Bidik 2 Anak Buah Egianus Kogoya Tepat di Kepala Pakai SPR 2
Sniper Raider Kostrad menenteng SPR 2 buatan Pindad [Info Komando] ★
Menjelang HUT OPM 1 Desember dan setahun pembantaian karyawan PT Istaka Karya di Nduga, pasukan TNI baku tembak dengan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata di Nduga, Jumat (29/11/2019).
Pasukan TNI dari Yonif Raider 514/Kostrad baku tembak dengan anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Mugi, Nduga, Papua, Jumat (29/11).
Melansir info komando, kontak tembak tersebut terjadi saat Yonif Raider 514/Kostrad berhasil memergoki dan mengidentifikasi kedatangan anggota KKB yang diduga berniat melakukan penyerangan ke pos - pos TNI di Distrik Mugi.
Selama baku tembak terjadi, satu anggota dari kelompok OPM dikabarkan tertembak tepat di kepala.
Tapi saat dilakukan pengecekan tidak ditemukan adanya jasad, hanya bercak darah.
Diduga jasadnya berhasil dibawa kabur oleh kelompoknya masuk hutan.
Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto, seperti dilansir kompas.com, Jumat (29/11/2019) dalam artikel berjudul "TNI Kontak Senjata dengan KKB di Nduga Papua" mengakui ada kontak senjata ini.
"Betul ada kontak senjata di Mugi," ujar Candra.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 09.25 WIT tersebut, terjadi karena KKB yang diyakini merupakan kelompok Egianus Kogoya, ingin mengganggu helikopter TNI yang akan melakukan pendorongan logistik (dorlog) dari Kabupaten Mimika.
Namun, prajurit TNI yang tengah bersiap melakukan pengamanan mengetahui keberadaan kelompok tersebut.
"Tadi ada anggota yang mau pengamanan heli yang mau dorlog, terus mereka melihat ada 5 orang membawa senapan serbu. Kemudian ditembak tapi tidak kena, akhirnya baku tembak sekitar 15 menit," kata Candra.
Dalam kejadian tersebut, Candra memastikan tidak ada prajurit TNI yang menjadi korban.
Namun, helikopter yang harusnya melakukan dorlog terpaksa kembali ke Timika karena situasi di Mugi kurang kondusif.
"Kemudian heli yang mau dorlog kembali ke Timika," kata dia.
Candra juga memastikan, dari 5 anggota KKB yang terlibat kontak senjata dengan prajurit TNI, tidak ada Egianus Kogoya.
"Itu kelompoknya Egianus, tapi Egianus tidak ada karena masih di Kuyawage," katanya.
Informasi lain dilansir info komando.
Ternyata dalam baku tembak ini, prajurit terlatih TNI dari Yonif Raider 514 Kostrad menembak mati dua anggota KKB anak buah Egianus Kogoya dengan Senapan Penembak Runduk 2 (SPR) buatan PT Pindad.
Dua anak buah Egianus Kogoya tewas dengan tembakan tepat di kepalanya sebelum sadar pergerakan mereka sudah terbidik moncong senjata mematikan tersebut.
Setelah melihat dua rekannya tewas akibat tembakan jitu penembak runduk TNI, akhirnya memilih kabur dengan membawa jasad kawannya dan membiarkan senjatanya tertinggal di lokasi.
Dalam akun ini juga ditunjukkan foto prajurit Raider Kostrad menenteng SPR 2 yang disebut sebagai operator yang berhasil menembak mati 2 orang anak buah Egianus Kogoya di Distrik Mugi, Nduga Papua, Jumat (29/11/2019).
Senapan penembak runduk atau SPR 2 ini diklaim oleh PT Pindad dapat menembak target dari jarak sejauh 2 kilometer dengan akurat dan mampu menjebol plat setebal 10 mm yang biasanya digunakan kendaraan lapis baja.
Sebagai senapan runduk tentunya peluru yang digunakan SPR 2 menggunakan kaliber 12.7 x 99 mm.
