MT Harimau (Pindad) ★
Cat antideteksi radar (CADR) hasil riset Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), yang kini sudah jadi bagian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bakal diterapkan pada produk-produk PT Pindad.
Hal itu menyusul Perjanjian Kerja Sama CADR antara BRIN, PT. Pindad, dan PT Sigma Utama, di Ruang Auditorium PT. Pindad, Bandung, Rabu (20/3).
Riset cat yang pada dasarnya adalah aplikasi bahan smart magnetic atau magnetik pintar yang digunakan sebagai pigmen tersebut kini ada di Pusat Riset Material Maju (PRMM) BRIN.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Pindad Sigit P. Santosa mengingatkan pentingnya strategi khusus agar kerja sama ini bisa diterapkan dan menjadi prioritas khusus.
"Kerja sama riset ini menjadi capaian luar biasa yang akan menjadi teaching lab dari masing-masing periset yang juga langsung masuk hilirisasi, industri kemitraan, serta dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)," ungkapnya, dikutip dari situs BRIN.
Sigit juga berharap kerja sama yang terjalin tidak hanya di sisi science memory saja, tetapi terus berlanjut di item-item produksi di PT Pindad.
Direktur Utama PT. Sigma Utama Benny F Simanjuntak mengungkap CADR juga bisa berfungsi sebagai panel surya. Meskipun, masih butuh riset lanjutan.
"Dalam hal ini, cat yang digunakan pada CADR juga bisa berfungsi sebagai solar panel," ungkapnya.
Sejarah dan cara kerja
Melansir Antara, Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Batan Wisnu Ari Adi, pada 2019, mengatakan teknologi antiradar itu mulai diteliti dan dikembangkan sejak 2015.
Pada 2017, suatu prototipe skala pilot berupa cat antideteksi radar telah diaplikasikan pada potongan plat kapal logam dari alumunium dan besi yang tidak dapat dideteksi oleh radar pada frekuensi tertentu.
Teknologi antiradar itu menggunakan bahan smart magnet dalam cat anti deteksi radar. Bahan ini merupakan bahan maju buatan yang memiliki sifat seperti gelombang elektromagnetik.
Penyusunnnya adalah kombinasi unsur logam tanah jarang dan unsur logam transisi yang struktur magnetiknya hanya bisa diuji dengan menggunakan teknologi nuklir.
"Ini merupakan teknologi milenial yang mampu menyerap gelombang radar pada frekuensi tertentu," ujar Wisnu.
Teknologi anti radar itu mengacu pada Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang merupakan dokumen perencanaan yang memberikan arah prioritas pembangunan iptek untuk jangka waktu 28 tahun, yakni 2017-2045.
Berdasarkan program fokus riset teknologi pertahanan dan keamanan, terkait dengan teknologi pendukung daya gerak, ada target riset berupa kapal perang antiradar.
Selain itu, terkait dengan teknologi pendukung pertahanan dan keamanan, target riset berupa material khusus alutsista 'coating' antiradar.
Sedangkan berdasarkan program fokus riset material maju terkait dengan teknologi pengolahan mineral strategis berbahan baku lokal, target berupa "pilot plant" pengolahan logam tanah jarang menjadi logam strategis.
Uji coba
BATAN sempat berhasil melakukan uji coba teknologi antideteksi radar ini pada Kapal Patkamla Sadarin milik TNI Angkatan Laut di Pantai Mutiara.
"Kita bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk mencoba memanfaatkan cat antiradar ini yang kita kembangkan bersama-sama," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Djumain Appe di Penjaringan, Jakarta Utara, 2019.
Pada uji coba itu, kapal telah dilapisi cat antiradar dan bermanuver di lautan, namun tidak tertangkap radar.
Cat itu berfungsi untuk menyerap gelombang radar yang mendeteksi keberadaan kapal sehingga gelombang elektromagnetik tersebut tidak kembali pada radar lawan dan akhirnya keberadaan kapal yang dilapisi cat khusus itu tidak terdeteksi alias jadi 'siluman'. (tim/arh)
Cat antideteksi radar (CADR) hasil riset Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), yang kini sudah jadi bagian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bakal diterapkan pada produk-produk PT Pindad.
