Kapal Produksi DRU (Madokaichi/DRU)
Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) menganggarkan dana ratusan miliar rupiah
untuk pengadaan kapal canggih berukuran besar atau Sistem Kapal Inspeksi
Perikanan Indonesia atau SKIPI. Kapal ini akan difungsikan untuk
memberantas praktik pencurian ikan (illegal fishing) di perairan laut Indonesia.
KKP telah memesan 4 buah kapal SKIPI dari salah satu produsen kapal laut
di dalam negeri, PT Daya Radar Utama. Proses pemesanan sudah
berlangsung sejak tahun 2013 dengan nilai kontrak satu kapal mencapai Rp
140 miliar atau totalnya Rp 560 miliar.
"Kita bangun 4 kapal SKIPI. Satu kapal nilainya Rp 140 miliar," kata
Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Syahrin
Abdurrahman saat ditemui di ruang kerjanya, di Gedung Minabahari III,
Kantor Pusat KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/07/2014).
Kapal SKIPI ini termasuk kapal besar dengan panjang 60 meter. Kapal ini
mayoritas dibuat dengan bahan baku baja asli yang kuat dan tahan lama.
Teknologi yang digunakan pun cukup canggih, kapal dilengkapi sonar dan
penginderaan jarak jauh serta mesin handal buatan MTU Jerman.
"Kita lihat ya spesifikasinya. Satu kapal SKIPI ini nilainya sama
seperti kita bangun GMB (Gedung Mina Bahari) IV. Spesifikasinya hebat.
Bahkan banyak orang menganggap mesin yang digunakan paling hebat, kita
pakai MTU Jerman ini paling hebat. Kita panggil pakar ITS (Institut
Teknologi Sepuluh Nopember) Mesin MTU itu digeber 10 jam nonstop masih
meringis-ringis," paparnya.
Kapal ini nantinya akan disebar kedua wilayah perairan Indonesia yaitu
bagian Timur dan Barat Perairan Indonesia. Wilayah operasi mencakup spot
zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia yang rawan tindakan illegal fishing.
Daerah-daerah itu mencakup Laut Arafura dan Utara Laut Sulawesi (Timur
Indonesia) dan Barat Natura serta Laut China Selatan terutama segitiga
emas antara Indonesia, Malaysia dan Thailand.
"Intinya kita harus lebih pintar. Kalau kita lebih rapi, kecil kemungkinan terjadi pelanggaran di laut," cetusnya.(wij/hen)Spesifikasi Kapal Pesanan KKP : Empat
kapal SKIPI ini mampu tahan berlayar hingga 14 hari karena memiliki
ukuran tangki bahan bakar yang lebih besar. Daya bertahan ("endurance")
itu jauh lebih tinggi dari 27 kapal patroli pengawas yang kini
dioperasikan Ditjen PSDKP yang hanya mampu bertahan dua hari sebelum
harus mengisi ulang bahan bakar.
Dengan daya tahan yang cukup lama, empat kapal SKIPI ini diharapkan
dapat melakukan patroli semaksimal mungkin dan menjaga potensi perikanan
di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) daerah Timur dan Barat
Indonesia.
"Rencananya dua ditempatkan di wilayah Timur (Stasiun Tual) dan Barat
(Stasiun Batam atau Pontianak)," ujar Direktur Kapal Pengawas Direktorat
Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Halomuan.
Kemudian, jarak pantauan radarnya bisa mencapai 120 mil laut (1 mil :
1,8 kilometer), dibandingkan kapal patroli biasa yang hanya 36 mil laut.
Kapal yang didesain ini memiliki kecepatan 26 knot.
Posturnya pun lebih gagah dengan panjang 60 meter, dibandingkan kapal patroli biasa yang berukuran 42 meter.
"Akan terdapat ruang laboratorium yang lebih luas dan juga ruang tahanan (untuk nelayan ilegal yang ditangkap)," ujar dia.
Purnarupa P8 Light Tank SSE
-
*D*ari website X robe_1807 diposkan purnarupa kendaraan militer terbaru
produksi perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya) di Tangerang,
Banten.
R...
3 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.