Sedangkan tipe pelurunya bervariasi sesuai kebutuhan.
Saat ini satuan eliter militer TNI menggunakan SPR 2 seperti Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Sat Bravo 90 TNI AU.
Bahkan ketiga satuan elite memamerkan SPR 2 saat seminar Pasukan Operasi Khusus Indonesia-Australia (SOF) ke-25 untuk kerja sama 25 tahun antara pasukan khusus Indonesia dan Australia diprakarsai oleh Komando Pasukan Operasi Khusus (SOCOMD), dengan dukungan Angkatan Pertahanan Australia (ADF), di Holsworthy, Sydney, Australia.
Media Australia mengulas SPR-2 yang mampu menembus lapisan tank.
Senapan penembak runduk (SPR) memang tidak banyak diproduksi karena jumlah pemakainya tidaklah sebanyak pengguna pistol dan senapan serbu.
Tercatat, hanya Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa yang mau memproduksi senapan penembak runduk.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran penembak-penembak jitu (sniper) mampu mengubah arah sebuah pertempuran.
Sosok sniper pun sering kali menjadi inspirasi Hollywood yang mengangkatnya dalam film layar lebar.
Mulai dari The Sniper (1952) yang masih hitam putih sampai American Sniper (2014) yang berangkat dari kisah nyata.
Istilah sniper sendiri bermula dari kata snipe, burung kecil berbulu cokelat dengan bintik aneka warna di tubuhnya yang ada di daratan India.
Burung ini sangat lincah, gesit, sehingga sulit ditangkap atau ditembak.
Saking sukarnya untuk ditembak, sejak 1770-an, kalangan prajurit kolonial Inggris di India menganggap bahwa orang yang berhasil menembak jatuh burung itu berhak mendapat julukan “sniper” alias ahli menembak.
Istilah sniper lantas berkembang untuk menjelaskan seseorang yang pandai dalam melakukan pembunuhan menggunakan senapan laras panjang.
Yakni, merujuk pada seorang prajurit tempur yang bertugas untuk membidik dan menumbangkan targetnya dari jarak jauh.
Kalau di Indonesia dikenal sebagai penembak runduk.
SPR 2 buatan Pindad yang sudah teruji dalam beberapa pertempuran (lensa reportase) ★
Nah, dalam pembuatan SPR, sejak tahun 2007, Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri SPR dengan peluru yang bisa menembus kendaraan tempur berlapis baja, seperti tank.
Kemudian pada 2014, SPR 2 disempurnakan menjadi SPR 2 yang semakin canggih.
Tak hanya bisa menembus lapisan baja, tapi juga memiliki peledak di balik amunisinya.
“Tapi ledakan itu hanya untuk membunuh musuh, bukan menghancurkan kendaraannya, ya,” kata Silmy Karim, Direktur Utama PT Pindad (Perindustrian Angkatan Darat).
Spesifikasi SPR 2 Panjang senapan 1.755 mm, Berat keseluruhan 19,5 kg, Panjang barel (laras) 1.055 mm.
Rifling atau alur spiral berulir pada bagian dalam laras senjata ini ialah delapan grooves, RH 381 mm (15”) twist.
Alur spiral ini akan memutar peluru agar diperoleh akurasi yang tinggi serta kestabilan aerodinamis peluru.
Sedangkan twist mengacu ke sekali putaran. RH381 mm (15”) berarti dalam setiap 381 mm, peluru mengalami satu putaran.
Akibat putaran ini peluru yang masuk ke dalam senapan mampu melesat dengan kecepatan rata-rata 900 m/detik (3.240 km/jam) dengan jangkauan 2 km.
Akan tetapi peluru yang dipakai bukanlah peluru sembarangan.
Senapan ini menggunakan peluru berkaliber 12,7 x 99 mm, dengan kapasitas antara 5-10 butir.
Berbeda dengan pendahulunya, SPR 3 yang hanya menggunakan peluru berkaliber 7,62 x 51 mm.
