(antara) 🛩
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia, khususnya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista).
Pernyataan itu dia sampaikan ketika menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Eduardo Gerardo C. Teodoro di Manila pada Kamis.
"Saya mengapresiasi kepercayaan Departemen Pertahanan Nasional Filipina terhadap produk-produk BUMN Indonesia khususnya produk alutsista seperti pesawat dan kapal," kata Presiden Jokowi.
Terkait kerja sama pengadaan pesawat, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa hubungan kerja sama tersebut telah terjalin lama, dan saat ini sedang diproses pengadaan enam unit pesawat NC212i produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
“Ini bukan pertama kali, hubungan ini telah terjalin selama 38 tahun. Bahkan pada 2018 PTDI sudah kirimkan dua unit pesawat NC212i,” ujar dia.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi meyakini kedua negara dapat terus memperkuat kerja sama tersebut termasuk melalui rencana akuisisi pesawat anti-submarine warfare oleh Angkatan Laut Filipina.
CN235 MPA TNI AL [Prime Kurniawan] 🛩
Indonesia juga turut menawarkan pesawat CN2335-220 produksi PTDI yang dapat dikonfigurasi untuk menjalankan misi perang anti-kapal selam.
"Kami berharap Indonesia dapat terus mendukung kebutuhan pesawat Filipina melalui g to g (antar-pemerintah) dengan skema kontrak langsung sebagai komitmen kemitraan jangka panjang," tutur Jokowi.
Selain pengadaan pesawat, Indonesia-Filipina juga melakukan kerja sama dalam pengadaan produk alutsista lainnya yaitu kapal.
Presiden menjelaskan bahwa kedua negara telah menandatangani kontrak pengadaan dua kapal perang landing dock produksi PT PAL yang sebelumnya juga telah terlaksana pada 2016 dan 2017.
"Sekali lagi terima kasih atas kepercayaan Filipina terhadap produk alutsista Indonesia. Saya yakin ke depan akan terjalin kerja sama yang lebih banyak lagi," tutur Presiden Jokowi berharap.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia, khususnya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista).
Pernyataan itu dia sampaikan ketika menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Eduardo Gerardo C. Teodoro di Manila pada Kamis.
"Saya mengapresiasi kepercayaan Departemen Pertahanan Nasional Filipina terhadap produk-produk BUMN Indonesia khususnya produk alutsista seperti pesawat dan kapal," kata Presiden Jokowi.
Terkait kerja sama pengadaan pesawat, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa hubungan kerja sama tersebut telah terjalin lama, dan saat ini sedang diproses pengadaan enam unit pesawat NC212i produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
“Ini bukan pertama kali, hubungan ini telah terjalin selama 38 tahun. Bahkan pada 2018 PTDI sudah kirimkan dua unit pesawat NC212i,” ujar dia.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi meyakini kedua negara dapat terus memperkuat kerja sama tersebut termasuk melalui rencana akuisisi pesawat anti-submarine warfare oleh Angkatan Laut Filipina.
CN235 MPA TNI AL [Prime Kurniawan] 🛩
Indonesia juga turut menawarkan pesawat CN2335-220 produksi PTDI yang dapat dikonfigurasi untuk menjalankan misi perang anti-kapal selam.
"Kami berharap Indonesia dapat terus mendukung kebutuhan pesawat Filipina melalui g to g (antar-pemerintah) dengan skema kontrak langsung sebagai komitmen kemitraan jangka panjang," tutur Jokowi.
Selain pengadaan pesawat, Indonesia-Filipina juga melakukan kerja sama dalam pengadaan produk alutsista lainnya yaitu kapal.
Presiden menjelaskan bahwa kedua negara telah menandatangani kontrak pengadaan dua kapal perang landing dock produksi PT PAL yang sebelumnya juga telah terlaksana pada 2016 dan 2017.
"Sekali lagi terima kasih atas kepercayaan Filipina terhadap produk alutsista Indonesia. Saya yakin ke depan akan terjalin kerja sama yang lebih banyak lagi," tutur Presiden Jokowi berharap.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.