blog-indonesia.com

Senin, 05 Januari 2015

Indonesia Hancurkan Perikanan Negara Tetangga

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa industri perikanan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam mulai lesu akibat diberlakukannya berbagai kebijakan perikanan. Industri perikanan negara-negara tersebut bergantung pada sumber daya perikanan Indonesia.

"Apa yang kita lakukan ini menghancurkan industri perikanan luar negeri. Saya bisa bilang begitu karena 70 persen industri perikanan Thailand bergantung pada sumber daya perikanan Indonesia," kata Susi, di Jakarta, pada hari Senin (5/1).

Akibat moratorium pemberian izin penangkapan ikan kapal asing, pemindahan muatan di tengah laut (transhipment), dan pelarangan kapal ikan asing masuk ke Indonesia, Vietnam sampai-sampai meminta perlindungan bagi 1.928 kapalnya yang memiliki Awak Buah Kapal mencapai 13 ribu di Kepulauan Natuna.

"Kalau industri perikanannya tidak terpengaruh mana mungkin mereka minta perlindungan,” ujar Susi.

Susi mengatakan bahwa apa yang dilakukannya semata-mata untuk membantu nelayan lokal. Ia pun juga berharap agar nelayan lokal mampu bekerja sama dalam memerangi penangkapan ikan ilegal, agar hasil tangkapannya semakin melimpah dan tidak dicuri pihak asing.

"Saya sangat sedih ketika mendengar Gubernur Maluku Utara yang bercerita tentang nelayan lokal yang diusir oleh nelayan asing di Morotai. Saya tidak inginkan hal itu terulang lagi. Tak akan ada lagi kapal asing yang berani lawan nelayan Indonesia. Kalau ada, mohon lapor!" ujar Susi.

Kementerian Kelautan juga akan mencoba mendaratkan kapal tramper (Kapal penampung ikan) yang memiliki berat mencapai 2.400 ton. Selain itu, kementerian itu juga akan memberantas alat-alat penangkapan ikan yang menghabiskan sumber daya laut Indonesia.

"Dari tujuh ribuan kapal asing sekarang tinggal beberapa ratus saja yang masih berlayar di Indonesia. Kita bilang kebijakan ini berhasil, namun kita belum sukses. Belum optimal. Karena masih banyak ranah-ranah yang perlu kita pelajari lebih dalam lagi," ucap Susi.(ded/ded)

  ★ CNN  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More