Selain kaliber besar, peluru untuk SPR ini terbuat dari baja yang kekuatan materialnya lebih kuat daripada baja kendaraan.
Itulah beberapa alasan ia mampu menembus lapisan baja antipeluru hingga ketebalan 10 mm.
Bicara soal peluru, SPR 2 memiliki tiga jenis peluru yang bisa digunakan.
Untuk latihan menembak, biasanya digunakan peluru jenis MU3-M yang tidak memiliki kemampuan menembus baja.
Dua peluru lainnya, MU3-SAM dan MU3-BLAM, mampu menembus kendaraan baja.
Namun, hanya MU3-BLAM yang memiliki bahan peledak di dalamnya.
Semua jenis peluru tersebut juga diproduksi sendiri oleh Indonesia.
Kehebatan SPR 2
SPR 2 yang dipakai pasukan elite Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, Den Bravo 5 TNI AU (pindad) ★
Melansir dari Wikipedia, senapan runduk SPR adalah singkatan dari Senapan Penembak Runduk produksi PT. Pindad, Indonesia.
Senapan ini memungkinkan penembak untuk mengatur ketinggian posisi dan stabilitas senapan dengan cara mengatur bipod pada bagian bawah depan laras.
Melihat sasaran dengan alat bidik tipe teleskop menjadikannya senapan runduk dengan akurasi yang tinggi.
Senapan runduk ini tersedia dalam tiga varian yaitu SPR-1 dan SPR-3 diisi dengan peluru kaliber 7,62 x 51 mm, sedangkan SPR-2 diisi dengan peluru kaliber .50 BMG atau 12,7x99mm
SPR-2 mempunyai kemampuan tinggi dan bisa bersaing dengan senapan runduk Zastava M93 Black Arrow buatan Yugoslavia.
Spesifikasi SPR 2
Spesifikasi dasar dari senapan SPR-2 hampir sama dengan tipe SPR-1 dengan masih mengadopsi sistem mekanisme bolt action akan tetapi memiliki fitur yang lebih baik dari versi sebelumnya antara lain memiliki magazine chamber, posisi popor yang dapat diatur, dan kemampuan menembus plat baja setebal dua sentimeter dalam jarak 1000 meter.
Hal ini dimungkinkan karena SPR-2 menggunakan peluru kaliber .50 BMG sebagaimana yang digunakan oleh "Heavy Sniper Rifles" atau "Anti Material Rifles" lainnya.
Dengan berat sekitar 16 Kg, senapan ini juga memiliki dimensi yang sangat besar.
Kendati terilhami produk-produk senapan antimaterial yang sudah ada, kehadiran SPR-2 cenderung desain sendiri dari PT Pindad.
Walaupun pada sebagian sosok, masih mengambil desain dari senapan Zastava Black Arrow M93 buatan Serbia dan Denel NTW-20 buatan Afrika Selatan.
SPR-3
SPR 3 (pindad) ★
Memiliki fitur sama dengan SPR-2 , hanya menggunakan peluru 7,62mm NATO.
Jarak efektif sama dengan SPR-1, 700-1000m.
Tergantung jenis peluru yang digunakan.
Apabila menggunakan tipe AP (Armor Piercing), maka akan mampu menembus plat baja setebal 2mm pada jarak 500m
Senapan Penembak Runduk SPR
Tipe: Senapan runduk
Negara asal: Indonesia
Digunakan: TNI, Polri
Perancang: Almando Catovil
Produsen: PT. Pindad
Varian: SPR-1, SPR-2 dan SPR-3
Spesifikasi
Berat: 16 kg (SPR-2)
Panjang: 1550 mm (SPR-2)
Peluru: 12,7 × 99 mm
Mekanisme: Bolt-action
Jarak efektif: 1000 - 1500 meter (SPR-1)
2000 meter (SPR-2), 2100 meter (SPR-3)
Amunisi: Manual (SPR-1)
Magazen box isi 5 butir peluru (SPR-2), (SPR-3)
Alat bidik: Teleskopik
Sniper Raider Kostrad menenteng SPR 2 buatan Pindad [Info Komando] ★
Menjelang HUT OPM 1 Desember dan setahun pembantaian karyawan PT Istaka Karya di Nduga, pasukan TNI baku tembak dengan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata di Nduga, Jumat (29/11/2019).
