Produksi pesawat Rafale [Dassault] ☆
PT Dirgantara Indonesia (Persero)/PTDI dan Dassault Aviation tanda tangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama dalam program offset dan ToT pesawat tempur Rafale. Dokumen MoU ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan dan Chairman & CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Perancis, H.E Florence Parly di Gedung Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Sebagaimana keterangan resmi dari Kementerian Pertahanan RI, dalam pertemuan bilateral ini kedua delegasi membahas peningkatan kerjasama pertahanan antara kedua Negara, yang diharapkan dapat memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Perancis di masa mendatang.
“Kami membahas secara mendalam beberapa hal, sebagaimana diketahui Indonesia dan Perancis telah menjalin kerjasama pertahanan cukup lama sejak 1950. Dan saat ini, status hubungan bilateral kita di bidang pertahanan berada dalam status tertinggi, yaitu kita telah menandatangani Persetujuan Kerja Sama Pertahanan/Defence Cooperation Agreement (DCA) pada 28 Juni 2021. Tentunya ini butuh ratifikasi dari parlemen kita untuk bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Menhan Prabowo.
Kementerian Pertahanan RI menyambut baik rencana pengembangan mekanisme kerja sama 2+2 antara Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Pertahanan RI kedua negara guna peningkatan kerja sama bilateral.
Indonesia dan Perancis telah menjalin kerja sama pertahanan yang kuat, khususnya di bidang alutsista. Kerja sama pertahanan di bidang pendidikan dan pelatihan antara lain: kegiatan program pertukaran kunjungan; rencana kunjungan marinir Indonesia ke Kaledonia Baru; lebih dari 300 personel militer Indonesia telah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan di Perancis. Program pendidikan yang dilaksanakan di Perancis pada tahun 2021 adalah pendidikan setingkat Seskoad dan Sekolah Spesialisasi AL.
Pertemuan bilateral antara Kementerian Pertahanan RI dan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Republik Perancis ini diakhiri dengan penandatanganan beberapa Perjanjian kerja sama yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan kedua negara. Perjanjian kerja sama tersebut antara lain: kontrak pembelian 6 pesawat tempur Rafale antara Kabaranahan Kemhan RI dengan Dassault Aviation sebagai awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale berikutnya, MoU kerja sama di bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, MoU kerja sama Program Offset dan ToT antara Dassault dan PTDI, MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, dan kerjasama pembuatan munisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.
Sementara itu Menteri Angkatan Bersenjata Prancis H.E. Mrs Florence Parly mengatakan kunjungannya ini menjadi kesempatan untuk berbicara dengan Menhan Prabowo Subianto tentang berbagai program alutsista yang ingin dikembangkan Indonesia dengan dukungan Prancis dan Industri Pertahanan Prancis yang profesionalisme dan kualitasnya diakui di seluruh dunia. Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid.
“Indonesia yang menjatuhkan pilhan untuk menggunakan Pesawat Rafale menunjukkan kepercayaan Indonesia kepada Perancis dan menjadi bukti bahwa kemitraan strategis kedua negara sangat kuat dan dinamis. Penandatanganan kontrak antara Indonesia dan Perancis yang baru saja dilaksanakan ini merupakan tahap penting dalam proses pengadaan alutsista Indonesia, dan Perancis berharap kontrak kerja sama ini dapat diaktifkan sesegera mungkin,” ujar Menteri Parly.
PT Dirgantara Indonesia (Persero)/PTDI dan Dassault Aviation tanda tangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama dalam program offset dan ToT pesawat tempur Rafale. Dokumen MoU ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan dan Chairman & CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Perancis, H.E Florence Parly di Gedung Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Sebagaimana keterangan resmi dari Kementerian Pertahanan RI, dalam pertemuan bilateral ini kedua delegasi membahas peningkatan kerjasama pertahanan antara kedua Negara, yang diharapkan dapat memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Perancis di masa mendatang.
“Kami membahas secara mendalam beberapa hal, sebagaimana diketahui Indonesia dan Perancis telah menjalin kerjasama pertahanan cukup lama sejak 1950. Dan saat ini, status hubungan bilateral kita di bidang pertahanan berada dalam status tertinggi, yaitu kita telah menandatangani Persetujuan Kerja Sama Pertahanan/Defence Cooperation Agreement (DCA) pada 28 Juni 2021. Tentunya ini butuh ratifikasi dari parlemen kita untuk bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Menhan Prabowo.
Kementerian Pertahanan RI menyambut baik rencana pengembangan mekanisme kerja sama 2+2 antara Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Pertahanan RI kedua negara guna peningkatan kerja sama bilateral.
Indonesia dan Perancis telah menjalin kerja sama pertahanan yang kuat, khususnya di bidang alutsista. Kerja sama pertahanan di bidang pendidikan dan pelatihan antara lain: kegiatan program pertukaran kunjungan; rencana kunjungan marinir Indonesia ke Kaledonia Baru; lebih dari 300 personel militer Indonesia telah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan di Perancis. Program pendidikan yang dilaksanakan di Perancis pada tahun 2021 adalah pendidikan setingkat Seskoad dan Sekolah Spesialisasi AL.
Pertemuan bilateral antara Kementerian Pertahanan RI dan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Republik Perancis ini diakhiri dengan penandatanganan beberapa Perjanjian kerja sama yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan kedua negara. Perjanjian kerja sama tersebut antara lain: kontrak pembelian 6 pesawat tempur Rafale antara Kabaranahan Kemhan RI dengan Dassault Aviation sebagai awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale berikutnya, MoU kerja sama di bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, MoU kerja sama Program Offset dan ToT antara Dassault dan PTDI, MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, dan kerjasama pembuatan munisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.
Sementara itu Menteri Angkatan Bersenjata Prancis H.E. Mrs Florence Parly mengatakan kunjungannya ini menjadi kesempatan untuk berbicara dengan Menhan Prabowo Subianto tentang berbagai program alutsista yang ingin dikembangkan Indonesia dengan dukungan Prancis dan Industri Pertahanan Prancis yang profesionalisme dan kualitasnya diakui di seluruh dunia. Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid.
“Indonesia yang menjatuhkan pilhan untuk menggunakan Pesawat Rafale menunjukkan kepercayaan Indonesia kepada Perancis dan menjadi bukti bahwa kemitraan strategis kedua negara sangat kuat dan dinamis. Penandatanganan kontrak antara Indonesia dan Perancis yang baru saja dilaksanakan ini merupakan tahap penting dalam proses pengadaan alutsista Indonesia, dan Perancis berharap kontrak kerja sama ini dapat diaktifkan sesegera mungkin,” ujar Menteri Parly.
★ PTDI
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.