blog-indonesia.com

Rabu, 14 Januari 2015

Kisah Dramatis Serda Rajab dkk

Temukan dan Angkat Black Box dari Dasar Laut http://images.detik.com/content/2015/01/14/10/105721_serdarajabdkk.jpgSerda Rajab dan kawan-kawan (Foto: Angling Adhitya P/detikcom)

Tim penyelam gabungan TNI AL sudah mengangkat dua bagian black box berupa Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (VCR). Bagaimana kronologinya?

FDR ditemukan pada kedalaman sekitar 35 meter, Senin (12/1/2014). Tim penyelam yang terdiri dari Kapten Saiful, Pelda Bambang, Serda Rajab, dan KLK navigasi Edi Susanto melakukan tugasnya.

Sekitar pukul 07.00, Serda Rajab melakukan pencarian dengan dibantu alat pinger detector di titik koordinat 03˚ 37' 21" S dan 109˚ 42' 42" T sesuai arah sinyal ping yang diterima KM Jadayat. Alat tersebut digenggam dan diarahkan mengikuti sumber sinyal ping berasal.

"Jadi semakin dekat sinyalnya semakin kuat. Ada indikator suaranya," kata Serda Rajab, Selasa (13/1/2014).

Saat itu, Serda Rajab mengarahkan pinger detector yang digenggamnya ke segala arah, kemudian sinyal ping semakin menguat dan menuju ke arah puing-puing yang tertutup pasir. Saat diangkat, ada FDR di sana. Ia pun segera mengambil dan mengangkat ke permukaan pukul 07.12.

FDR kemudian dibawa ke KRI Banda Aceh bersama anggota KNKT untuk memastikan apakah benar benda tersebut merupakan bagian black box.

Esoknya, Selasa (13/1), Serda Rajab kembali bertugas dan menyelam sejak pukul 06.59 bersama Letnan Aang dan Sertu Widodo. Lagi-lagi, ping detector yang dibawa Serda Rajab mendeteksi sinyal ping yang kuat. Saat diikuti CVR ditemukan di antara tumpukan pasir dan lumpur.

"Jam 07.13 dapat langsung diangkat. Jaraknya sekitar 15 sampai 20 meter," pungkas ayah dari dua anak itu.

Saat ini, dua benda tersebut sudah resmi diserahkan kepada KNKT untuk dilakukan investigasi. Nantinya data akan didownload di laboratorium milik KNKT di Jakarta untuk mengetahui penyebab pasti jatuhnya AirAsia QZ8501.(alg/try)
3 Prajurit Penyelam TNI AL yang Berhasil Evakuasi CVR QZ8501 Jajaran TNI AL berhasil mengangkat satu bagian black box terakhir, yakni cockpit voice recorder (CVR) pesawat AirAsia QZ8501. Ada 3 prajurit TNI AL yang menyelam dan mengevakuasi CVR tersebut. Siapa mereka?

"Tadi pagi yang menemukan CVR adalah Lettu (L) Aang zaenal, Sertu Widodo Hadi, Serda Rajab Suwarno. Pada saat operasi penyelaman tadi pagi dimulai 05.33 WIB 3 orang," ungkap Pangarmabar Laksamana Muda Widodo di posko gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng, Selasa (13/1/2015).

Ketiga prajurit tersebut merupakan penyelam gelombang kedua yang turun ke dasar laut pada pukul 06.59 WIB. Penemuan CVR didapat pada pukul 07.13 WIB di mana bagian black box itu berada di bawah timbunan serpihan pesawat, termasuk engine.

"Dan ini sudah dilihat KNKT bahwa benar adanya (CVR milik QZ8501). Daerah yang ditemukan itu sama sekali tidak ada sayap pesawat, tapi puing-puing. Bahkan ada gundukan yang sudah tertimbun pasir adalah mesin pesawat," kata Widodo.

Ketiga prajurit TNI berhasil menemukan CVR ini pada lokasi dengan koordinat 03 derajat 27' 33" LS dan 109 derajat 42' 71" BT. Posisi CVR dan serpihan yang berserakan berjarak 1,7 mil laut atau sekitar 3,4 km dari penemuan ekor pesawat.

"Square cukup luas, kurang lebih 6x6 mile. Dari lokasi penemuan flight data recorder hampir 500 meter, kedalamannya 32 meter," jelas Laksamana Bintang 2 itu.

Meski telah berhasil menemukan kedua bagian dari black box, tim SAR dari TNI mengaku masih akan bekerja untuk mencari main body pesawat. Pencarian pun tersebut sangat penting karena diprediksi masih ada banyak jenazah korban yang terperangkap di dalamnya.

"Panglima telah perintahkan untuk mencari dan evakuasi main body yang masih tersisa. Kita akan kerahkan, termasuk penyelam andal. Kita belum tahu apakah masih ada jenazah korban, tapi kita akan tetap cari," tutup Widodo.(ear/bar)


  ★ detik  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More