Pages

Sabtu, 09 Februari 2013

Vietnam Selidiki Minyak Sayur Impor, RI Protes

 Penyelidikan itu tanpa pemberitahuan resmi kepada pemerintah RI.

Aktifitas Pelabuhan
Jakarta Vietnam melalui otoritas safeguard-nya, Vietnam Competition Authority, melakukan penyelidikan minyak sayur (vegetable oil) impor. Penyelidikan ini berlaku untuk negara-negara pengekspor dengan share ekspor lebih dari 3 persen.

Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Ernawati, menyatakan bahwa protes telah disampaikan kepada Vietnam Competition Authority terkait penyelidikan ini, sebab tidak ada pemberitahuan resmi sebelumnya kepada pemerintah Indonesia, baik pusat maupun Kedutaan Besar RI yang ada di Hanoi. Padahal Indonesia telah menyatakan siap berpartisipasi dalam penyelidikan ini serta melakukan koordinasi dengan asosiasi dan beberapa perusahaan yang melakukan ekspor vegetable oil ke Vietnam.

"Pemerintah Indonesia telah menyampaikan protes kepada Vietnam Competition Authority terkait dalam hal tersebut, karena dalam penyelidikan ini, perusahaan eksportir Indonesia harus menyampaikan jawaban kuesioner," ujar Ernawati dalam keterangan tertulis kepada VIVAnews, Jumat 8 Oktober 2013.

Jawaban tersebut harus disampaikan paling lambat pada 25 Januari 2013. Namun, lanjut Ernawati, akhirnya Vietnam Competition Authority memberikan perpanjangan hingga 17 Januari 2013.

Meski begitu, Ernawati menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung dan bekerja sama dengan pihak otoritas Vietnam terkait penyelidikan itu dengan menyiapkan jawaban kuesioner serta menyerahkan dokumen yang diminta tepat pada waktunya.

Veitnam merupakan salah satu dari 20 negara pengimpor minyak sayur dari Indonesia. Indonesia adalah negara pengekspor minyak sayur terbesar kedua untuk Vietnam.

Menurut data Badan Pusat Statistik, ekspor minyak sayur Indonesia ke Vietnam mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008, minyak sayur yang diekspor sebesar 94 ribu ton dengan nilai USD 101 juta. Ekspor ini meningkat dua kali lipat daripada tahun sebelumnya. Pada 2010, ekspor minyak itu sempat turun drastis hingga 18 juta ton dengan nilai USD 15 juta, lalu meningkat kembali pada 2011, yaitu menjadi 55 ribu ton dengan nilai USD 58 juta.

Dalam periode Januari-Oktober 2011, ada peningkatan signifikan nilai ekspor minyak sayur sebesar USD 32 juta dan totalnya sebesar 29,3 juta ton. Begitu pula dengan periode yang sama pada tahun 2012.


  Vivanews  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzuKXZz7DA9Y-b0_1ZIg4l1-Si_QQOgNYEZH6g1x2uUjLSYPRt8WhqPUehlrD35o36iIFpujKTIMiMwqRlUzHCfKT-a87fzfu77qvEv_EILRZACrgrNglyzx3QGI1aLE9B5cVrP9SoNdw/s35/cinta-indonesia.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.