blog-indonesia.com

Rabu, 03 Juli 2013

Gempa Aceh berkekuatan 6,2 SR

 Gempa Aceh, Jalur Bireun-Takengon Lumpuh Total

Kementerian PU kerahkan alat berat membantu memperbaiki jalan rusak.
 

Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satgas Bencana Alam Ditjen Cipta Karya, Rabu 3 Juli 2013, menyatakan mengerahkan dua unit alat berat berupa excavator, dua unit mobil tangki air, dan 20 hidran umum untuk membantu para korban bencana alam di Banda Aceh.

"Saat ini, peralatan yang sudah tiba dilokasi dua mobil tangki air beroperasi di RSUD Bener Meriah, Banda Aceh," kata Danis H Sumadilaga, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PU, di Jakarta.

Selain itu, Danis mengatakan bahwa bantuan peralatan mobil tanki air dan 20 buah hidran umum juga di tempatkan di Bener Meriah. Sedangkan untuk peralatan berat berupa dua buah excavator, saat ini masih dalam perjalanan ke lokasi, mengingat medannya sangat sulit.

Sesuai laporan Satgas Bencana Alam Cipta Karya, saat ini, Kementerian PU masih memiliki stok peralatan di Medan, Sumatera Utara berupa lima unit mobil tangki air, 40 unit hidran umum, dan 40 WC knock down yang sewaktu-waktu siap dimobilisasi.

Kondisi jalan

Sementara itu, data yang dihimpun dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) I Medan, kondisi ruas jalan nasional yang rusak yakni Ruas Bireuen-Takengon KM 94 (sekitar 6 kilometer dari Takengon) lumpuh macet total dan terjebak longsoran akibat gempa susulan.

"Selain itu, beberapa titik longsor di sta 90-95 lainnya, kondisi jalan Bireun Takengon pasca-gempa semakin parah. Ada dua titik longsoran di KM 82, tetapi bisa dilalui kendaraan km 91 + longsoran di km 82," tutur Kepala BBPJN, I Medan Wijaya Seta, dalam keterangan tertulisnya.

Lima titik lagi longsoran pada km 93-94 memakan separuh bahu jalan, tetapi masih bisa dilalui sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan saat ini sedang diupayakan pembersihan agar tidak mengganggu lalu-lintas.

"Saat ini, kami sedang menangani KM 93 dari arah Takengon, masih ada dua titik yang kondisinya berat," ujar Wijaya.

Dia menambahkan, badan aspal jalan terjadi retak berongga dua centimeter dan pada bahu jalan berongga 10 cm. Selain itu, KM 91 + 800 dapat dilalui tapi masih rawan longsoran.

Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera I, saat ini menurunkan tim untuk memantau kondisi insfrastruktur sumber daya air guna penanganan lebih lanjut.

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga kini sudah 22 orang dilaporkan meninggal dunia dan 210 orang luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 SR.

 Aceh Digoyang Gempa, PLN Pulihkan Gangguan Jaringan Listrik 

Gempa berkekuatan 6,2 SR menggoyang Aceh Tengah, Selasa 2 Juli 2013. 

Manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan beberapa jaringan listrik terganggu akibat gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter yang menggoyang Aceh Tengah, Selasa 2 Juli 2013. Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, Rabu 3 Juli 2013, mengatakan, perusahaan saat ini tengah berupa memulihkan gangguan listrik itu.

"Kerusakan yang terdata itu saluran listrik utama dan menengah, yang ke arah Korda Angkup. Ini yang terganggu," kata Nur dalam pesan tertulisnya kepada VIVAnews.

Pamudji mengatakan, gangguan di daerah Takengon itu menyebabkan adanya pemadaman listrik untuk 9.200 pelanggan. Lalu, ada jaringan SUTM yang ke arah Korea Blang Mancung di kabupaten tersebut, juga mengalami gangguan karena bukit longsor.

"Ini menyebabkan pemadaman untuk 3.400 pelanggan," ujarnya.

Sementara itu, dia menjelaskan, empat unit trafo di daerah Takengon terganggu, dan menyebabkan pemadaman listrik bagi 1.500 pelanggan. Satu unit trafo di daerah Janarata, tepatnya di Sp Teritit, Bener Meriah, Aceh Tengah, juga mengalami gangguan. Kondisi ini membuat 1.200 pelanggan bergelap gulita di daerah itu.

