan tumpukan pembungkus kabel yang menggulung di gorong-gorong. Dari operasi tanggal 24-29 Februari di Jl Medan Merdeka Selatan, petugas berhasil mengangkut belasan truk sampah bungkus kabel.
Anda punya informasi soal titik lain di Jakarta yang tersumbat sampah bungkus kabel? Silakan kirim informasi ke redaksi@detik.com dan jangan lupa sertakan foto lokasi dan nomor kontak Anda. (dhn/dhn)
Sampah Bungkus Kabel di Got Bukan Milik Kami
Hingga kini siapa pemilik sampah bungkus kabel maupun pembuangnya di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan masih misterius. PT PLN (Persero) Disjaya menegaskan limbah itu bukan punya mereka.
"Oh itu bukan (milik) kami, nggak tahu barang siapa. Itu bisa kabel telepon, bisa juga kabel lain," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Disjaya Mambang Hertadi di sela razia kabel liar di tiang listrik PLN di Jalan Usman-Harun, Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).
"Itu kan pengamanan bagian dari bungkusan kabel, termasuk gulungan plastik. Punya siapa juga kita tidak tahu, wallahu'alam," tandasnya.
Meski demikian, PLN akan tetap menelusuri jenis kabel yang bungkusnya memenuhi got sehingga memicu genangan tersebut. Setelah itu diidentifikasi apakah sama dengan yang digunakan PLN atau tidak.
"Kami juga akan mulai identifikasi jenis kabel itu apa, sama tidak dengan yang dipakai kami. Minimal kita ketahui jenis kabel itu dari mana, apakah sama yang kami pakai atau tidak. Sejauh ini kita masih mencari data-data," ujar Mambang.
Mambang membenarkan bahwa PLN termasuk yang memiliki jaringan kabel dalam tanah. Namun, menurutnya perusahaan lain pun ada juga yang memiliki jaringan yang sama.
"Ya kami juga memiliki jaringan dalam tanah, tapi bukan hanya kami. Terlebih kemarin itu ditemukan di dalam saluran," jelas Mambang.
Timbunan limbah bungkus kabel yang mengganggu drainase itu saat ini telah menarik perhatian polisi. Aparat Polda Metro Jaya mengumpulkan kronologi temuan sampah itu dari petugas Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta. (rna/nrl)
PLN Jelaskan Mekanisme Pemasangan Jaringan Listrik Bawah Tanah
PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) menegaskan bahwa sampah bungkus kabel yang ditemukan di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka bukan milik mereka. PLN lantas menjelaskan bagaimana mekanisme pemasangan jaringan listrik bawah tanah yang selama ini mereka lakukan.
"PLN itu menggali di atas tanah yang punya wilayah atas izin mereka, dan pengerjaan itu diawasi. PLN ke situ juga sudah tidak melakukan penggalian dengan pacul, tapi dibor. Sehingga kabel itu nanti tinggal ditarik," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Disjaya Mambang Hertadi.
Hal tersebut disampaikan Mambang di sela razia kabel liar di tiang listrik PLN di Jalan Usman-Harun, Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016). Mambang menyebut, PLN tak akan membuang limbah bungkus kabel sembarangan.
"Kita kerja, tentu setelah itu kita rapikan kembali. Limbahnya kita bawa. Itu sudah jadi protap (prosedur tetap) kami. Masa dibuang sembarang, kita sendiri juga risih kok ada beginian," ujarnya.
Meski begitu, PLN tetap akan memberi sanksi jika diketahui ada oknum PLN yang membuang sampah kabel secara sembarangan.
"Ya pasti nanti dapat sanksi. Lagian kabel itu dibuat pabrik, PLN hanya beli, dan pabrik juga jual ke yang lain. Jadi belum tentu punya kami," terang Mambang.
PLN juga akan menelusuri jenis kabel yang bungkusnya memenuhi got sehingga memicu genangan tersebut. Setelah itu diidentifikasi untuk memastikan apakah sama dengan yang digunakan PLN selama ini atau tidak.
