Ilustrasi |
JAKARTA PT PLN (Persero) berencana membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan sumber dana pinjaman dari
JICA. Potensi PLTA ini didapat dari danau Laut Tawar yang mengalir ke
sungai Peusangan-Aceh Tengah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menyebut, PLTA ini akan beroperasi pada 2016. Adapun PLTA Peusangan ini terdiri dari dua unit yang berkapasitas 2 x 22,1 megawatt (mw) dan 2x21,1 mw, sehingga PLN akan mendapatkan energi listrik sekira 323 GWh per tahun.
Energi listrik yang dihasilkan dari PLTA Peusangan ini akan dialirkan ke Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sumatera Utara dan Aceh melalui Gardu Induk (GI) Takengon dan GI Bireun. Untuk melaksanakan beberapa pekerjaan tersebut, PLN menggandeng beberapa rekanan seperti PT Balfour Beatty Sakti Indonesia dan PT Karunia.
"Meskipun proyek PLTA Peusangan ini memiliki kapasitas daya tergolong kecil dengan panjang jaringan transmisi yang relatif pendek bila dibanding dengan proyek lain yang sejenis di Pulau Sumatera, Kalimantan, atau Sulawesi. Namun sangat besar artinya bagi Aceh dan penduduk Aceh," ujar Pamudji, dalam siaran pers, Rabu (13/2/2013).
Nur menjelaskan, PLN akan membangun jaringan transmisi di wilayah selatan, utara, dan timur Aceh termasuk bagian tengah Aceh. PLN akan mengelilingi kota-kota di Aceh dengan jaringan transmisi. Sehingga PLN dapat memasok listrik ke Aceh secara handal dan efisien.
"Saya menaruh perhatian besar terhadap proyek ini karena ini proyek strategis untuk Aceh dan Sumatera Utara," tegas Nur.
Pekerjaan jaringan transmisi dan Gardu Induk ini, rencananya akan diselesaikan dalam waktu 30 bulan. Beberapa pekerjaan tersebut meliputi transmisi 150 kV Peusangan-Bireun sepanjang 64 km, transmisi 150 kV Peusangan-Takengon sepanjang 14 km, perluasan Gardu Induk Bireun dan pembangunan baru Gardu Induk Takengon.
"Semoga sebelum 30 bulan kita sudah bisa menyelesaikan proyek ini karena sangat penting bagi PLN. Selain agar pembangkit listrik (PLTA) yang mungkin selesai dalam dua tahun ini siap mengalirkan listriknya ke Banda Aceh," tambah Managing Director PT Balfour Beatyy Sakti Indonesia Erick Purwanto.
Sebelumnya, PLN juga telah melakukan kesepakatan kontrak pekerjaan metal (metal work) PLTA Peusangan dengan Joint Operation Wika-Amarta pada 13 Februari 2012. Pekerjaan metal tersebut dibutuhkan untuk mensinkronkan pekerjaan metal dengan pekerjaan lainnya seperti pekerjaan civil dan elektromekanikal agar didapatkan kualitas yang lebih baik. Pekerjaan ini meliputi mengerjakan pintu air, penstock, serta beberapa pekerjaan lain.(gnm)
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menyebut, PLTA ini akan beroperasi pada 2016. Adapun PLTA Peusangan ini terdiri dari dua unit yang berkapasitas 2 x 22,1 megawatt (mw) dan 2x21,1 mw, sehingga PLN akan mendapatkan energi listrik sekira 323 GWh per tahun.
Energi listrik yang dihasilkan dari PLTA Peusangan ini akan dialirkan ke Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sumatera Utara dan Aceh melalui Gardu Induk (GI) Takengon dan GI Bireun. Untuk melaksanakan beberapa pekerjaan tersebut, PLN menggandeng beberapa rekanan seperti PT Balfour Beatty Sakti Indonesia dan PT Karunia.
"Meskipun proyek PLTA Peusangan ini memiliki kapasitas daya tergolong kecil dengan panjang jaringan transmisi yang relatif pendek bila dibanding dengan proyek lain yang sejenis di Pulau Sumatera, Kalimantan, atau Sulawesi. Namun sangat besar artinya bagi Aceh dan penduduk Aceh," ujar Pamudji, dalam siaran pers, Rabu (13/2/2013).
Nur menjelaskan, PLN akan membangun jaringan transmisi di wilayah selatan, utara, dan timur Aceh termasuk bagian tengah Aceh. PLN akan mengelilingi kota-kota di Aceh dengan jaringan transmisi. Sehingga PLN dapat memasok listrik ke Aceh secara handal dan efisien.
"Saya menaruh perhatian besar terhadap proyek ini karena ini proyek strategis untuk Aceh dan Sumatera Utara," tegas Nur.
Pekerjaan jaringan transmisi dan Gardu Induk ini, rencananya akan diselesaikan dalam waktu 30 bulan. Beberapa pekerjaan tersebut meliputi transmisi 150 kV Peusangan-Bireun sepanjang 64 km, transmisi 150 kV Peusangan-Takengon sepanjang 14 km, perluasan Gardu Induk Bireun dan pembangunan baru Gardu Induk Takengon.
"Semoga sebelum 30 bulan kita sudah bisa menyelesaikan proyek ini karena sangat penting bagi PLN. Selain agar pembangkit listrik (PLTA) yang mungkin selesai dalam dua tahun ini siap mengalirkan listriknya ke Banda Aceh," tambah Managing Director PT Balfour Beatyy Sakti Indonesia Erick Purwanto.
Sebelumnya, PLN juga telah melakukan kesepakatan kontrak pekerjaan metal (metal work) PLTA Peusangan dengan Joint Operation Wika-Amarta pada 13 Februari 2012. Pekerjaan metal tersebut dibutuhkan untuk mensinkronkan pekerjaan metal dengan pekerjaan lainnya seperti pekerjaan civil dan elektromekanikal agar didapatkan kualitas yang lebih baik. Pekerjaan ini meliputi mengerjakan pintu air, penstock, serta beberapa pekerjaan lain.(gnm)
• Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.