Sapi Bali
TEMPO Interaktif, Bandung - Untuk mencari bibit unggul sapi Bali, uji coba perkawinan silang antara sapi Bali betina dan banteng jantan kembali dilanjutkan. Percobaan yang dilakukan di Jawa Timur itu diharapkan dapat menghasilkan ternak sapi Bali yang lebih gemuk hingga 30 persen.
Sekretaris Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau menyatakan, perkawinan silang itu dilakukan untuk mencari bibit unggul sapi Bali di luar Pulau Dewata sebagai hewan potong. Beberapa tahun terakhir, petani dan pemerintah daerah, seperti Jawa Timur, mengeluhkan susutnya ukuran dan bobot sapi Bali.
Beberapa tahun lalu, Malaysia pernah membeli sapi Bali yang diternakkan di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Jepang juga membutuhkan banteng Jawa untuk menggemukkan sapinya. "Pemanasan global menyusutkan berat dan ukuran sapi," kata Tony di sela rapat koordinasi nasional Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia di Bandung, Kamis lalu.
Dokter hewan Taman Safari Indonesia, Prigen, Ivan Chandra, menuturkan bahwa sapi Bali dan banteng secara genetika banyak memiliki kesamaan. "Sapi Bali domestikasi dari banteng," ujarnya.
Sapi Bali merupakan banteng liar yang telah dijinakkan untuk dipelihara penduduk sejak lama. Bedanya secara fisik pada jantan, warna kulit banteng lebih gelap serta badan dan tanduknya lebih besar daripada sapi Bali.
Perkawinan silang sapi Bali dengan banteng (Bos javanicus) telah mendapat izin Menteri Kehutanan. Percobaan pertama dilakukan di Bali Safari Marine Park pada 2008. Dua sapi Bali betina berusia 3 tahun yang masih perawan dikawinkan dengan seekor banteng pejantan terbaik yang dipelihara Taman Safari Indonesia, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.
Perkawinan langsung sapi Bali dengan banteng itu kini telah menghasilkan lima ekor sapi. Dokter hewan Bali Safari Marine Park, Kadek Kesuma, masih memantau perkembangan anak sapi yang kini berumur 1,5 tahun itu. "Saat lahir, ukurannya memang agak lebih besar dari sapi Bali di Jawa Timur," kata Kadek.
Keberhasilan percobaan pertama kawin silang itu disambut antusias Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada 2010. "Karena perlu produktivitas (sapi) lebih tinggi, peningkatan genetika harus dilakukan," kata Ivan.
Uji coba pertama di Jawa Timur melibatkan Dinas Peternakan dan Taman Safari Prigen. Dinas peternakan menyiapkan 10 ekor sapi Bali betina, sedangkan banteng disediakan oleh Taman Safari.
Sejak 5 Mei lalu, seekor banteng pejantan seberat 400 kilogram telah dicampur bersama lima ekor sapi Bali betina, yang bobotnya 250-300 kilogram. Mereka dikandangkan bersama di ruang berukuran 10 x 15 meter di Taman Safari Prigen. "Perkawinan biasanya terjadi setiap bulan," katanya. Sapi mengandung selama sembilan bulan.
Tahap selanjutnya setelah kelahiran, sperma banteng dan anaknya akan diambil dan disimpan sebagai bibit unggul. Tim juga akan membuat standardisasi pangan. "Harapannya, minimal bobot sapinya bisa meningkat 25-30 persen," ujar Ivan.[ANWAR SISWADI]
• TEMPO Interaktif
Purnarupa P8 Light Tank SSE
-
*D*ari website X robe_1807 diposkan purnarupa kendaraan militer terbaru
produksi perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya) di Tangerang,
Banten.
R...
3 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.