Hal itu menyusul Perjanjian Kerja Sama CADR antara BRIN, PT. Pindad, dan PT Sigma Utama, di Ruang Auditorium PT. Pindad, Bandung, Rabu (20/3).
Riset cat yang pada dasarnya adalah aplikasi bahan smart magnetic atau magnetik pintar yang digunakan sebagai pigmen tersebut kini ada di Pusat Riset Material Maju (PRMM) BRIN.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Pindad Sigit P. Santosa mengingatkan pentingnya strategi khusus agar kerja sama ini bisa diterapkan dan menjadi prioritas khusus.
"Kerja sama riset ini menjadi capaian luar biasa yang akan menjadi teaching lab dari masing-masing periset yang juga langsung masuk hilirisasi, industri kemitraan, serta dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)," ungkapnya, dikutip dari situs BRIN.
Sigit juga berharap kerja sama yang terjalin tidak hanya di sisi science memory saja, tetapi terus berlanjut di item-item produksi di PT Pindad.
Direktur Utama PT. Sigma Utama Benny F Simanjuntak mengungkap CADR juga bisa berfungsi sebagai panel surya. Meskipun, masih butuh riset lanjutan.
"Dalam hal ini, cat yang digunakan pada CADR juga bisa berfungsi sebagai solar panel," ungkapnya.
Sejarah dan cara kerja
Melansir Antara, Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Batan Wisnu Ari Adi, pada 2019, mengatakan teknologi antiradar itu mulai diteliti dan dikembangkan sejak 2015.
Pada 2017, suatu prototipe skala pilot berupa cat antideteksi radar telah diaplikasikan pada potongan plat kapal logam dari alumunium dan besi yang tidak dapat dideteksi oleh radar pada frekuensi tertentu.
Teknologi antiradar itu menggunakan bahan smart magnet dalam cat anti deteksi radar. Bahan ini merupakan bahan maju buatan yang memiliki sifat seperti gelombang elektromagnetik.
Penyusunnnya adalah kombinasi unsur logam tanah jarang dan unsur logam transisi yang struktur magnetiknya hanya bisa diuji dengan menggunakan teknologi nuklir.
"Ini merupakan teknologi milenial yang mampu menyerap gelombang radar pada frekuensi tertentu," ujar Wisnu.
Teknologi anti radar itu mengacu pada Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang merupakan dokumen perencanaan yang memberikan arah prioritas pembangunan iptek untuk jangka waktu 28 tahun, yakni 2017-2045.
Berdasarkan program fokus riset teknologi pertahanan dan keamanan, terkait dengan teknologi pendukung daya gerak, ada target riset berupa kapal perang antiradar.
Selain itu, terkait dengan teknologi pendukung pertahanan dan keamanan, target riset berupa material khusus alutsista 'coating' antiradar.
Sedangkan berdasarkan program fokus riset material maju terkait dengan teknologi pengolahan mineral strategis berbahan baku lokal, target berupa "pilot plant" pengolahan logam tanah jarang menjadi logam strategis.
Uji coba
BATAN sempat berhasil melakukan uji coba teknologi antideteksi radar ini pada Kapal Patkamla Sadarin milik TNI Angkatan Laut di Pantai Mutiara.
"Kita bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk mencoba memanfaatkan cat antiradar ini yang kita kembangkan bersama-sama," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Djumain Appe di Penjaringan, Jakarta Utara, 2019.
Pada uji coba itu, kapal telah dilapisi cat antiradar dan bermanuver di lautan, namun tidak tertangkap radar.
Cat itu berfungsi untuk menyerap gelombang radar yang mendeteksi keberadaan kapal sehingga gelombang elektromagnetik tersebut tidak kembali pada radar lawan dan akhirnya keberadaan kapal yang dilapisi cat khusus itu tidak terdeteksi alias jadi 'siluman'. (tim/arh)
💥 CNN
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.