✪ Komponen produksi dalam negeri bakal mendominasi dalam pengadaan KRC 5 dan 6 sebesar 60 persen KCR 60M PAL Indonesia (BUMN) ⭐
PT PAL Indonesia (Persero) kembali membangun dua kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60.
Kapal perang yang bakal dibangun itu merupakan pesanan Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL).
Direktur PT PAL (Persero) Budiman Saleh mengatakan, dua kapal tersebut adalah KCR 5 dan 6. Menurur rencana, dua kapal tersebut bakal rampung pada Mei 2022 mendatang.
KCR 5 dan 6 yang dibangun dengan nilai investasi Rp 1,6 triliun itu, bakal dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan pendahulunya, KCR 1 hingga KCR 4.
"Jadi, kita improve stabilitasnya supaya lebih handal dibanding kapal-kapal sebelumnya. Apa yang sudah kita perbaiki di batch dua kita lanjutkan lagi," kata Budiman, dalam acara first steel cutting di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jumat (2/8/2019).
Menurut Budiman, apabila KCR 1,2 dan 3 hanya memesan platform saja. Sementara itu, sewaco atau persenjataannya baru dilakukan setelah pembangunan kapal selesai.
Namun, untuk KCR 5 dan 6 ini, kata dia, dipesan secara utuh dengan platform beserta sewaco.
"Kita selalu improve tiap batch ini untuk menjadi kapal handal dalam pertempuran. Jadi, kelebihan ini (KCR 5 dan 6) itu stabilitasnya makin baik," ujar dia.
Di samping itu, platform dan sewaco itu sekaligus pengadaan pertama kalinya dari Kementerian Pertahanan.
Direktur Direktoran Produksi PT PAL Indonesia (Persero), Turitan Indaryo mengatakan, komponen produksi dalam negeri bakal mendominasi dalam pengadaan KRC 5 dan 6, yakni sebesar 60 persen.
"Dalam negeri secara jumlah 60 persen lebih, tapi secara nilai komponen luar negeri tetap masih lebih 60 persen," kata Turitan.
Untuk diketahui, KCR 5 dan 6 direncanakan bakal memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, tinggi 4,85 meter, sarat 2,60 meter dengan bobot 500 ton dan mampu berlayar hingga kecepatan 28 knots.
Selain itu, KCR 5 dan 6 bakal dilengkapi dengan dengan sistem persenjataan seperti surveillance radar, IFF system, CMS (3 console), main gun 57 mm, peluncur surface to surface missile, secondary gun 20 mm, ESM system, serta decoy launching system ini mampu berlayar hingga lima hari, memiliki fungsi pokok sebagai peperangan anti-kapal permukaan, dan offshore patrols di perairan teritorial hingga Zona Ekonomi Ekslusif.
Di sisi lain, kapal ini dapat melakukan aktivitas pengintaian serta search and resuce (SAR).
KCR 5 dan 6 sudah dipesan TNI Angkatan Laut sejak penandatanganan kontrak pada 28 Desember 2018 di Jakarta.
PT PAL Indonesia (Persero) kembali membangun dua kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60.
Kapal perang yang bakal dibangun itu merupakan pesanan Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL).
Direktur PT PAL (Persero) Budiman Saleh mengatakan, dua kapal tersebut adalah KCR 5 dan 6. Menurur rencana, dua kapal tersebut bakal rampung pada Mei 2022 mendatang.
KCR 5 dan 6 yang dibangun dengan nilai investasi Rp 1,6 triliun itu, bakal dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan pendahulunya, KCR 1 hingga KCR 4.
"Jadi, kita improve stabilitasnya supaya lebih handal dibanding kapal-kapal sebelumnya. Apa yang sudah kita perbaiki di batch dua kita lanjutkan lagi," kata Budiman, dalam acara first steel cutting di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jumat (2/8/2019).
Menurut Budiman, apabila KCR 1,2 dan 3 hanya memesan platform saja. Sementara itu, sewaco atau persenjataannya baru dilakukan setelah pembangunan kapal selesai.
Namun, untuk KCR 5 dan 6 ini, kata dia, dipesan secara utuh dengan platform beserta sewaco.
"Kita selalu improve tiap batch ini untuk menjadi kapal handal dalam pertempuran. Jadi, kelebihan ini (KCR 5 dan 6) itu stabilitasnya makin baik," ujar dia.
Di samping itu, platform dan sewaco itu sekaligus pengadaan pertama kalinya dari Kementerian Pertahanan.
Direktur Direktoran Produksi PT PAL Indonesia (Persero), Turitan Indaryo mengatakan, komponen produksi dalam negeri bakal mendominasi dalam pengadaan KRC 5 dan 6, yakni sebesar 60 persen.
"Dalam negeri secara jumlah 60 persen lebih, tapi secara nilai komponen luar negeri tetap masih lebih 60 persen," kata Turitan.
Untuk diketahui, KCR 5 dan 6 direncanakan bakal memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, tinggi 4,85 meter, sarat 2,60 meter dengan bobot 500 ton dan mampu berlayar hingga kecepatan 28 knots.
Selain itu, KCR 5 dan 6 bakal dilengkapi dengan dengan sistem persenjataan seperti surveillance radar, IFF system, CMS (3 console), main gun 57 mm, peluncur surface to surface missile, secondary gun 20 mm, ESM system, serta decoy launching system ini mampu berlayar hingga lima hari, memiliki fungsi pokok sebagai peperangan anti-kapal permukaan, dan offshore patrols di perairan teritorial hingga Zona Ekonomi Ekslusif.
Di sisi lain, kapal ini dapat melakukan aktivitas pengintaian serta search and resuce (SAR).
KCR 5 dan 6 sudah dipesan TNI Angkatan Laut sejak penandatanganan kontrak pada 28 Desember 2018 di Jakarta.
★ Kompas
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.