blog-indonesia.com

Senin, 12 Agustus 2013

Korban Awan Panas Rokatenda Bertambah Jadi Enam

Gunung Rokatenda Dilihat dari Udara dalam Peta Topografis (Wikipedia)
Gunung Rokatenda Dilihat dari Udara (Wikipedia)
Jakarta - Pencarian, penyelamatan serta evakuasi korban akibat letusan Gunung Rokatenda di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, masih terus dilakukan hingga Sabtu (10/8) sore. Data sementara menyebutkan bahwa korban tewas akibat tersapu awan panas berjumlah enam orang, empat sudah ditemukan sedangkan dua diantaranya masih dalam pencarian. Demikian pernyataan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

"Semua korban tersapu oleh awan panas saat tidur di pantai Punge, Desa Rokirole," jelasnya.

Korban meninggal akibat terkena awan panas yaitu, Aloysius Lala, 65 tahun, Wea Lala (58), Petrus Ware (69), dan Aluysius, sedangkan korban yang belum ditemukan adalah Lengga (5), dan Pio (7).

Jumlah pengungsi, sambung Sutopo masih dilakukan pendataan sedangkan BNPB telah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk penanganan darurat. "Tim Reaksi Cepat BNPB telah berangkat tadi siang untuk memberikan pendampingan dalam penanganan darurat Rokatenda," kata dia.

Letusan gunung terdengar keras disertai semburan kerikil, abu vulkan, serta gempa vulkanik, dengan tinggi abu letusan fluktuatif antara 1500-2000 meter dari Puncak Gunung Rokatenda.

Masyarakat sekitar panik karena dilaporkan letusannya lebih besar daripada letusan sebelumnya.

Status Gunung Rokatenda masih ditetapkan Siaga oleh PVMBG dan masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 3 KM. Bupati Sikka bersama BPBD telah berada di lokasi dan melakukan penanganan darurat.

Gunung Rokatenda meletus sejak Oktober 2012, abu letusan tersebar dalam pulau bergantung arah angin. Gunung Rokatenda berada di Pulau Palue dengan diameter Pulau Palue sekitar 8 KM (radius 4 KM). Di pulau Palue saat ini bermukim sekitar 10 ribu jiwa. Kondisi pulau tersebut berbahaya karena selalu terancam dari letusan G. Rokatenda. Ketersediaan air tanah juga sangat minim dan lahan pertanian kurang subur karena lapisan tanahnya tipis.

Sejak meletus pada bulan Oktober 2012,sebanyak 782 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar  2.754 jiwa mengungsi keluar dari Pulau Palue yakni 407 KK ke Kab. Ende dan sisanya menuju ke Sikka. "BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai Rp 14,7 milyar kepada Pemda (pemerintah daerah) Ende dan Pemda Sikka untuk relokasi dan hunian tetap pengungsi," pungkasnya. (WFz)


  Gatra 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More