blog-indonesia.com

Selasa, 19 Agustus 2014

Robot Elang Pengintai Buatan Universitas Surya

Robot Elang Pengintai Buatan Universitas SuryaSebuah kamera kecil yang dipasang di badan burung merpati ini adalah salah satu alat mata-mata Jerman yang dipamerkan di "Top Secret" Spy Museum di Oberhausen, Jerman (10/7). Museum ini memamerkan alat-alat spionase dari masa lalu. REUTERS/Ina Fassbende

Alat pengintai dari udara dirancang agar tak terdeteksi lawan di darat. Para peneliti dari Universitas Surya mengembangkan wahana pengintai berwujud burung elang. Riset wahana mata-mata tersebut merupakan permintaan militer Indonesia dan telah menjalani uji terbang.

Burung mekanik tersebut adalah generasi kedua wahana mata-mata yang dikembangkan tim peneliti Universitas Surya. "Riset pembangunan burung mata-mata ini atas permintaan TNI, kami bikin hanya dalam waktu enam bulan," kata Riza Muhida, Direktur Pusat Robot dan Mesin Cerdas Universitas Surya, kepada Tempo, Senin, 18 Agustus 2014.

Robot elang pengintai itu menjadi bagian dalam pameran riset Surya Artecne yang berlangsung 18-23 Agustus 2014 di kampus Universitas Surya di Serpong, Tangerang. Selain robot elang, pameran juga menampilkan teknologi radar, wahana nirawak multirotor, dan bedil laser yang digunakan dalam latihan menembak. "Pameran ini dibuat untuk pengembangan riset dan membuat sains lebih menarik bagi anak muda," kata Maydison Chriswin Ginting, ketua pelaksana Artecne.

Robot elang buatan tim peneliti Universitas Surya berukuran besar dengan rentang sayap mencapai 1,88 meter. Elang mekanis itu dibuat dari materi serat karbon dan duralium. Kamera pengawas mini ditanamkan dalam tubuh elang. Elang mekanik itu bergerak dengan tenaga baterai litium polimer dan dioperasikan melalui pengontrol jarak jauh.

Robot generasi kedua ini masih dalam pengembangan "Dari uji coba robot pertama bisa terbang selama 10 menit dengan daya jelajah dua kilometer," kata Riza. Ia mengatakan Jerman sudah mengoperasikan robot serupa. "Tapi mereka lima tahun riset itu sementara kami di sini bisa lebih cepat membuatnya".

Selain berwujud burung, tim Riza juga membuat purwarupa wahana pengintai berbentuk kumbang. Ukurannya mini dengan berat hanya 13 gram membuat robot kumbang itu bisa dipakai mengawasi daerah-daerah yang sulit terjangkau. "Kami masih mengembangkan riset untuk membuat baterai yang lebih kecil, ringan, dan tahan lama," kata Riza.

  ★ detik  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More