"Kami akan mulai identifikasi jenis kabel itu apa, sama tidak dengan yang dipakai kami. Minimal kita ketahui jenis kabel itu dari mana, apakah sama yang kami pakai atau tidak. Sejauh ini kita masih mencari data-data," jelasnya. (rna/nrl)
Belum Ada Indikasi Sabotase Terkait Temuan Sampah Bungkus Kabel
Pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya masih menyelidiki sampah bungkus kabel yang ada di gorong-gorong di Jl Medan Merdeka, Jakpus. Sejauh ini polisi belum menyimpulkan adanya indikasi sabotase.
"Belum sampai kesana, kita masih dalam tahap penyidikan, lagi jalan sekarang ini," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Kapolda juga belum bisa memastikan adanya indikasi tindak pidana terkait sampah bungkus kabel itu. Tetapi, kalau pun ada indikasi sabotase, polisi akan menyelidikinya ke arah situ. "Ya kalau sabotase ya bisa dijerat, tapi jangan langsung ditulis itunya (sabotase) dulu," imbuhnya.
Termasuk, bila ada kemungkinan pidana lainnya seperti kelalaian dan juga tindak pidana dalam masalah Amdal, juga akan diselidiki.
"Nanti kita akan cek sampai ke situ (kelalaian) juga. Kalau memang ini lama, barang itu nggak diangkat, kemudian kenapa nggak diangkatnya? Karena malas atau karena apa? Nanti kita lihat unsur pidananya apa, apa berhubungan dengan masalah merusak lingkungan bisa saja," tambahnya.
Namun, Tito menegaskan, sampai saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan adanya indikasi tindak pidana soal sampah bungkus kabel itu.
"Belum bisa kita simpulkan, sebelum tahu barang ini barang lama atau baru. Kemudian kalau barang lama kenapa enggak diangkat apakah ada pidananya di situ, kemudian kalau barang baru kenapa diletakan di situ? Siapa yang taruh dan seterusnya," terang Tito.
Polda Metro Jaya telah membentuk tim bersama Dinas Tata Air DKI dan juga Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menyelidiki siapa pemilik kabel tersebut. (mei/rvk)
Pekan lalu Gubernur Ahok menyebut ada tumpukan bungkus kabel yang ditemukan anak buahnya di dalam drainase Jl Medan Merdeka Selatan yang memicu genangan di daerah ring 1 itu. Hingga saat ini petugas Satuan Tugas (Satgas) Dinas Tata Air DKI Jakarta masih terus membersihkan saluran air dari bungkus kabel.
"Sampai Senin kemarin sudah ada 9 truk sampah bungkus kabel yang ditemukan," kata Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendrawan saat dihubungi detikcom, Selasa (1/3/2016). Jumlah sebanyak itu terkumpul dari operasi pembersihan sejak Rabu (24/2/2016).
Bungkusan kabel sebanyak itu ditemukan di persimpangan Jl Medan Merdeka Selatan tepatnya di sisi gedung Kementerian ESDM. Saat ini, petugas masih menyisir Jalan Medan Merdeka Selatan.
"Hari ini petugas kami masih kembali mencari. Selanjutnya kami akan mengembangkan ke wilayah Medan Merdeka Utara dan kawasan ring 1 lainnya," ucapnya.
Tumpukan bungkus kabel ini disebut Gubernur DKI Basuki T Purnama sebagai penyebab utama tergenangnya kawasan Medan Merdeka Selatan.
"Ini memang kalau (Medan Merdeka) Selatan tenggelam itu rata-rata karena kabel, saya kasih kalian lihat soal kabel. Ini gila-gilaan ini, ada tumpukan kabel di Merdeka Selatan," kata Ahok sambil memperlihatkan foto tumpukan kabel tersebut di ponselnya, Jumat (26/2/2016). (mnb/nrl)
Tak Logis
Aditya Fajar/detikcom
Sampah bungkus kabel di salah satu titik Jl Medan Merdeka Selatan mencapai 9 truk. Pembuangan sampah yang menghambat aliran air di musim hujan itu sungguh tidak logis.
