Pages

Rabu, 06 Februari 2013

Mobile Internet Pendorong Industri Telekomunikasi

Mobile Internet Pendorong Industri TelekomunikasiJakarta Firma konsultasi dan riset bisnis Frost & Sullivan memprediksi mobile Internet akan menjadi pendorong pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia tahun ini.

"Harga ponsel cerdas yang semakin murah dan tingginya tingkat adopsi jejaring sosial akan mendorong pertumbuhan itu," kata Head of Consulting Information and Communications Technology Practice Indonesia Frost and Sullivan, Dev Yusmananda, kepada wartawan, Rabu, 6 Februari 2013.

Tahun lalu, Frost & Sullivan mencatat 75 persen penduduk Indonesia sudah memegang telepon seluler. Tahun ini perangkat-perangkat nirkabel diperkirakan akan tumbuh signifikan. Perinciannya, wireless dongle diperkirakan tumbuh 47,5 persen, sementara ponsel cerdas tumbuh 16,1 persen, dan tablet mencapai 11,6 persen.

Menurut Dev, meskipun saat ini pendapatan yang dihasilkan dari online commerce di Indonesia masih sangat kecil, bisa mencapai 10 kali lipat pada 2015. Syaratnya, ada infrastruktur, teknologi, dan regulasi yang memadai. Frost dan Sullivan memperkirakan di tahun 2015 pendapatan dari online commerce bisa mencapai US$ 1,8 miliar.

Sementara itu, Nithin Bhat, partner Frost and Sullivan, mengatakan, pada 2015 Asia Pasifik akan menjadi wilayah terbesar untuk pembayaran online, dengan Jepang dan Korea Selatan sebagai pemimpin. "Namun layanan ini sebagian besar masih didorong oleh operator," katanya. "Keterlibatan institusi keuangan masih bersifat parsial."

Nitin memprediksi pengapalan ponsel cerdas secara global akan mencapai 1 miliar pada 2016. Asia Pasifik menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat, yakni 37,6 persen.

Setyanto Santosa, Ketua Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel), mengatakan meningkatnya penetrasi internet dan broadband di Indonesia sangat tergantung dari niat baik pemerintah untuk membangun infrastruktur yang memadai. "Kami sudah berusaha meyakinkan pemerintah bahwa yang namanya infrastruktur itu bukan cuma jalan dan jembatan, tetapi juga teknologi informasi dan komunikasi, termasuk broadband," ujarnya.

Menurut Setyanto, dalam 10 tahun ini pemerintah tidak pernah membangun fasilitas informasi, teknologi, dan komunikasi. "Semua yang bangun provider, padahal mestinya itu tanggung jawab pemerintah," ujarnya.


 ● Tempo.Co 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzuKXZz7DA9Y-b0_1ZIg4l1-Si_QQOgNYEZH6g1x2uUjLSYPRt8WhqPUehlrD35o36iIFpujKTIMiMwqRlUzHCfKT-a87fzfu77qvEv_EILRZACrgrNglyzx3QGI1aLE9B5cVrP9SoNdw/s35/cinta-indonesia.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.