Jätkäsaari, Helsinki, Finlandia (Suomen Ilmakuva Oy) ★
Pemerintah Indonesia dan pemerintah Finlandia tengah menjajaki kerja sama terkait pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Adapun berdasarkan pembicaraan awal antara kedua negarai, Finlandia terlihat tertarik untuk menanamkan investasi pada pembangkit listrik tenaga sampah (waste to energy) dan keamanan udara (air safety).
"Finlandia ingin mengeksplorasi potensi investasi di Indonesia, jadi tadi menterinya datang dengan delegasi bisnis," ujar Bambang usai bertemu dengan Menteri Perekonomian Finlandia Mika Lintila di Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (5/6).
Bambang menjelaskan, sepanjang pertemuan, sejumlah perusahaan dari Finladia fokus membicarakan dua hal, yakni terkait pembangkit listrik tenaga sampah dan keamanan udara. Saat ini, menurut dia, terdapat perusahaan asal Finlandia yang tengah menggarap proyek pembangkil listrik tenaga sampah tersebut dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta, yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Mereka tadi menanyakan mengenai tarif listriknya kalau pakai waste to energy dan kedua, masalah yang krusial tapi ini mungkin Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) mungkin yang harus selesaikan, yaitu tipping fee atau biaya untuk kumpulkan sampahnya," ucap Bambang.
Bambang menjelaskan, tarif listrik harus dipastikan memiliki selisih atau marjin yang cukup bagi perusahaan terhadap tipping fee.
Disisi lain, menurut dia, pihaknya akan mendorong perusahaan-perusahaan Finlandia tersebut juga berinvestasi terkait waste to energy tersebut di kota-kota besar lain di Indonesia.
"Karena menurut saya di kota besar Indonesia, potensi terbesar sekarang adalah waste to energy. Itu bagus karena sampahnya ada yang ngurus, tapi yang kedua, jadi listrik," ujar Bambang.
Adapun terkait dengan keamanan udara, menurut Bambang, pemerintah Finlandia menawarkan semacam pinjaman lunak melalui bank komersial di Finlandia yang dijamin oleh lembaga ekspornya Finlandia.
"Area kedua lebih ke Airnav, BUMN kita yang urusin navigasi. Rupanya mereka punya teknologi semacam radar cuaca, jadi pesawat yang mau landing atau segala macam bisa terbantu dengan informasi yang dihasilkan," tutur Bambang.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Wismana Adi Suryabrata mengaku, pihaknya akan mengkaji kedua tawaran investasi tersebut. Adapun salah satu yang akan dilihat pemerintah adalah apakah investasi tersebut akan didukung oleh pembiayaan berupa pinjaman lunak dari bank komersial Finlandia. Hal ini sesuai dengan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan.
"Kami tidak mengatakan mau ambil, kami juga belum tahu. Biasa itu negara-negara tersebut menawarkan paket supaya menarik, biasanya ditawarkan dengan paket pembiayaannya. Kan mereka juga ingin mendorong produknya, tapi kami pilih yang paling sesuai yang mana," ujar Wismana.
Wismana menuturkan pihaknya dalam pertemuan tersebut juga membeberkan prioritas pembangunan di Indonesia seperti di sektor pariwisata. Saat ini, pemerintah fokus membangun tiga area wisata yaitu di Mandalika, Borobudur dan Danau Toba. Selain itu, pemerintah juga menawarkan proyek-proyek dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pemerintah menurut dia, akan menanti respons balik dan tindak lanjut dari Pemerintah Finlandia terkait dengan tawaran proyek investasi tersebut, yang memang belum dibahas secara detil dalam proses penjajakan kerja sama kedua negara. (agi)
Pemerintah Indonesia dan pemerintah Finlandia tengah menjajaki kerja sama terkait pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Adapun berdasarkan pembicaraan awal antara kedua negarai, Finlandia terlihat tertarik untuk menanamkan investasi pada pembangkit listrik tenaga sampah (waste to energy) dan keamanan udara (air safety).
"Finlandia ingin mengeksplorasi potensi investasi di Indonesia, jadi tadi menterinya datang dengan delegasi bisnis," ujar Bambang usai bertemu dengan Menteri Perekonomian Finlandia Mika Lintila di Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (5/6).
Bambang menjelaskan, sepanjang pertemuan, sejumlah perusahaan dari Finladia fokus membicarakan dua hal, yakni terkait pembangkit listrik tenaga sampah dan keamanan udara. Saat ini, menurut dia, terdapat perusahaan asal Finlandia yang tengah menggarap proyek pembangkil listrik tenaga sampah tersebut dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta, yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Mereka tadi menanyakan mengenai tarif listriknya kalau pakai waste to energy dan kedua, masalah yang krusial tapi ini mungkin Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) mungkin yang harus selesaikan, yaitu tipping fee atau biaya untuk kumpulkan sampahnya," ucap Bambang.
Bambang menjelaskan, tarif listrik harus dipastikan memiliki selisih atau marjin yang cukup bagi perusahaan terhadap tipping fee.
Disisi lain, menurut dia, pihaknya akan mendorong perusahaan-perusahaan Finlandia tersebut juga berinvestasi terkait waste to energy tersebut di kota-kota besar lain di Indonesia.
"Karena menurut saya di kota besar Indonesia, potensi terbesar sekarang adalah waste to energy. Itu bagus karena sampahnya ada yang ngurus, tapi yang kedua, jadi listrik," ujar Bambang.
Adapun terkait dengan keamanan udara, menurut Bambang, pemerintah Finlandia menawarkan semacam pinjaman lunak melalui bank komersial di Finlandia yang dijamin oleh lembaga ekspornya Finlandia.
"Area kedua lebih ke Airnav, BUMN kita yang urusin navigasi. Rupanya mereka punya teknologi semacam radar cuaca, jadi pesawat yang mau landing atau segala macam bisa terbantu dengan informasi yang dihasilkan," tutur Bambang.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Wismana Adi Suryabrata mengaku, pihaknya akan mengkaji kedua tawaran investasi tersebut. Adapun salah satu yang akan dilihat pemerintah adalah apakah investasi tersebut akan didukung oleh pembiayaan berupa pinjaman lunak dari bank komersial Finlandia. Hal ini sesuai dengan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan.
"Kami tidak mengatakan mau ambil, kami juga belum tahu. Biasa itu negara-negara tersebut menawarkan paket supaya menarik, biasanya ditawarkan dengan paket pembiayaannya. Kan mereka juga ingin mendorong produknya, tapi kami pilih yang paling sesuai yang mana," ujar Wismana.
Wismana menuturkan pihaknya dalam pertemuan tersebut juga membeberkan prioritas pembangunan di Indonesia seperti di sektor pariwisata. Saat ini, pemerintah fokus membangun tiga area wisata yaitu di Mandalika, Borobudur dan Danau Toba. Selain itu, pemerintah juga menawarkan proyek-proyek dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pemerintah menurut dia, akan menanti respons balik dan tindak lanjut dari Pemerintah Finlandia terkait dengan tawaran proyek investasi tersebut, yang memang belum dibahas secara detil dalam proses penjajakan kerja sama kedua negara. (agi)
★ CNN
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.