"Ini limbah sampah yang tidak logis karena bungkusan kabel. Penimbunannya di satu titik dan bukan sampah biasa seperti botol, kayu, bungkus makanan," kata Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendrawan saat dihubungi detikcom, Selasa (1/3/2016).
Menurutnya, limbah bungkus kabel ini tidak masuk akal karena jumlahnya yang begitu banyak dan terpusat di satu titik. Bukan tak mungkin jumlah yang lebih besar ditemukan di saluran air lainnya.
Petugas Dinas Tata Air sudah membersihkan saluran drainase di sepanjang Jl Medan Merdeka Selatan sejak Rabu (24/2). Sampai Senin (29/2) kemarin, jumlahnya mencapai 9 truk. Tumpukan bungkus kabel ini ditemukan di dekat gedung Kementerian ESDM.
"Sekarang kan katanya genangan banyak di ring 1, dibersihin tapi tetap ada banjir dan genangan. Ternyata limbah sampah yang tidak logis," kata Teguh.
Hal serupa juga dikatakan Ahok. Ia mengaku seharusnya wilayah Medan Merdeka sudah tak banjir kecuali ada hambatan. Belakangan diketahui salah satu penyebabnya yakni sampah bungkus kabel yang menggunung.
Hari ini, petugas kembali memeriksa lokasi yang sama. Mereka kembali menemukan bungkusan kabel dan beberapa sampah lainnya. Salah satu anggota pasukan oranye mengatakan meski ada sampah-sampah lainnya tetapi bungkus kabel mendominasi drainase tersebut.
Penemuan sampah ini berawal dari banyaknya genangan di seputar Jl Medan Merdeka Selatan, Utara, Timur dan Utara. Meski sudah dibersihkan, genangan masih tetap ada. Ternyata diketahui saluran air wilayah ring 1 itu dipenuhi sampah bungkus kabel. Belum diketahui milik siapa limbah itu dan siapa yang membuangnya sembarangan. (mnb/nrl)
Siapa yang Buang Bungkus Kabel Sembarangan di Gorong-gorong Jakarta?
Aditya Fajar/detikcom
Pembungkus kabel yang menumpuk di gorong-gorong dituding sebagai penyebab genangan air di kawasan Jl Medan Merdeka Selatan. Siapa yang paling bertanggung jawab atas sampah-sampah yang butuh waktu sangat panjang untuk terurai itu?
Hingga kini sulit untuk mendeteksi milik siapa kabel itu atau siapa yang membuangnya. "Susah, soalnya pembungkus kabelnya sudah kotor pekat. Jadi enggak tahu ini milik (perusahaan) siapa," ujar staf pemeliharaan Sudin Tata Air Jakarta Pusat, Satino, saat ditemui detikcom di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/3/2016). Satino mengawasi anak buahnya yang sedang bekerja mencari sampah bungkus kabel dari dasar gorong-gorong.
Satino menambahkan, Pemprov DKI bisa menindak perusahaan yang bandel dalam memasang instalasi kabel. Namun, untuk menindak, Pemprov DKI harus menemukan buktinya.
"Ini kabel-kabelnya sudah kotor jadi enggak kebaca dari mana (perusahaannya)," ucap Satino.
Soal 'razia' pembungkus kabel ini bermula pada tanggal Selasa 23 Februari 2016. Saat itu petugas mendapat laporan dan genangan air di Jalan Medan Merdeka Selatan tepatnya di depan Kedubes AS hingga ke Balaikota. Petugas heran mengapa genangan masih ada padahal lumpur sudah diangkut.