Pasukan TNI dari Yonif Raider 514/Kostrad baku tembak dengan anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Mugi, Nduga, Papua, Jumat (29/11).
Melansir info komando, kontak tembak tersebut terjadi saat Yonif Raider 514/Kostrad berhasil memergoki dan mengidentifikasi kedatangan anggota KKB yang diduga berniat melakukan penyerangan ke pos - pos TNI di Distrik Mugi.
Selama baku tembak terjadi, satu anggota dari kelompok OPM dikabarkan tertembak tepat di kepala.
Tapi saat dilakukan pengecekan tidak ditemukan adanya jasad, hanya bercak darah.
Diduga jasadnya berhasil dibawa kabur oleh kelompoknya masuk hutan.
Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto, seperti dilansir kompas.com, Jumat (29/11/2019) dalam artikel berjudul "TNI Kontak Senjata dengan KKB di Nduga Papua" mengakui ada kontak senjata ini.
"Betul ada kontak senjata di Mugi," ujar Candra.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 09.25 WIT tersebut, terjadi karena KKB yang diyakini merupakan kelompok Egianus Kogoya, ingin mengganggu helikopter TNI yang akan melakukan pendorongan logistik (dorlog) dari Kabupaten Mimika.
Namun, prajurit TNI yang tengah bersiap melakukan pengamanan mengetahui keberadaan kelompok tersebut.
"Tadi ada anggota yang mau pengamanan heli yang mau dorlog, terus mereka melihat ada 5 orang membawa senapan serbu. Kemudian ditembak tapi tidak kena, akhirnya baku tembak sekitar 15 menit," kata Candra.
Dalam kejadian tersebut, Candra memastikan tidak ada prajurit TNI yang menjadi korban.
Namun, helikopter yang harusnya melakukan dorlog terpaksa kembali ke Timika karena situasi di Mugi kurang kondusif.
"Kemudian heli yang mau dorlog kembali ke Timika," kata dia.
Candra juga memastikan, dari 5 anggota KKB yang terlibat kontak senjata dengan prajurit TNI, tidak ada Egianus Kogoya.
"Itu kelompoknya Egianus, tapi Egianus tidak ada karena masih di Kuyawage," katanya.
Informasi lain dilansir info komando.
Ternyata dalam baku tembak ini, prajurit terlatih TNI dari Yonif Raider 514 Kostrad menembak mati dua anggota KKB anak buah Egianus Kogoya dengan Senapan Penembak Runduk 2 (SPR) buatan PT Pindad.
Dua anak buah Egianus Kogoya tewas dengan tembakan tepat di kepalanya sebelum sadar pergerakan mereka sudah terbidik moncong senjata mematikan tersebut.
Setelah melihat dua rekannya tewas akibat tembakan jitu penembak runduk TNI, akhirnya memilih kabur dengan membawa jasad kawannya dan membiarkan senjatanya tertinggal di lokasi.
Dalam akun ini juga ditunjukkan foto prajurit Raider Kostrad menenteng SPR 2 yang disebut sebagai operator yang berhasil menembak mati 2 orang anak buah Egianus Kogoya di Distrik Mugi, Nduga Papua, Jumat (29/11/2019).
Senapan penembak runduk atau SPR 2 ini diklaim oleh PT Pindad dapat menembak target dari jarak sejauh 2 kilometer dengan akurat dan mampu menjebol plat setebal 10 mm yang biasanya digunakan kendaraan lapis baja.
Sebagai senapan runduk tentunya peluru yang digunakan SPR 2 menggunakan kaliber 12.7 x 99 mm.