Menurut Pamudji, kini perusahaan pelat merah tersebut tengah memperbaiki aliran listrik ini. "Semuanya sedang dipulihkan," kata dia.

Seperti diketahui, kemarin, gempa menggoyang daerah Serambi Mekkah. Gempa susulan sempat terjadi malam hari, yakni pertama pada pukul 20:55 WIB dengan kekuatan 5,5 SR, berlokasi di 27 kilometer barat daya Kabupaten Bener Meriah dengan kedalaman 10 kilometer.

Sementara itu, gempa kedua terjadi pukul 22:36 WIB dengan kekuatan 5,3 SR, berlokasi di 26 km barat daya Kabupaten Bener Meriah dengan kedalaman 10 kilometer.

Akibat gempa ini, puluhan orang tewas dan ada yang mengalami luka-luka. Dari 22 orang yang tewas, 10 berasal dari Aceh Tengah dan 12 lainnya dari Kabupaten Bener Meriah.

Sementara itu, dari 210 orang yang terluka, 140 merupakan warga Aceh Tengah dan 70 lainnya warga Bener Meriah. Mereka yang terluka dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat dan puskesmas.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memperkirakan, 1.500 unit rumah rusak, termasuk masjid, meunasah, dan kantor pemerintah.

Beberapa ruas jalan juga longsor. Lokasi pengungsian di Aceh Tengah tersebar di 10 titik. Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten Bener Meriah masih didata. Di daerah ini juga mengalami gangguan listrik dan telekomunikasi.(art) 

 Jaringan Operator Sempat Terganggu

Terjadi kelangkaan suplai listrik di satu BTS, dekat lokasi gempa.

Selasa, 2 Juli 2013, telah terjadi musibah gempa bumi yang berkekuatan 6,2 SR yang terjadi pada jam 14:37 WIB, berpusat di Bener Meriah, Aceh Tengah.

Setelah itu, terjadi lagi gempa susulan berkekuatan 5,5 SR, menggetarkan daerah yang berada sekitar 27 kilometer sebelah barat daya Bener Meriah. Pusat gempa berada di kedalaman 10 Km.

Tak lama setelah kejadian, Kementerian Kominfo telah melakukan koordinasi dengan para komunitas telekomunikasi. Dapat dilaporkan bahwa, 10 menit setelah terjadinya gempa bumi hingga sekitar dua jam berikutnya, terjadi lonjakan trafik telekomunikasi yang cukup tinggi, baik yang incoming maupun outgoing.

"Itu sangat dimungkinkan karena terjadi komunikasi antaranggota keluarga, koordinasi antarinstansi, koorrdinasi lintas internal media, dan berbagai komunikasi lainnya," ujar Gatot S Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, dalam keterangan tertulis.

"Komunikasi telekomunikasi sempat terganggu adalah benar, namun tidak sampai terputus total, dan tidak ada kerusakan infrastruktur telekomunikasi yang berarti," tambahnya.

Dia menjelaskan, gangguan komunikasi semata-mata hanya karena sempat terjadi kelangkaan suplai catu daya listrik di satu BTS saja, berada tidak jauh dari lokasi gempa bumi. Namun, kemudian dapat di-back up dengan penggunaan genset dan baterai yang tersedia.

Namun, tidak disebutkan pada layanan seluler apa gangguan sempat terjadi. "Kami akan terus melakukan monitoring dan koordinasi dengan para komunitas telekomunikasi terhadap komunikasi," ucap Gatot.

Sementara itu, XL Axiata dalam keterangan pers melaporkan, jaringannya aman dan bisa digunakan normal oleh pelanggan. Layanan telekomunikasi via XL juga bisa dimanfaatkan oleh aparat yang melakukan tugas penanganan bencana.

Di wilayah Takengon dan Bener Meriah, terdapat 11 BTS XL yang beroperasi, yang semuanya di-backup oleh genset sehingga telekomunikasi bisa tetap berjalan.

"Tim XL di NAD, bersama-sama turun langsung ke wilayah yang memerlukan bantuan. Perangkat Telepom Umum Gratis (TUG) sudah dipasang di daerah Pasar Sukaramai, serta membagi kartu XL ke masyarakat di sepanjang perjalanan dari Lhokseumawe ke Kab Bener Meriah," ujar VP West Region XL, Bambang Parikesit.


  Vivanews  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More