Saat dilakukan pengecekan pada Rabu 24 Februari, petugas menemukan tumpukan pembungkus kabel yang menggulung di gorong-gorong. Dari operasi tanggal 24-29 Februari di Jl Medan Merdeka Selatan, petugas berhasil mengangkut 9 truk sampah bungkus kabel. Hingga kini petugas masih bekerja keras menemukan sampah sejenis di gorong-gorong seputar Jl Medan Merdeka. (rvk/nrl)
Bertambah Jadi 11 Truk
Dok: Dinas Tata Air DKI Jakarta
Hingga hari ini petugas Suku Dinas (Sudin) Tata Air Jakarta Pusat sudah mengangkut sebanyak 11 truk sampah bungkus kabel dari satu titik drainase di Jl Medan Merdeka Selatan. Limbah ini dikumpulkan di tempat penampungan di Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat.
"Dari hari Rabu sampai sekarang udah 11 truk ada. Kemarin 9 truk, sekarang 3 truk," kata staf Sudin Tata Air Jakarta Pusat, Satino saat ditemui detikcom di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (1/3/2016).
Sampah-sampah bungkus kabel ini diangkut di gorong-gorong di persimpangan lampu merah Jl Medan Merdeka Selatan tepatnya dekat gedung Kementerian ESDM. Sejak Rabu (24/2) pekan lalu petugas terus mengangkut sampah bungkus kabel dan hari ini sudah terkumpul 11 truk.
Ukuran bungkus kabel ini beragam dan sudah tertutup lumpur. Hal ini bisa terjadi karena sudah lamanya kabel itu terendam di dalam gorong-gorong. Karena memenuhi saluran air, akhirnya air sulit mengalir dan menyebabkan genangan di ruas Jl Medan Merdeka Selatan.
Seluruh sampah bungkus kabel dikumpulkan di tempat penampungan sementara. "Ini ditampung dulu ke tempat penampungan di Benhil," terangnya.
Satino menjelaskan pencarian kabel di got ini bermula 2 minggu saat hujan deras dan jalan sekitar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat tergenang. Setelah got dikuras, aliran air masih tetap tidak lancar. Ternyata saat petugas membuka gorong-gorong di Patung Kuda, ditemukan tumpukan sampah bungkus kabel.
Kini petugas terus menyisir gorong-gorong di kawasan ring 1. Namun, belum diketahui siapa pemilik bungkus kabel yang jumlahnya sangat banyak ini. (mnb/nrl)
Penampakan Bungkus Kabel Setinggi 2 Meter di Penampungan Benhil
Tumpukan bungkus kabel di tempat penampungan sementara (Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom)
Sebanyak 11 truk limbah bungkus kabel dari gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, berhasil dikumpulkan dalam operasi pembersihan 24 Februari-1 Maret. Limbah itu ditumpuk di penampungan sementara di Benhil. Tingginya mencapai 2 meter.
Limbah bungkus kabel ini dipul di tempat penampungan gudang kendaraan berat Sudin Tata Air Jakarta Pusat di Jl Danau Damplas, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Saat detikcom mendatangi tempat tersebut, Selasa (1/3/2016) sore, tampak sampah bungkus kabel menggunung di salah satu sudut dekat pintu masuk.
Lumpur hitam yang membalut bungkus kabel ini sudah kering sehingga warnanya berubah kecokelatan. Tinggi tumpukannya mencapai 2 meter lebih.
"Ini kabel dari bundaran Patung Kuda," kata seorang sopir truk.
Selain yang tertumpuk, di atas salah satu mobil truk yang terparkir, masih ada limbah bungkus kabel yang baru saja diangkut dari gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan.
Tak tampak petugas yang berjaga di tempat ini. Selain tumpukan sampah, ada juga beberapa ekskavator dan truk milik Sudin Tata Air Jakarta Pusat yang terparkir.
Gubernur DKI Basuki T Purnama sudah meminta bawahannya untuk mencari pihak yang bertanggung jawab atas sampah tersebut. Ahok heran mengapa tak ada satu pun CCTV yang merekam kejadian pembuangan sampah itu. Dia pun memarahi Dinas Kominfo terkait hal tersebut. (mnb/nrl)
Dari Mana Asalnya Bungkus Kabel yang Bikin Banjir Jantung Ibu Kota ?
