KOMPAS.com - Mungkin gambaran pengusaha di zaman dulu adalah seorang dengan modal besar dan usia yang sudah matang. Pengusaha zaman sekarang, apalagi seorang technopreneur sudah tak lagi menunggu usia matang. Usia muda bukan alasan untuk menunda mendirikan perusahaan baru atau start up, namun justru menjadi semangat untuk mematangkan pengalaman.
Empat orang pendiri start up berusia muda membagi pengalaman mereka mendirikan dan mengembangkan usaha yang mereka bangun dalam acara #StartUpLokal Storm di @america, Jakarta, Minggu (26/6/2011). Keempat orang tersebut adalah Ridho Irawan (23 tahun) – salah satu pendiri eXo Digital dan country representative www.games.co.id. Lalu Shieny Aprilia (24 tahun) – salah satu pendiri Agate Studio. Dua orang lainnya saat ini masih berstatus mahasiswa dan mereka memulai start up sejak masih duduk di bangku sekolah, yakni Tyovan Ari Widagdo (19 tahun) –pendiri www.vemobo.co.id dan Nafi A.Putrawan (16 tahun) – pendiri www.hexacreative.web.id
Ridho Irawan menceritakan 'keisengannya' membeli domain games.co.id bersama seorang temannya saat kuliah. Tahun 2005, Ridho melakukan maintenance karena web tersebut tidak terurus. Namun, secara tak terduga domain itu justru ditawar 10.000 dollar AS oleh perusahaan dari Belanda. "Saya hanya modal 20 USD (dollar AS), lalu ditawar 10.000 USD tentu saja saya tidak menolak saat itu, apalagi masih kuliah. Uang segitu besar sekali," ungkap Ridho.
Setelah domain miliknya diakuisisi perusahaan Belanda tersebut, kini games.co.id menjadi portal games dengan trafik paling tinggi di Indonesia. Lebih dari 2000 game tersedia di portal ini dan 20 persennya merupakan buatan lokal yakni dari Bandung dan Yogyakarta. Tahun 2010, games.co.id menduduki posisi rating 9 untuk local website berdasarkan Alexa rating.
Nafi A.Putrawan memiliki kisah yang lebih unik. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, ia sudah bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang desain. Ketertarikannya di bidang desain ia aplikasikan di komputer miliknya di rumah. Ia juga sering berkumpul dengan komunitas desain untuk memperluas jaringan pertemanan sekaligus saling berbagi ilmu.
Juni 2009, Nafi mulai berani memutuskan untuk mendirikan start up sendiri. Hanya bermodalkan komputer di rumah, dengan koneksi internet seadanya, start up company miliknya pun ia bangun dan jalankan. Ia mendirikan hexacreative.web.id dengan mentor Sanny Gaddafi yang dikenalnya dari salah satu seminar start up. Kini klien Nafi terdiri dari PT Zahir Internasional, Counstruct Singapore, PT. Bluevision Group, InterRail Europe, Leonisecret, dan Murazaki Dental Care. Ia kini telah memiliki satu orang marketing dan 12 orang pengelola web application.
Start up yang paling berani nekat mungkin Agate Studio. Sebelum terbentuk, para developer game Agate telah membangun sebuah game yakni Twilight Project di tahun 2007. "Kami adalah sekumpulan orang-orang penggila game yang saat itu berpikir untuk membangun game yang sangat idealis. Semuanya harus sempurna, sampai ramai sendiri kalau mendiskusikannya. Kami begadang untuk menyelesaikan proyek idealis tersebut," kenang Shieny Aprilia.
April 2009 Agate Studio diresmikan. Para pendiri Agate Studio kemudian rajin mengikuti berbagai kompetisi dan memenangkan juara 3 Best Character Design UKSW Salatiga. Setelah itu, Agate Studio terus mengikuti berbagai lomba namun tidak menang. "Yang penting semangat dulu. Kalah-menang urusan belakangan,” ujar Shieny. Dalam menjalankan Agate Studi, prinsip 'yang penting semangat dulu' juga dijalankan para karyawan. Shieny mengaku saat pertama kali dibangun, Agate Studio hanya mempekerjakan 15 orang karyawan dengan gaji Rp 50 ribu. Saat ini, Agate Studio telah memiliki 53 orang kru yang terbagi dalam berbagai bidang. "Sekarang gajinya sudah tidak segitu," ungkap Shieny.
Menurutnya, yang membuat karyawan Agate Studio mau digaji Rp 50 ribu dengan jam kerja 15 jam per hari adalah karena mereka memiliki passion yang sama dalam industry game. Mereka bukan hanya mencari keuntungan melainkan kepuasan batin dalam hal membangun dan me-maintenance sebuah game.
Tyovan Ari Widagdo punya cerita yang berbeda. Mahasiswa semester 4 jurusan Teknologi Informasi dari Binus University ini memulai start up sejak kelas 1 SMA. Ia membangun e-wonosobo.com yang merupakan portal berita dan pariwisata tentang Kota Wonosobo. Ia menyebut portal tersebut sebagai "trial toys moneymaker" yang ternyata memang menghasilkan keuntungan hingga sekarang. Kini ia juga telah membangun dan mengembangkan IT consultant web di www.vemob.co.id dan juga mendirikan portal www.doktervirus.net yang memberikan layanan antivirus sesuai kebutuhan.
Keempat pendiri start up usia muda ini sepakat bahwa skill (keahlian), networking (jaringan), dan capital (finansial-modal-keuntungan) perlu dimiliki untuk mendirikan dan mengembangkan start up. Namun, menurut Shieny, yang paling penting adalah semangat untuk membangun dan semangat untuk konsisten terhadap apa telah dibangun.
Sedangkan Tyovan menyarankan agar tetap menghitung keuntungan. Kalau tidak juga untung, tinggalkan. Sementara Nafi berpesan bagi pendiri start up berusia muda dan masih awam agar banyak berkonsultasi dengan mentor. "Pendiri start up harus punya mentor yang bisa membimbing. Mentor bisa dicari dan dikenal dengan menghadiri event-event start up, seminar-seminar, dan lainnya," ungkap Nafi.
Satu hal lagi yang disepakati oleh keempat pendiri start up usia muda ini adalah bahwa untuk mendirikan start up harus terlebih dahulu membentuk tim yang saling mendukung. Orang-orang yang jago membangun game saja tidak cukup apabila tidak ada orang yang ahli marketing untuk memasarkan game. Perpaduan orang-orang yang ahli mengenai konsep, teknologi, dan bisnis akan membantu start up bertahan dan cepat mengalami pertumbuhan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.