Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov bertolak ke Jakarta untuk menindaklanjuti berbagai proyek kerja sama Rusia dan Indonesia yang tengah berlangsung. [Fauzan Al-Rasyid]★
Rusia berharap Indonesia mengambil keputusan yang tepat terkait pengembangan energi nuklir. Demikian hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov dalam sesi jumpa pers hari ini, Jumat (8/1) di Senayan, Jakarta.
Manturov bertolak ke Jakarta untuk menindaklanjuti berbagai proyek kerja sama Rusia dan Indonesia yang tengah berlangsung. Dalam kunjungan kerja di awal tahun ini, Manturov bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan sejumlah menteri lainnya.
"Kami menanti posisi Pemerintah Indonesia untuk mengambil keputusan yang tepat guna mengembangkan energi nuklir di Indonesia," kata sang menteri. Namun demikian, Manturov paham bahwa hal tersebut tidak bisa diputuskan dalam waktu dekat.
"Ini akan memakan waktu karena Indonesia kini masih berada dalam tahap awal pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di Serpong," kata Manturov. "Walau begitu, kami tetap berharap Indonesia mengambil keputusan yang tepat."
Rusia sejak lama menaruh perhatian pada minat besar Indonesia untuk melaksanakan proyek-proyek di bidang energi nuklir dan mengharapkan peningkatan pesanan dalam pembangunan PLTN di Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Wisnubroto menyatakan pada Desember lalu bahwa teknologi Rusia berkontribusi signifikan terhadap perkembangan industri nuklir Indonesia.
Pada akhir Juni 2015 lalu, Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai dengan Perusahaan Energi Nuklir Negara Rusia Rosatom dalam konferensi ATOMEXPO 2015 di Moskow. Tiga bulan kemudian, ilmuwan nuklir Indonesia dan Rusia menandatangani nota kesepakatan terkait pembangunan proyek PLTN berdaya tinggi dan PLTN terapung di Indonesia.
Saat ini, Indonesia belum memiliki satu unit PLTN sekalipun. Namun demikian, isu pembuatan PLTN secara aktif telah dikaji oleh Pemerintahan Indonesia sejak tahun 1997. Pada tahun 2006, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mendukung pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Energi nuklir menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara berkembang berdasarkan sejumlah alasan yang objektif. Dengan dibangunnya PLTN, negara akan memperoleh sumber energi listrik secara independen, yang dapat memperkuat ketahanan energi negara. Sementara di bidang ekonomi, negara akan mendapatkan dorongan perkembangan yang sangat kuat, seperti tumbuhnya jumlah lapangan kerja di objek-objek pembangunan PLTN dan kemudian di PLTN yang telah berfungsi nantinya.
Rusia berharap Indonesia mengambil keputusan yang tepat terkait pengembangan energi nuklir. Demikian hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov dalam sesi jumpa pers hari ini, Jumat (8/1) di Senayan, Jakarta.
Manturov bertolak ke Jakarta untuk menindaklanjuti berbagai proyek kerja sama Rusia dan Indonesia yang tengah berlangsung. Dalam kunjungan kerja di awal tahun ini, Manturov bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan sejumlah menteri lainnya.
"Kami menanti posisi Pemerintah Indonesia untuk mengambil keputusan yang tepat guna mengembangkan energi nuklir di Indonesia," kata sang menteri. Namun demikian, Manturov paham bahwa hal tersebut tidak bisa diputuskan dalam waktu dekat.
"Ini akan memakan waktu karena Indonesia kini masih berada dalam tahap awal pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di Serpong," kata Manturov. "Walau begitu, kami tetap berharap Indonesia mengambil keputusan yang tepat."
Rusia sejak lama menaruh perhatian pada minat besar Indonesia untuk melaksanakan proyek-proyek di bidang energi nuklir dan mengharapkan peningkatan pesanan dalam pembangunan PLTN di Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Wisnubroto menyatakan pada Desember lalu bahwa teknologi Rusia berkontribusi signifikan terhadap perkembangan industri nuklir Indonesia.
Pada akhir Juni 2015 lalu, Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai dengan Perusahaan Energi Nuklir Negara Rusia Rosatom dalam konferensi ATOMEXPO 2015 di Moskow. Tiga bulan kemudian, ilmuwan nuklir Indonesia dan Rusia menandatangani nota kesepakatan terkait pembangunan proyek PLTN berdaya tinggi dan PLTN terapung di Indonesia.
Saat ini, Indonesia belum memiliki satu unit PLTN sekalipun. Namun demikian, isu pembuatan PLTN secara aktif telah dikaji oleh Pemerintahan Indonesia sejak tahun 1997. Pada tahun 2006, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mendukung pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Energi nuklir menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara berkembang berdasarkan sejumlah alasan yang objektif. Dengan dibangunnya PLTN, negara akan memperoleh sumber energi listrik secara independen, yang dapat memperkuat ketahanan energi negara. Sementara di bidang ekonomi, negara akan mendapatkan dorongan perkembangan yang sangat kuat, seperti tumbuhnya jumlah lapangan kerja di objek-objek pembangunan PLTN dan kemudian di PLTN yang telah berfungsi nantinya.
★ RBTH
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.