Sedangkan tipe pelurunya bervariasi sesuai kebutuhan.
Saat ini satuan eliter militer TNI menggunakan SPR 2 seperti Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Sat Bravo 90 TNI AU.
Bahkan ketiga satuan elite memamerkan SPR 2 saat seminar Pasukan Operasi Khusus Indonesia-Australia (SOF) ke-25 untuk kerja sama 25 tahun antara pasukan khusus Indonesia dan Australia diprakarsai oleh Komando Pasukan Operasi Khusus (SOCOMD), dengan dukungan Angkatan Pertahanan Australia (ADF), di Holsworthy, Sydney, Australia.
Media Australia mengulas SPR-2 yang mampu menembus lapisan tank.
Senapan penembak runduk (SPR) memang tidak banyak diproduksi karena jumlah pemakainya tidaklah sebanyak pengguna pistol dan senapan serbu.
Tercatat, hanya Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa yang mau memproduksi senapan penembak runduk.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran penembak-penembak jitu (sniper) mampu mengubah arah sebuah pertempuran.
Sosok sniper pun sering kali menjadi inspirasi Hollywood yang mengangkatnya dalam film layar lebar.
Mulai dari The Sniper (1952) yang masih hitam putih sampai American Sniper (2014) yang berangkat dari kisah nyata.
Istilah sniper sendiri bermula dari kata snipe, burung kecil berbulu cokelat dengan bintik aneka warna di tubuhnya yang ada di daratan India.
Burung ini sangat lincah, gesit, sehingga sulit ditangkap atau ditembak.
Saking sukarnya untuk ditembak, sejak 1770-an, kalangan prajurit kolonial Inggris di India menganggap bahwa orang yang berhasil menembak jatuh burung itu berhak mendapat julukan “sniper” alias ahli menembak.
Istilah sniper lantas berkembang untuk menjelaskan seseorang yang pandai dalam melakukan pembunuhan menggunakan senapan laras panjang.
Yakni, merujuk pada seorang prajurit tempur yang bertugas untuk membidik dan menumbangkan targetnya dari jarak jauh.
Kalau di Indonesia dikenal sebagai penembak runduk.
SPR 2 buatan Pindad yang sudah teruji dalam beberapa pertempuran (lensa reportase) ★
Nah, dalam pembuatan SPR, sejak tahun 2007, Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri SPR dengan peluru yang bisa menembus kendaraan tempur berlapis baja, seperti tank.
Kemudian pada 2014, SPR 2 disempurnakan menjadi SPR 2 yang semakin canggih.
Tak hanya bisa menembus lapisan baja, tapi juga memiliki peledak di balik amunisinya.
“Tapi ledakan itu hanya untuk membunuh musuh, bukan menghancurkan kendaraannya, ya,” kata Silmy Karim, Direktur Utama PT Pindad (Perindustrian Angkatan Darat).
Spesifikasi SPR 2 Panjang senapan 1.755 mm, Berat keseluruhan 19,5 kg, Panjang barel (laras) 1.055 mm.
Rifling atau alur spiral berulir pada bagian dalam laras senjata ini ialah delapan grooves, RH 381 mm (15”) twist.
Alur spiral ini akan memutar peluru agar diperoleh akurasi yang tinggi serta kestabilan aerodinamis peluru.
Sedangkan twist mengacu ke sekali putaran. RH381 mm (15”) berarti dalam setiap 381 mm, peluru mengalami satu putaran.
Akibat putaran ini peluru yang masuk ke dalam senapan mampu melesat dengan kecepatan rata-rata 900 m/detik (3.240 km/jam) dengan jangkauan 2 km.
Akan tetapi peluru yang dipakai bukanlah peluru sembarangan.
Senapan ini menggunakan peluru berkaliber 12,7 x 99 mm, dengan kapasitas antara 5-10 butir.
Berbeda dengan pendahulunya, SPR 3 yang hanya menggunakan peluru berkaliber 7,62 x 51 mm.
