KFX/IFX (KDN)
PT
Dirgantara Indonesia (PTDI) sedang mengembangkan dua tipe pesawat asli
karya anak bangsa. Pesawat yang dirancang adalah untuk angkutan
penumpang dan keperluan tempur. Lantas bagaimana kelanjutan proyek
pesawat terbang itu?
Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisjahbana menerangkan
pesawat penumpang tipe N219 baru siap diperkenalkan ke publik (roll out) pada awal tahun 2015. Tiga bulan berikutnya atau sekitar bulan Maret, N219 akan menjalani uji coba terbang perdana (first flight).
"Roll out awal 20015. Itu 2-3 bulan habis roll out baru first flight," kata Andi saat acara RITECH Expo 2014 di Kantor BPPT Jalan MH Thamrin Jakarta, Sabtu (9/8/2014).
Setelah uji terbang, N219 baru bisa memperoleh sertifikasi dari
Kementerian Perhubungan selaku regulator. Sertifikasi ditargetkan paling
lambat keluar pada Februari 2017.
Sertifikasi ini penting sebagai syarat untuk produksi massal. Andi
membenarkan sampai sekarang, Indonesia belum mempunyai pesawat asli
buatan lokal yang lolos uji sertifikasi dari Kemenhub.
"N250 nggak bisa diproduksi karena belum disertifikasi," jelasnya.
N219 merupakan pesawat baling-baling canggih karya putra-putri bangsa.
Pesawat ini mampu membawa penumpang dan barang lebih banyak dibandingkan
pesawat sejenis seperti Dornier 228-202.
Pesawat Dornier ini telah dipakai oleh maskapai Susi Air. Pesawat N219
juga dibandrol jauh lebih murah ketimbang Dornier namun memakai
teknologi kokpit terbaru.
"Kita targetnya ingin US$ 4,5 juta. Dornier baru dibeli seharga US$ 8 juta," ujarnya.
Sedangkan untuk pembuatan pesawat tempur, PTDI bersama Kementerian Pertahanan RI dan Korea Selatan memasuki tahap Engineering Manufacturing Development.
Proses EMD dimulai tahun ini dan berlangsung hingga 10 tahun ke depan.
Proses akhir EMD ini adalah sertifikasi pesawat Korean Fighter
Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
"Ini kita mulai tahun ini dan baru selesai 2025," katanya.
Andi membenarkan proses EMD sempat tertunda karena adanya beberapa persoalan. Salah satunya adalah perbedaan permintan single engine (permintaan Korsel) dan double engine (permintaan Indonesia).
Akhirnya disepakati bawah KFX/IFX akan memakai double engine.
KFX/IFX merupakan pesawat generasi 4.5. Pesawat ini memiliki teknologi
di atas F16 dan F18 namun di bawah pesawat F 22 dan F35.
Pesawat ini paling tidak memiliki teknologi anti radar meski tidak secanggih pesawat F22 atau F35.
"Generasi 5 dia pakai teknologi tidak bisa dideteksi radar. Banyak
teknologi yang dipakai sehingga nggak bisa dideteksi radar. Generasi 4.5
mendekati ke sana, tapi nggak secanggih itu," paparnya.
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.