Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meluncurkan Pusat Studi ASEAN sebagai wahana bagi sivitas akademika mempelajari dan memperkuat pemahaman berbagai aspek tentang ASEAN.

"Pusat studi tersebut diharapkan memberi wawasan serta memotivasi mahasiswa untuk lebih memiliki orientasi ASEAN bukan hanya nasional, karena sebentar lagi Indonesia juga akan masuk ke dalam 'ASEAN Economic Community' (AEC) pada 2015," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Erwan Agus Purwanto dalam peluncuran Pusat Studi ASEAN di Yogyakarta, Selasa.

Erwan mengatakan terbentuknya pusat studi ASEAN tersebut merupakan wujud kerja sama antara FISIPOL UGM, serta Pusat Studi Internasional (IIS) dengan Kementerian Luar Negeri.

Dalam Pusat Studi tersebut, kata dia, akan dilakukan penelitian mendalam lebih spesifik tentang isu-isu ASEAN yang bukan hanya dibimbing oleh para pendidik dari FISIPOL namun juga fakultas serta jurusan lain di UGM yang memiliki keterkaitan dengan isu-isu ASEAN.

Berbagai isu yang dapat menjadi obyek kajian antara lain isu sosial, keamanan, serta ekonomi di tingkat negara-negara ASEAN.

Selanjutnya, demi menyesuaikan dengan konteks ASEAN, Erwan mengatakan, bahkan akan melakukan perombakan kurikulum fakultas pada tahun ini.

"Kebetulan setiap lima tahun sekali memang dilakukan revisi kurikulum. Hal itu akan saya manfaatkan agar kurikulum FISIPOL pada tahun ini juga dapat lebih merespons persoalan-persoalan terkait ASEAN," katanya.

Sementara, Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri I Gusti Agung Waseka Puja dalam kesempatan yang sama mengatakan pembentukan Pusat Studi ASEAN di UGM merupakan elemen penting untuk membangun percepatan komunitas ASEAN di Indonesia.

"Keterlibatan pihak akademisi akan efektif mempercepat proses dalam membangun komunitas ASEAN di Indonesia,"katanya.

Dalam konteks itu, lanjut dia, hasil kajian akademisi dapat memberi sumbangsih bagi pemerintah serta sekretariat ASEAN di Indonesia dalam mengambil berbagai kebijakan.

"Riset-riset yang akan dilakukan oleh kalangan akademisi di UGM dapat menjadi rujukan pemerintah serta sekretariat ASEAN yang selama ini justru masih memanfaatkan hasil riset dari negara-negara luar seperti Jepang," katanya.

UGM, tambah dia, dalam hal itu juga akan memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan kerja sama dalam berbagai bidang dengan perguruan tinggi dari negara anggota ASEAN lainnya.