Jakarta | Pengusaha Turki yang tergabung dalam Turkish-Indonesian Trade Association (TITA) siap meningkatkan kerja sama bidang perdagangan dengan pengusaha Indonesia. Dengan 240 juta jiwa penduduk, Indonesia dinilai merupakan pasar yang sangat potensial.
“Prospek bisnis kedua negara sangatlah besar,” kata Sekretaris Umum TITA, Ismail Cakmak, dalam diskusi di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 19 Februari 2013 malam.
Ketua Kamar Dagang dan Industri untuk wilayah Turki, Aip Syarifudin, mengungkapkan bahwa nilai perdagangan Indonesia dan Turki tahun lalu sebesar US$ 2 miliar. Ke depan, diharapkan nilai perdagangan dapat meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US $ 5 miliar di masa mendatang. "Saya kira dalam tiga tahun kita bisa mencapai itu," kata dia.
TITA merupakan sebuah komunitas yang dibentuk oleh pengusaha Turki dan Indonesia untuk mempererat hubungan bisnis kedua negara sejak 2008. Organisasi ini juga berafiliasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Jika dilihat dari komoditas yang dihasilkan oleh kedua negara, Indonesia dan Turki jelas menghasilkan produk yang berbeda. Sehingga dalam perdagangan, hubungannya akan saling melengkapi, bukan berkompetisi.
Direktur Kopi Jamu Rudy Pesik menyatakan kopi yang selama ini diekspor ke Turki mendapat sambutan yang baik. "Selain itu, Turki juga membutuhkan banyak ikan laut dan buah-buahan. Kita bisa mengirim itu," kata pengusaha yang sejak 2006 bolak-balik ke Turki ini.
Adapun produk Turki yang banyak dibutuhkan oleh industri di Indonesia adalah kapas dan tepung terigu.
● Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.