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan menyebut sudah ada 12 truk sampah bungkus kabel yang diangkut dari satu titik di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Hari ini pun petugas masih akan melakukan pencarian di titik serupa.
Petugas pun sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya tentang adanya dugaan sabotase. Sampah bungkus kabel itu disebut menjadi biang kerok banjir di jantung Ibu Kota. Apakah petugas sudah mengetahui dari mana asal sampah itu?
"Belum tahu (asalnya). Saya anggap itu luar biasa (dengan adanya sampah bungkus kabel di wilayah jantung Jakarta)," kata Teguh saat berbincang dengan detikcom, Rabu (2/3/2016).
"Sampai dengan kemarin itu 12 truk di 1 lokasi," imbuh Teguh tentang jumlah sampah tersebut.
Teguh pun menegaskan pencarian sampah bungkus kabel masih akan dilakukan hari ini. Titik pencarian akan dilakukan di lokasi yang sama lantaran dia memperkirakan masih banyak sampah serupa.
"Masih di lokasi yang sama. Kita cari sampai tuntas di saluran air. Perkiraan kita masih belum tuntas," sebut Teguh.
Petugas memang telah melakukan 'razia' sampah bungkus kabel itu sejak ada laporan pada Selasa, 23 Februari 2016. Saat itu petugas mendapat laporan dan genangan air di Jalan Medan Merdeka Selatan tepatnya di depan Kedubes AS hingga ke Balaikota. Petugas heran mengapa genangan masih ada padahal lumpur sudah diangkut.
Saat dilakukan pengecekan pada Rabu 24 Februari, petugas menemukan tumpukan pembungkus kabel yang menggulung di gorong-gorong. Dari operasi tanggal 24-29 Februari di Jl Medan Merdeka Selatan, petugas berhasil mengangkut belasan truk sampah bungkus kabel.
Anda punya informasi soal titik lain di Jakarta yang tersumbat sampah bungkus kabel? Silakan kirim informasi ke redaksi@detik.com dan jangan lupa sertakan foto lokasi dan nomor kontak Anda. (dhn/dhn)
Sampah Bungkus Kabel di Got Bukan Milik Kami
Hingga kini siapa pemilik sampah bungkus kabel maupun pembuangnya di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan masih misterius. PT PLN (Persero) Disjaya menegaskan limbah itu bukan punya mereka.
"Oh itu bukan (milik) kami, nggak tahu barang siapa. Itu bisa kabel telepon, bisa juga kabel lain," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Disjaya Mambang Hertadi di sela razia kabel liar di tiang listrik PLN di Jalan Usman-Harun, Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).
"Itu kan pengamanan bagian dari bungkusan kabel, termasuk gulungan plastik. Punya siapa juga kita tidak tahu, wallahu'alam," tandasnya.
Meski demikian, PLN akan tetap menelusuri jenis kabel yang bungkusnya memenuhi got sehingga memicu genangan tersebut. Setelah itu diidentifikasi apakah sama dengan yang digunakan PLN atau tidak.
"Kami juga akan mulai identifikasi jenis kabel itu apa, sama tidak dengan yang dipakai kami. Minimal kita ketahui jenis kabel itu dari mana, apakah sama yang kami pakai atau tidak. Sejauh ini kita masih mencari data-data," ujar Mambang.
Mambang membenarkan bahwa PLN termasuk yang memiliki jaringan kabel dalam tanah. Namun, menurutnya perusahaan lain pun ada juga yang memiliki jaringan yang sama.
"Ya kami juga memiliki jaringan dalam tanah, tapi bukan hanya kami. Terlebih kemarin itu ditemukan di dalam saluran," jelas Mambang.