Selain kaliber besar, peluru untuk SPR ini terbuat dari baja yang kekuatan materialnya lebih kuat daripada baja kendaraan.
Itulah beberapa alasan ia mampu menembus lapisan baja antipeluru hingga ketebalan 10 mm.
Bicara soal peluru, SPR 2 memiliki tiga jenis peluru yang bisa digunakan.
Untuk latihan menembak, biasanya digunakan peluru jenis MU3-M yang tidak memiliki kemampuan menembus baja.
Dua peluru lainnya, MU3-SAM dan MU3-BLAM, mampu menembus kendaraan baja.
Namun, hanya MU3-BLAM yang memiliki bahan peledak di dalamnya.
Semua jenis peluru tersebut juga diproduksi sendiri oleh Indonesia.
Kehebatan SPR 2
SPR 2 yang dipakai pasukan elite Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, Den Bravo 5 TNI AU (pindad) ★
Melansir dari Wikipedia, senapan runduk SPR adalah singkatan dari Senapan Penembak Runduk produksi PT. Pindad, Indonesia.
Senapan ini memungkinkan penembak untuk mengatur ketinggian posisi dan stabilitas senapan dengan cara mengatur bipod pada bagian bawah depan laras.
Melihat sasaran dengan alat bidik tipe teleskop menjadikannya senapan runduk dengan akurasi yang tinggi.
Senapan runduk ini tersedia dalam tiga varian yaitu SPR-1 dan SPR-3 diisi dengan peluru kaliber 7,62 x 51 mm, sedangkan SPR-2 diisi dengan peluru kaliber .50 BMG atau 12,7x99mm
SPR-2 mempunyai kemampuan tinggi dan bisa bersaing dengan senapan runduk Zastava M93 Black Arrow buatan Yugoslavia.
Spesifikasi SPR 2
Spesifikasi dasar dari senapan SPR-2 hampir sama dengan tipe SPR-1 dengan masih mengadopsi sistem mekanisme bolt action akan tetapi memiliki fitur yang lebih baik dari versi sebelumnya antara lain memiliki magazine chamber, posisi popor yang dapat diatur, dan kemampuan menembus plat baja setebal dua sentimeter dalam jarak 1000 meter.
Hal ini dimungkinkan karena SPR-2 menggunakan peluru kaliber .50 BMG sebagaimana yang digunakan oleh "Heavy Sniper Rifles" atau "Anti Material Rifles" lainnya.
Dengan berat sekitar 16 Kg, senapan ini juga memiliki dimensi yang sangat besar.
Kendati terilhami produk-produk senapan antimaterial yang sudah ada, kehadiran SPR-2 cenderung desain sendiri dari PT Pindad.
Walaupun pada sebagian sosok, masih mengambil desain dari senapan Zastava Black Arrow M93 buatan Serbia dan Denel NTW-20 buatan Afrika Selatan.
SPR-3
SPR 3 (pindad) ★
Memiliki fitur sama dengan SPR-2 , hanya menggunakan peluru 7,62mm NATO.
Jarak efektif sama dengan SPR-1, 700-1000m.
Tergantung jenis peluru yang digunakan.
Apabila menggunakan tipe AP (Armor Piercing), maka akan mampu menembus plat baja setebal 2mm pada jarak 500m
Senapan Penembak Runduk SPR
Tipe: Senapan runduk
Negara asal: Indonesia
Digunakan: TNI, Polri
Perancang: Almando Catovil
Produsen: PT. Pindad
Varian: SPR-1, SPR-2 dan SPR-3
Spesifikasi
Berat: 16 kg (SPR-2)
Panjang: 1550 mm (SPR-2)
Peluru: 12,7 × 99 mm
Mekanisme: Bolt-action
Jarak efektif: 1000 - 1500 meter (SPR-1)
2000 meter (SPR-2), 2100 meter (SPR-3)
Amunisi: Manual (SPR-1)
Magazen box isi 5 butir peluru (SPR-2), (SPR-3)
Alat bidik: Teleskopik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.