Timbunan limbah bungkus kabel yang mengganggu drainase itu saat ini telah menarik perhatian polisi. Aparat Polda Metro Jaya mengumpulkan kronologi temuan sampah itu dari petugas Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta. (rna/nrl)
PLN Jelaskan Mekanisme Pemasangan Jaringan Listrik Bawah Tanah
PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) menegaskan bahwa sampah bungkus kabel yang ditemukan di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka bukan milik mereka. PLN lantas menjelaskan bagaimana mekanisme pemasangan jaringan listrik bawah tanah yang selama ini mereka lakukan.
"PLN itu menggali di atas tanah yang punya wilayah atas izin mereka, dan pengerjaan itu diawasi. PLN ke situ juga sudah tidak melakukan penggalian dengan pacul, tapi dibor. Sehingga kabel itu nanti tinggal ditarik," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Disjaya Mambang Hertadi.
Hal tersebut disampaikan Mambang di sela razia kabel liar di tiang listrik PLN di Jalan Usman-Harun, Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016). Mambang menyebut, PLN tak akan membuang limbah bungkus kabel sembarangan.
"Kita kerja, tentu setelah itu kita rapikan kembali. Limbahnya kita bawa. Itu sudah jadi protap (prosedur tetap) kami. Masa dibuang sembarang, kita sendiri juga risih kok ada beginian," ujarnya.
Meski begitu, PLN tetap akan memberi sanksi jika diketahui ada oknum PLN yang membuang sampah kabel secara sembarangan.
"Ya pasti nanti dapat sanksi. Lagian kabel itu dibuat pabrik, PLN hanya beli, dan pabrik juga jual ke yang lain. Jadi belum tentu punya kami," terang Mambang.
PLN juga akan menelusuri jenis kabel yang bungkusnya memenuhi got sehingga memicu genangan tersebut. Setelah itu diidentifikasi untuk memastikan apakah sama dengan yang digunakan PLN selama ini atau tidak.
"Kami akan mulai identifikasi jenis kabel itu apa, sama tidak dengan yang dipakai kami. Minimal kita ketahui jenis kabel itu dari mana, apakah sama yang kami pakai atau tidak. Sejauh ini kita masih mencari data-data," jelasnya. (rna/nrl)
Belum Ada Indikasi Sabotase Terkait Temuan Sampah Bungkus Kabel
Pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya masih menyelidiki sampah bungkus kabel yang ada di gorong-gorong di Jl Medan Merdeka, Jakpus. Sejauh ini polisi belum menyimpulkan adanya indikasi sabotase.
"Belum sampai kesana, kita masih dalam tahap penyidikan, lagi jalan sekarang ini," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Kapolda juga belum bisa memastikan adanya indikasi tindak pidana terkait sampah bungkus kabel itu. Tetapi, kalau pun ada indikasi sabotase, polisi akan menyelidikinya ke arah situ. "Ya kalau sabotase ya bisa dijerat, tapi jangan langsung ditulis itunya (sabotase) dulu," imbuhnya.
Termasuk, bila ada kemungkinan pidana lainnya seperti kelalaian dan juga tindak pidana dalam masalah Amdal, juga akan diselidiki.
"Nanti kita akan cek sampai ke situ (kelalaian) juga. Kalau memang ini lama, barang itu nggak diangkat, kemudian kenapa nggak diangkatnya? Karena malas atau karena apa? Nanti kita lihat unsur pidananya apa, apa berhubungan dengan masalah merusak lingkungan bisa saja," tambahnya.
Namun, Tito menegaskan, sampai saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan adanya indikasi tindak pidana soal sampah bungkus kabel itu.
"Belum bisa kita simpulkan, sebelum tahu barang ini barang lama atau baru. Kemudian kalau barang lama kenapa enggak diangkat apakah ada pidananya di situ, kemudian kalau barang baru kenapa diletakan di situ? Siapa yang taruh dan seterusnya," terang Tito.
Polda Metro Jaya telah membentuk tim bersama Dinas Tata Air DKI dan juga Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menyelidiki siapa pemilik kabel tersebut. (mei/rvk)
♞ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.